24- Menjauh

3.7K 434 24
                                    

____

Bukan berhenti berjuang, hanya saja aku kasih kamu kesempatan untuk berpikir kalau hidup tanpa aku itu sangat tidak menyenangkan.

-DAFA

-DAFA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^¤^

Semester kenaikan kelas sudah berlalu, begitu juga dengan libur semester. Kini siswa SMA Nusantara mulai memasuki kelas baru setelah kemarin menghabiskan waktunya dengan liburan. Banyak yang memanfaatkan waktu libur yang mereka dapat. Tapi tidak dengan Alea, ia hanya tinggal di rumah, menghabiskan waktunya dengan rebahan sambil baca novel—hobbi mendadak setelah dirasuki oleh novel Siska.

Alea menghembuskan napas pelan lalu mulai berjalan melewati koridor sekolah, banyak murid baru yang menundukkan kepala saat melewatinya. Sekolahnya tahun ini menerima siswa cukup banyak, berbeda dengan jumlah tahun lalu dan juga hari ini mereka menjalani masa SMA nya setelah minggu lalu mengikuti MOS.

Senyum Alea mengembang saat mendapati kedua sahabatnya sedang memperhatikan madding, mungkin mereka sedang mencari kelas baru yang akan ditempati satu tahun ke depan. Alea terus melangkah hingga kerumunan semakin mendesak karena banyak siswa mengelilingi madding.

"Gita! Siska!" panggil Alea. ia tidak bisa menerobos kerumunan jadi terpaksa ia menganggil saja kedua sahabatnya.

"Alea! kita sekelas lagi!" pekik Siska heboh setelah berhasil menghampiri Alea, cewek itu loncat kegirangan dari tempatnya, membuat pasang mata menatapnya bingung.

Gita memutar mata malas. "Nggak usah lebay, dari dulu sekolah kita memang nggak pernah ngacak kelas 12."

Siska mendengus kesal.

"Jadi kelas kita di mana?" tanya Alea, matanya memperhatikan sebagian siswa meninggalkan kerumunan setelah mengetahui kelas barunya.

"12 IPA 2."

Alea mengangguk mengerti. Mereka bertiga berjalan beriringan sambil menceritakan pengalaman waktu libur sekolah. Alea tertawa saat mendengar cerita Siska yang katanya ia tidak bisa liburan karena orang tuanya sibuk bekerja, Alea tertawa saat melihat wajah cemberut sahabatnya.

Alea berhenti menertawai Siska saat matanya tidak sengaja melihat Dafa di depan sana sedang berjalan ke arahnya. Cowok itu berjalan dengan gaya seperti biasa, baju yang tidak pernah dimasukkan ke dalam celana, dasinya ia gulung lalu disimpan di kanton baju putihnya, juga rambut yang terlihat acak-acakan, ciri khas Dafa. Tapi bukan itu yang membedakan penampilan Dafa hari ini, melainkan sesuatu yang ada di gendongannya.

Kucing?

Alea berusaha terlihat tenang saat perlahan cowok itu mendekatinya. Dafa terus berjalan santai, hingga jarak mereka hanya terpisah satu langkah. Alea memejamkan mata, tapi Dafa terus berjalan tanpa melirik ke arahnya ataupun menjahilinya seperti yang dilakukannya dulu. Alea berbalik badan, memperhatikan Dafa yang berusaha menerobos kerumunan. Alea menghela napas, lalu kembali berjalan.

After You (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang