18- Dinner

3.9K 447 15
                                    

____

Apa mungkin tindakannya sudah kelewatan hingga Alea saja menginginkannya untuk hilang dari dunia.

-DAFA

-DAFA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^¤^

"MENDING LO PERGI DARI SINI, KALO BISA LO LENYAP SAJA DARI DUNIA BIAR IDUP GUE BISA TENANG! SAMPE KAPAN PUN GUE NGGAK BAKAL TERTARIK SAMA LO!" Napas Alea naik turun, setelahnya ia masuk ke dalam kelas.

Semuanya terdiam, tidak ada lagi suara teriakan atau tepuk tangan dari penonton. Keadaan menjadi hening seketika, mereka saling melirik satu sama lain. Bahkan Zidan, Zadan dan Fadel juga ikutan terdiam, menatap prihatin kearah sahabatnya. Kali ini perkataan Alea sudah di luar batas.

Dafa tidak berkutik, ia mematung di tempat, meresapi setiap perkataan yang keluar dari mulut Alea—cewek yang Dafa cintai. Semua menatap Dafa prihatin, tapi ada juga yang setuju dengan perkataan Alea.

"DAFA!!!"

Dari jauh, terlihat Bu Hana sedang berjalan ke arah kerumunan dengan penggaris terletak manis di genggamannya. Bu Hana berjalan dengan napas naik turun, menatap tajam Dafa.

Sial! Karena terlalu serius memperhatikan Dafa, Zadan dan Fadel kecolongan. Mereka tidak sadar jika Bu Hana sudah lewat di sampingnya.

Dafa segera mengambil ancang-ancang untuk berlari, dengan diiringi gelak tawa, cowok itu berlari disusul ketiga sahabatnya. Kerumuan segera bubar, takut jika mereka juga mendapatkan imbasnya.

Dafa naik ke lantai 3, disusul ketiga sahabatnya lalu turun kembali lewat tangga lain. Kemudian berhenti di tengah lapangan dan mengatur napas masing-masing. Dafa berbalik dan sudah tidak mendapati keberadaan Bu Hana.

"Gila ... tenaga gue sekarat," ujar Zidan masih berusaha mengatur napasnya.

"Kita bertiga yang lebih gila, Dafa yang dikejar malah kita juga ikutan lari." Fadel duduk, diikuti ketiga sahabatnya.

Dafa tertawa, "Lagian kalian berdua kenapa bisa kecolongan?" tanyanya ke Fadel dan Zadan.

"Gue nggak sadar Bu Hana lewat, kita terlalu serius meratapi nasib lo."

Dafa terdiam, ingatannya kembali dikejadian tadi, perkataan Alea terus berputar di kepalanya. Alea tidak pernah semarah ini sebelumnya, maksudnya amarah cewek itu tidak separah tadi. Apa mungkin tindakannya sudah kelewatan batas hingga Alea saja menginginkannya hilang dari dunia. Dafa tersenyum kecut.

"JANGAN BERANI KABUR KALIAN!" teriak Bu Hana.

Dafa ddk baru saja ingin kabur, tapi terlambat karena Pak Mamang sudah ada di depan mereka berdiri dengan mata tajam menatap mereka.

Dafa menyengir, "Ampun, Pak, kita kan besfrend."

Tapi tidak ada kata teman untuk Pak Mamang, ia tetap menyeret Dafa dan berakhirlah mereka saat ini berada di ruang BK, di depan sana Bu Hana duduk dengan cantik, menatap mereka dengan tatapan membunuh. Untuk urusan Dafa ddk maka Bu Hana yang akan tangani.

After You (TERBIT) Where stories live. Discover now