BAGIAN 18. DRIVE MYSELF CRAZY

1.5K 70 0
                                    

Ilustrasi: Gatotkaca, dalam versi wayang Jawa

Pada akhirnya kepulangan Dewi Subadra ke Mandura pun agak mengurangi prahara perasaan yang mengguncang Arjuna pada khususnya, walau efeknya juga mempengaruhi rumah tangga Pandawa dan Drupadi. Perubahan sikap pun tidak kuasa dicegah di antara Arjuna dan Drupadi yang mulai menjaga jarak karena menyadari ada masa lalu Arjuna yang masih mengganjal di antara mereka. Sudahlah rumah tangga Pandawa dipenuhi aturan yang memusingkan, ditambah rumitnya cinta masa lalu tentu menambah beban pikiran yang tidak sedikit bagi mereka.

Mengetahui persoalan pelik tengah didera oleh adiknya, suatu waktu di sela-sela kegiatan wajib mereka dalam mengurus kerajaan atau pun melatih pasukan, Bima pun berusaha menghibur Arjuna.

"Adik, kau baik-baik saja?" tanya Bima sambil ditepuknya bahu adiknya yang sakti fisiknya namun sedang sakit hatinya itu.

"Entahlah, Kanda," jawab Arjuna.

"Tapi kulihat kau masih bertugas dengan baik, adik. Beberapa kali juga Kanda Yudhistira memuji kecakapanmu melatih tentara Indraprasta yang semakin tangguh dan solid."

"Terimakasih atas pujian Kanda," sahut Arjuna.

"Jangan terlalu memaksakan, adik. Kau akan kelelahan nanti bila siang malam terus bekerja dengan sedikit beristirahat dan jarang makan."

"Baiklah, Kanda," sahut Arjuna lagi dengan tatapan menerawang.

Bima melipat kedua tangan di dadanya, tahu bahwa Arjuna tidak mendengarkan dengan baik. Lalu berkata lagi.

"Jangan pula menghindari Drupadi terus-terusan, adik. Bisa kan?"

Arjuna tersentak sejenak, lalu berkata mengelak, "Aku tidak..."

"Kau tidak pernah lagi makan malam bersama kami, keempat saudaramu dan Drupadi, dengan berjuta alasan. Sesibuk apa pun dirimu, Drupadi tidak pantas kau hiraukan seperti itu."

Arjuna tertunduk, tidak mampu mengelak lagi.

"Kanda Yudhistira bukannya tidak menyadari, tetapi dia menghargai perasaanmu. Aku menegurmu pun bukan atas perintahnya. Tetapi sebelum persoalannya berlarut-larut aku harus mengingatkanmu."

Arjuna akhirnya menyahut, "Tentu saja. Maafkan aku, Kanda Bima."

"Bagus, kau harus bisa memperbaiki perilakumu yang berubah akhir-akhir ini. Kalau begitu aku pamit dulu, adik."

"Tunggu, Kanda," sergah Arjuna menahan kepergian Bima.

"Ada apa?"

Arjuna tertegun sejenak, lalu bertanya, "Bagaimana dengan istrimu terdahulu, Dewi Arimbi?"

Bima balik bertanya, "Ada apa memang dengan Arimbi?"

"Apakah kakak Arimbi bisa menerima bahwa kau akan menikahi Drupadi kelak?"

"Mau tidak mau dia harus menerima, karena itu sudah keputusan bersama dari para tetua dan ibunda Kunti, bukan?"

Arjuna pun termenung kembali, lalu menyahut, "Baiklah, Kanda. Semoga Kanda dan Arimbi selalu baik-baik saja."

"Terimakasih, adik. Beberapa saat lagi dinda Arimbi yang sedang mengandung tentu akan segera melahirkan. Aku akan segera menjadi ayah, adik."

"Ah, tentu saja. Aku sendiri lupa, Kanda. Kapan Kanda akan berangkat ke Pringgandani?"

MAHACINTABRATA 4: ARJUNA MASIH MENCARI CINTAWhere stories live. Discover now