10- Alea bahagia

5.2K 580 26
                                    

____

Alea harus tetap jadi jodoh Dafa. Kalau nggak jodoh, ntar Dafa tanya ke Bunda supaya bisa dijodohin sama Alea.

-DAFA

-DAFA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^¤^

"Pagi, calon ibu dari anak-anakku."

Dafa muncul dari pintu kelas Alea dengan senyum menawan, memamerkan gigi putihnya. Teman cewek di kelas Alea jadi senyum-senyum tidak jelas saat menyadari kehadiran Dafa. Tanpa malu, Dafa duduk di kursi Gita, tepat di samping Alea.

Alea, cewek itu baru saja ingin menyantap bekal buatan mamanya, terpaksa ia urunkan saat sang pengganggu hidupnya muncul. Kedua sahabatnya sedang ke kantin, untuk hari ini Alea tidak ikut karena ia bawa bekal dari rumah.

"Lo lagi makan, ya?" Senyum Dafa masih sama, tidak memudar sedikitpun.

"Nggak" Alea menutup bekalnya.

Dafa kembali membuka bekal Alea. "Alea makan aja, Dafa nggak bakal minta kok."

"Selera makan gue langsung ilang pas liat muka lo."

Dafa meringis, lalu lagi-lagi menyengir. "Gue tau muka gue tampan tapi nggak harus mogok makan juga, dong."

"Lo ngerti nggak sih maksud dari perkataan gue barusan?!" kesal Alea. Cewek itu menatap tajam ke arah Dafa.

"Iya gue ngerti, lo mau gue yang nyuapin, 'kan? Tinggal ngomong aja susah amat sih. Emang dasar cewek gengsinya kebangetan." Dafa menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Alea.

Alea tidak menerima sodoran Dafa, cewek itu terlihat tambah kesal. "Selain bego, keras kepala, suka seenaknya, suka gangguin idup orang, ternyata lo juga pikun ya."

Dafa memegang dadanya, menatap Alea sambil menggeleng. "Astagfirullah, Alea. Nggak baik bongkar aib orang."

"Lo bukan orang."

"Iya, gue pangeran."

Masih pagi kepala Alea sudah pusing karena kelakuan cowok sinting di sampingnya. Tidak ingin mereka berdebat panjang dan tidak bakalan ada ujungnya, akhirnya Alea memilih diam saja. Dengan kasar, Alea merebut bekalnya dari Dafa lalu menyantapnya tanpa mempedulikan keberadaan cowok itu.

Hening.

"Si dua kurcaci temen lo kemana?"

Baru saja Alea bersyukur, tapi Dafa kembali bersuara. Alea tidak menjawab, ia meneguk air mineralnya lalu kembali melanjutkan makan. Bahkan ia tidak menawari Dafa makanan, tapi biarlah, Alea juga tidak ada niatan untuk berbagi.

"Berasa lagi ngomong sama tembok gue."

Dafa melambaikan tangan di depan wajah Alea, berharap cewek itu sadar kalau dirinya masih ada. Bisa saja Alea menganggap dirinya sudah tidak ada. Amit-amit, Dafa masih pengen hidup lama, masih banyak yang ia ingin lakuin, termasuk buat Alea jatuh cinta kepadanya.

After You (TERBIT) Where stories live. Discover now