5

15.4K 567 4
                                    

Semua orang yang berada disana tampak terkejut, ketika mendengar duara berat dari seseorang.

"Ada apa ini?" Tanya Davin.

Davin keluar dari dalam ruangan, ketika mendengar suara yang sangat tidak asing berteriak memanggilnya.

Davin menatap seorang gadis yang kini sedang dicengkal oleh security nya.

"Maaf Pak, nona ini sudah mengganggu" Ucap salah satu security itu

"Davin tolongin gue" Ucap Amoza dengan nada lembutnya.

"Lepaskan dia" Titah Davin.

Semua orang yang mendengar itu langsung menatap tak percaya kearah gadis itu.

Dipikiran mereka saling mempertanyakan, apa hubungan bosnya dengan gadis ini?

"Ikut saya" Ajak Davin kepada Amoza.

"Lanjutkan perkejaan kalian kembali" Titah Davin kepada seluruh karyawannya.

"Maaf nona saya tidak tahu" Ucap Para security itu sambil menunduk.

"Iya udah udah gapapa, lanjutin aja kerjaan kalian"

"Terimakasih nona, sekali lagi kami meminta maaf, permisi" Ucapnya lalu meninggalkan Amoza.

"Ikut saya Amoza" Ucap Davin

Amoza mengikuti setiap langkah Davin. Hingga mereka tiba disebuah ruangan yang sangat luas dan mewah, terdapat sebuah sofa dan juga meja kerja disana.

"What?" Kagetnya saat melihat sebuah foto besar yang terpajang di dinding ruangan itu.

"DAVINDRA ALEO MAHERAA" Teriaknya.

Yang membuat Davin langsung menatapnya.

"Ada apa?"

"Lo kenapa pajang wajah gue segini besar nya, busettt"

"Karena saya selalu merindukanmu"

"Bisa bisanya lo pajang wajah gue tanpa izin" Omelnya

Sementara itu Davin sama sekali tidak mendengarkan gadisnya itu.

Ia malah menatap gadisnya, beberapa kali ia menelan ludahnya susah payah.

Seorang gadis yang kini sedang berdiri dihadapannya terlihat sangat seksi.

Dengan pakaiannya yang hanya memakai hotpants jeans dan sebuah cardigan panjang yang menutupi tanktop nya.

Dengan rambut yang dibiarkan terurai, dan sedikit acak-acakan akibat kejadian tadi.

"Lo kenapa liatin gue kayak gitu hah?!" Ucap Amoza saat melihat tatapan yang tidak biasa dari mata Davin.

Tanpa menjawab Davin pun membuka jasnya, lalu ia ikatkan pada pinggang gadisnya itu.

Jasnya itu membuat paha mulus dari gadis itu sedikit tertutupi.

"Apaansi lo?"

"Pakai atau tidak saya akan lakukan hal lain kepada mu" Ucapnya yang langsung membuat Amoza menelan ludahnya.

"Kenapa kamu mendatangi kantor saya?" Tanya Davin.

"Lo ga nyuruh gue duduk dulu gitu?Lo ga ngasih gue minum dulu gitu? Setelah gue berantem tadi"

"Silahkan duduk, nanti saya akan minta tolong untuk ambilkan minum kepada karyawan saya" Ucap Davin.

Amoza tampak memikirkan sesuatu, lalu sudut bibirnya terangkat sedikit.

"Davin, kenapa ga lo aja yang buatin gue minum. Gue pengen ngerasain minuman yang diracik langsung sama lo" Ucap Amoza dengan suaranya yang sedikit manja.

Davin menatap gadisnya aneh.

Kenapa sikap dari gadisnya itu selalu berbeda-beda setiap saatnya.

"Saya tidak bis—"  Ucapannya terpotong saat Amoza langsung memalingkan wajahnya.

"Lo tega sama gue" Ucap Amoza sambil mendengus kesal

"Padahal gue dateng karena gue mau ketemu sama lo, tapi lo tega sama gue, kalau gitu gue mendingan balik aja" Ucapnya sambil beranjak dari duduknya.

"Tunggu" Tahan Davin saat melihat Amoza yang melangkahkan kakinya hendak keluar.

"Apa lagi?"

"Saya akan buatkan kamu minum, tunggu disini jangan kemana-mana" Ucap Davin

Lalu Davin pun berjalan keluar dari ruangan itu untuk membuatkan gadisnya itu minuman.

"Yes yes yes, berhasil" Senangnya

Amoza berhasil mengerjai pria itu. Ia akan perlahan terus membuat pria itu mengikuti setiap permintaannya.

Dengan begitu pria itu akan merasa lelah dan akan membatalkan pertunangan ini.

Davin berjalan kearah dapur kantor, ia mengambil gelas yang biasa ia pakai.

Davin memasukan sebuah susu dan juga gula kedalam gelas itu. Lalu ia menuangkan air hangat dan mengaduknya.

"Pak Davin, kenapa buat minuman sendiri?Saya buatkan Pak" Ucap salah satu karyawan yang datang ke dapur kantor.

"Tidak perlu" Jawabnya singkat

"Baik Pak"

Setelah membuat minuman itu, Davin pun langsung kembali kedalam ruangannya.

Sesampainya disana, ia melihat gadisnya yang kini sedang tertidur diatas sofa.

Davin meletakkan gelas itu dengan sangat pelan.

Ia berjongkok di hadapan gadisnya itu.

Tangannya terulur untuk merapikan rambut gadisnya yang menutupi sebagian wajahnya.

Dengan tangannya yang lembut, ia mengusap puncak kepala gadisnya itu.

'Awas aja kalau lo macem macem Davin, gue getok pala lo' Batin Amoza.

Sebenarnya Amoza hanya berpura-pura tertidur, ia hanya ingin melihat reaksi kesal dari Davin yang sudah capek-capek membuatkannya minuman.

Davin yang kini mendekat wajahnya kepada wajah Amoza membuat gadis itu meremas bantal yang sedang dipeluknya.

Amoza bisa merasakan hembusan napas dari Davin yang menerpa wajahnya.

'Plis gue ga kuat, kalau kaya gini' Batinnya sambil meremas kuat bantal nya.

Kini hidung mereka sudah bersentuhan akibat Davin yang kembali mendekatkan wajahnya.

Davin mengangkat sedikit kepalanya.

"Saya tau kamu tidak tidur gadis nakal" Bisiknya













°
°
°
°
°
Typo bertebaran!

Amoza (Transmigrasi)Where stories live. Discover now