BAGIAN 15. KANGSA ADU JAGO

1.2K 60 0
                                    

Ilustrasi: Komik jaman dulu berjudul Kangsa Adu Jago

"HEI! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU?"

Narayana berseru dan sosoknya tiba-tiba ada di hadapan Arjuna dan Subadra yang terkaget-kaget. Belum sempat dijelaskan Narayana sudah mendorong Arjuna hingga terpental ke belakang lalu menyerangnya. Arjuna pun cepat tersadar dan melayani serangan-serangan dari pemuda yang tidak dikenalinya itu, karena memang tidak pernah bertemu selama bertahun-tahun. Serangan Narayana sangat cepat dan dahsyat, sehingga mau tidak mau Arjuna harus mengerahkan segenap tenaga dan jurus-jurus andalannya untuk bisa melawan. Dalam waktu singkat mereka sudah bertarung dengan puluhan jurus dengan kecepatan yang sukar diikuti dengan mata orang biasa.

Subadra pun masih terkejut dan kebingungan melihat sergapan seseorang terhadap Arjuna, namun lama kelamaan dia mulai bisa mengenali sosok itu adalah kakaknya yang telah lama berkelana, Narayana. Dengan cemas Subadra segera berseru keras pada kedua sosok yang masih sibuk bertarung.

"Kanda Narayana! Jangan berkelahi! Orang itu Arjuna, saudara kita!"

Namun sepertinya Narayana dan Arjuna terlalu sibuk bertarung sehingga tidak mendengar seruan Subadra.

Lalu muncul pula seorang pemuda bertubuh tinggi besar yang begitu melihat pertarungan tersebut, langsung ikut bertarung dan menyerang Narayana. Dan kemunculannya dibarengi dengan datangnya pula Kakrasana di situ, yang langsung bisa mengenali adiknya Narayana sedang dikeroyok oleh dua pemuda. Dengan geram, Kakrasana pun berseru.

"Hei, kau yang tinggi besar! Akulah lawanmu, hah!"

Kakrasana pun langsung menerjang dan pertarungan pun terbagi menjadi dua. Subadra semakin kebingungan melihat pertarungan kedua kakaknya dan Arjuna serta pemuda tinggi besar itu.

Sampai akhirnya tibalah Rukma di tengah-tengah pertarungan dan begitu melihat siapa yang sedang bertarung, berserulah dia dengan lantang!

"HENTIKAN KALIAN SEMUA! KAKRASANA! NARAYANA! ARJUNA! BIMASENA!"

Mendengar namanya masing-masing dipanggil oleh orang yang mereka kenal, keempat pemuda itu pun menghentikan pertarungan. Untunglah tidak ada yang terluka berat, karena tampaknya pertarungan memang seimbang.

"Apa yang terjadi di sini? Mengapa kalian berempat bertarung dengan saudara kalian sendiri?" Tanya Rukma dengan gusar.

Keempat pemuda tersebut berpandangan dan mencoba saling mengenali sosok lawannya. Tentu saja mereka juga bingung karena sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu dan perawakan mereka pun sudah berubah menjadi sosok pemuda. Akhirnya Narayana mulai berkata.

"Maafkan aku. Aku tadi yang memulai menyerangmu karena aku sangka kau adalah anak buah Kangsa sedang macam-macam dengan adikku. Tentunya engkau adalah Arjuna." Narayana pun mendekati Arjuna lalu menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Arjuna pun menyambut uluran tangan Narayana dan balas memeluk Narayana, sebagai tanda persaudaraan dan rasa rindu setelah mereka terpisah bertahun-tahun.

"Aku pun minta maaf, Kanda Kakrasana," ucap Bimasena sambil menjulurkan tangan yang disambut jabatan Kakrasana dengan hangat.

Subadra pun kemudian bergabung dengan keempat saudaranya dan pamannya itu dengan lega. Dia pun mengomeli Narayana, "Kanda Narayana ini membuat kekacauan saja, tanpa menunggu penjelasan main berkelahi saja."

Narayana tersenyum jahil sambil berkata, "Maafkan aku, dinda Subadra. Aku curiga karena seumur hidup aku belum pernah melihat sosokmu berada begitu dekat dengan seorang lelaki. Makanya aku mengira yang aneh-aneh."

Wajah Subadra pun memerah, untung kegelapan hutan bisa menyembunyikannya. Dengan gemas tangannya secara sembunyi-sembunyi mencubit pinggang Narayana sekuat-kuatnya.

MAHACINTABRATA 4: ARJUNA MASIH MENCARI CINTAWhere stories live. Discover now