06- Jangan sakit

6.7K 692 21
                                    

____

Kata orang benci sama cinta itu hanya beda tipis.

-SISKA

-SISKA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^¤^

"Baik anak-anak kalian pemanasan dulu, kalau sudah selesai panggil Bapak," kata Pak Andra—guru olahraga yang mengajar di kelas Alea. Setelah mengatakan informasi tersebut, Pak Adra lantas pergi menuju kantor, meninggalkan Gita yang terlihat kesal seniri.

Alea menoleh ke samping, memperhatiakan ekspresi kesal Gita lalu kembali fokus ke depan. Namun, ujung matanya tidak sengaja melihat seseorang yang juga memakai seragam olahraga persis dengannya. Orang yang memperhatikannya tanpa berkedip, sesekali tersenyum mampu membuat Alea ingin muntah.

"Lo kenapa?" tanya Siska.

Alea tidak menjawab, tatapannya masih tertuju pada makhluk ajaib yang saat ini malah mengedipkan sebelah matanya.

"Ciee, yang lagi tatap-tatapan sama doi," goda Siska saat melihat arah pandang Alea.

Alea memutar badannya menatap tajam Siska. "Rasanya gue pengen muntah deh liat tuh anak."

"Di mana-mana cewek mau dipacarin sama Dafa."

"Tapi gue nggak ya!"

"Iyain deh yang benci banget sama Dafa. Tapi awas loh, kata orang benci sama cinta itu hanya beda tipis."

"Amit-amit, ya Allah!" kata Alea dengan ekspresi ingin muntah.

Tidak lama kemudian, Pak Andra muncul lalu mengintruksi murid-muridnya untuk mulai praktik jalan cepat.

Pak Andra masih terbilang muda untuk guru olahraga, badannya yang sispack dan juga wajahnya lumayan tampan tidak bisa dipungkiri guru yang masih single itu banyak dikagumi oleh murid cewek juga guru-guru honor muda. Namun, itu tidak berlaku untuk Gita. Menurutnya, Pak Andra adalah guru paling menyebalkan dan Gita membencinya.

***

"DAFA!!"

Dafa yang masih memperhatikan Alea di lapangan sebelah, sontak membalikkan badannya dan mendapati tatapan tajam dari Pak Genta. Dafa hanya memperlihatkan gigi putihnya ke arah guru olahraganya tersebut.

"Kamu mau ikut pelajaran saya atau hanya liatin anak kelas sebelah?!"

"Kalo bisa sih dua-duanya, Pak," balas Dafa.

Pak Genta hanya mampu menghela napas kasar, kalau ia berdebat dengan Dafa tidak akan ada ujungnya jadi ia lebih memilih diam saja dan melanjutkan penjelasan yang sempat tertunda.

Dafa kembali memperhatikan Alea, tanpa mempedulikan ocehan gurunya. Hingga matanya menyepit saat melihat Alea berjalan menjauhi lapangan sambil memegangi kepalanya. Perlahan punggung cewek itu menghilang saat masuk ke dalam ruangan yang Dafa yakini itu ruang UKS. Tanpa babibu lagi, Dafa berlari meninggalkan Pak Genta yang lagi-lagi meneriakinya.

After You (TERBIT) Where stories live. Discover now