BAGIAN 1. DHASIMA BERKISAH

5.1K 134 9
                                    

Ilustrasi: Dewi Drupadi, dalam versi wayang Jawa

Jakarta, masa sekarang ...

Siang itu di tengah kemacetan ibukota, Ganes tengah mengendarai mobilnya guna menempuh perjalanan untuk menemukan sosok sang penulis buku Istana Khayalan. Pemuda yang bernama Ganesha Ekadanta itu melanjutkan petualangannya guna menulis kembali kisah pewayangan, kisah yang mulai pudar padahal sarat akan ilmu sejarah dan kisah penuh makna bahkan pelajaran politik hingga dunia percintaan yang akan menghiasi kehidupan manusia hingga akhir zaman. Akhir zaman, yang sepengetahuan Ganes sudah sangat dekat dan memaksanya untuk bertualang guna menyelamatkan segelintir manusia dari akhir dunia yang terlalu cepat dan pahit.

Dalam kemacetan, ingatan Ganes pun melayang pada Profesor Vyasa, sang penulis kisah 'Kidung Malam' yang telah disadurnya menjadi buku ketiga kisah pewayangan yang ditulis Ganes berjudul Mahacintabrata di situs Wattpad, situs karya tulis bebas bagi netizen. Sang profesor kini tengah mengalami koma, akibat stroke yang menyerangnya tepat saat Ganes tengah bersama beliau di ruang kerjanya beberapa hari lalu. Saat ini beliau pun terbaring di ICU rumah sakit dan setahu Ganes tanpa satu orang keluarga pun yang menjaganya. Namun Ganes pun terpaksa meninggalkan sang profesor dalam komanya, untuk mengikuti perintah terakhir beliau sebelum koma, yaitu menemukan penulis buku Istana Khayalan, buku yang menurut beliau adalah lanjutan 'Kidung Malam'.

Ganes sudah membaca dan meneliti buku Istana Khayalan, kisahnya sangat menarik dan sesuai petunjuk sang profesor, memang cocok sebagai lanjutan kisah 'Kidung Malam'. Bila Kidung Malam mengisahkan masa jejaka Pandawa, maka Istana Khayalan mengisahkan masa Pandawa mulai berumah tangga. Namun petunjuk yang ditemukannya di buku tersebut tentang penulisnya hanya satu, sebuah alamat email yang menjadi 'tanda air' atau water mark di setiap halaman bukunya: drew(at)yahoo(dot)com.

Ganes telah mengirim mungkin belasan email pada alamat email tersebut selama beberapa hari sambil menjelaskan segala sesuatunya sebisa mungkin, berusaha untuk bisa menemui sang penulis yang mungkin bernama Drew tersebut. Sampai akhirnya dia mendapat balasan berupa email singkat yang memintanya datang ke suatu alamat dengan membawa buku Istana Khayalan. Dan alamat itu kini membawa Ganes di kawasan yang cenderung kumuh dan padat penduduknya di daerah Manggarai. Setelah berhenti sejenak dan bertanya-tanya pada penduduk sekitar, Ganes harus memarkirkan mobilnya di sebuah lapangan dan meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri gang dan jalan-jalan kecil. Hingga tibalah dia di sebuah rumah petak yang kecil, sesuai alamat yang ditujunya.

Ganes pun mengetuk pintu, dan tak lama kemudian pintu dibuka oleh seorang wanita tua yang dari wajahnya kelihatan cukup ramah dan baik hati, menatap Ganes dengan lembut.

"Maaf, Bu. Namaku Ganes. Aku mencari seseorang bernama Drew, kami ... ehm ... berkenalan lewat email dan dia memberikan alamat ini," ucap Ganes walau ragu-ragu.

"Kau Ganes? Ayo cepat masuk!" perintah ibu tua itu dengan semangat sambil cenderung menarik Ganes ke dalam rumah. "Pakai saja sepatumu, nak!"

Pintu rumah pun segera ditutup dan Ganes yang agak kebingungan akhirnya mengikuti sang ibu duduk di ruang tamu yang sempit.

"Perlihatkan dulu buku itu padaku, nak. Buku 'Istana Khayalan'."

Ganes pun menurut dan mengeluarkan buku itu dari tasnya lalu diberikan pada sang ibu, sambil bertanya, "Apakah ibu yang bernama Drew, penulis buku ini?"

Sang ibu menerima dan menatap buku itu dengan wajah yang sulit ditebak antara haru dan sedih, lalu menjawab, "Satu per satu, ya nak. Sabarkan dirimu bila ingin tahu ..."

Lalu dia membuka-buka dan membaca sekilas isi buku tersebut dengan ekspresi seolah penuh kerinduan, seperti kerinduan seorang ibu pada anaknya, lalu tampak matanya mulai berkaca-kaca. Ganes pun membisu sambil memperhatikan, mencoba sabar sesuai perkataan sang ibu.

MAHACINTABRATA 4: ARJUNA MASIH MENCARI CINTAWhere stories live. Discover now