08- Pingsan

5.8K 607 8
                                    

____

Alea terlalu spesial untuk dijadikan bahan taruhan.

-DAFA

-DAFA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^¤^

Suasana kelas Dafa masih dalam keadaan rebut karena guru belum masuk. Kelas yang dikenal nakal itu, sudah pasti kondisinya tidak karuan saat pelajaran belum dimulai. Ada yang ngumpul di pojokan dengan laptop di depan mereka yang menampilkan film korea, siapa lagi kalau bukan para cewek. Sesekali mereka berteriak tidak jelas jika oppa-oppa yang katanya tampan itu lagi gombalin pemeran cewek.

Ada juga siswa yang menyendiri dengan buku tebal di depannya, sebut saja dia siswa kutu buku. Kerjaanya setiap hari hanya berhadapan dengan buku pelajaran, tapi tidak pindah-pindah ke kelas unggulan. Tentu masih banyak lagi kegiatan yang terjadi di kelas tersebut, termasuk geng bakicot.

Dafa dkk kumpul di bangku mereka masing-masing di pojok belakang. Zidan dan Zadan lagi asyik mengunyah batagor yang mereka beli sebelum masuk ke kelas. Fadel? jangan tanyakan lagi, pasti kalian juga sudah tahu bagaimana pendiamnya cowok dingin itu. Sementara Dafa hanya fokus pada ponsel miliknya, sesekali ia tersenyum tidak jelas membuat Zidan maupun Zadan menatapnya bingung

"Lo kenapa, Daf? Dari tadi senyum senyam nggak jelas. Lagi nonton yang kagak benar ya lo?!" tuduh Zidan menatap Dafa tajam. "Eh, gue juga mau dong."

Zidan, cowok itu baru saja berdiri dari tempatnya dan ingin menghampiri Dafa, tapi diurungkan saat melihat tatapan tajam milik kakaknya yang seakan-akan ingin membunuhnya saat itu juga.

Zidan kembali duduk. Menyengir menatap Zadan. "Bercanda kali, Bang."

Zadan memutar mata malas lalu beralih menatap Dafa. "Lo nggak nonton kagak benar kan, Daf? Meski kita murid terkenal nakal. Suka bolos, suka jahili para guru, tapi lo nggak segitunya kali. Kita nggak akan ngelakuin hal begit—"

"Bacot lo!" potong Dafa, lalu mendaratkan satu jitakan ke kepala Zadan. "Gue nggak ngelakuin yang kalian pikirkan. Adik sama kakak sama aja otaknya!" Dafa kembali menatap ponselnya.

"Terus ngapain lo tadi senyum nggak jelas sambil liatin ponsel?"

"Gue lagi chattingan sama Alea."

Mendengar nama Alea di sebut, Fadel langsung menghentikan kegiatan membaca bukunya lalu menatap Dafa, namun hanya sepersekian detik. Detik berikutnya cowok itu kembali berkutik di bukunya.

"Lo serius?!" pekik Zidan.

"Nggak percaya gue," timpal Zadan.

"Kalian ngerasa remehin kemampuan gue tau gak? Nggak ada satu pun cewek yang bisa nolak gue, termasuk Alea," balas Dafa sombong.

"Masa? Bukannya dulu lo nembak dia di kantin tapi Alea nolak lo mentah-mentah." Zadan tertawa keras.

"Syalan lo! Itu baru permulaan. Gadis kayak Alea itu harus di perlakukan spesial karna dia beda dengan cewek yang lain."

After You (TERBIT) On viuen les histories. Descobreix ara