Ilustrasi: Gatotkaca, Otot Kawat Tulang Adamantium :D
Bima terbangun sejenak dari tidur lelapnya yang kemarin-kemarin jarang dirasakannya karena sibuk memikirkan bayinya, Gatotkaca. Dalam kegelapan dirabanya sisi ranjang tempat istrinya, Arimbi tidur, namun sang istri tidak ada. Bima pun bangkit dan duduk di ranjangnya, dalam remang-remang dilihatnya sosok istrinya itu sedang berada di samping ranjang kecil tempat tidur bayi mereka, Gatotkaca. Bima pun bergerak perlahan mendekati istrinya, tanpa bersuara agar tak membangunkan Gatotkaca.
Cahaya bulan yang menyinari istana Pringgandani malam itu, menembus sela-sela gordin di jendela menampakkan wajah Dewi Arimbi yang sedang tersenyum bahagia sambil menatap bayinya yang akhirnya bisa tertidur lelap. Bahkan sebenarnya sudah berjam-jam Arimbi hanya berdiam diri sambil menatap wajah Gatotkaca yang sedang tidur itu. Sampai akhirnya sentuhan Bima di pundak Arimbi menyadarkannya.
"Kau tidak tidur, sayang?" bisik Bima.
Arimbi lalu menoleh kepada Bima sambil menggeleng.
"Kau harus beristirahat, sebelum bayi Gatot terbangun karena lapar dan meminta air susu ibunya," bujuk Bima.
"Iya sayang, sebentar lagi," jawab Arimbi sambil kembali menatap bayi Gatotkaca, bayi yang sejak lahir sudah memiliki rambut yang bergelung bundar itu.
Bima pun ikut menatap Gatotkaca sebentar, lalu merapikan bantal dan guling serta membetulkan selimut di ranjang Gatot. Arimbi lalu menggandeng lengan suaminya itu dengan penuh kasih sayang sambil berbisik.
"Anak kita tampan sekali ya, sayang?"
"Iya."
"Mirip ayahnya."
"Tentu saja."
Arimbi tertawa pelan.
"Sssttt. Jangan ribut, dinda. Nanti Gatot terbangun."
Walaupun tampak enggan, Bima pun menarik Arimbi perlahan ke tempat tidur.
"Ayo, kau juga butuh tidur, dinda."
"Aku menyayangimu, Kanda."
"Aku juga menyayangimu, Dinda."
Kedua ayah dan ibu bayi Gatotkaca itu pun berpelukan dalam tidur mereka yang penuh kebahagiaan, kemudian bermimpi mengenai perjumpaan awal mereka yang membuat keduanya jatuh cinta.
Kurasakan ku jatuh cinta
Sejak pertama berjumpa
Senyumanmu yang selalu menghiasi hariku
Kau ciptaanNya yang terindah
Yang menghanyutkan hatiku
Semua telah terjadi
Aku tak bisa berhenti memikirkanmu
Dan ku harapkan engkau tau
Kau yang kuinginkan
meski tak ku ungkapkan
Kau yang kubayangkan
Yang slalu kuimpikan
Aku jatuh cinta
Tlah jatuh cinta
Cinta kepadamu
ESTÁ A LER
MAHACINTABRATA 4: ARJUNA MASIH MENCARI CINTA
Ficção históricaPandawa telah menemukan cinta namun mereka harus membaginya berlima, sesuai dengan sabda ibu mereka, Dewi Kunti dan petunjuk dari kakek mereka, Begawan Abiyasa yang mengatur bahwa setahun sekali Drupadi harus bergilir suami dan dianugrahi kembali ke...