the nerd boy | 01

6.8K 425 3
                                    

Pagi buta Sheila telah sampai di sekolahannya. Ini bukanlah keinginannya melainkan perintah dari Emmi. Biasanya Sheila berangkat dan pulang bersama ketiga temannya. Tetapi mengingat kejadian kemarin, hubungannya dengan teman-temannya itu sengaja di renggangkan dengan Emmi. Ia hanya tidak mau jika Sheila berteman dengan orang yang tidak baik. Padahal Sheila sendiri yang kesannya lebih badgirl dibanding teman-temannya. 

Karena masih sangat pagi, suasana sekolahan sepi. Walaupun ada beberapa siswa, itupun karena ada kegiatan untuk mengerjakan tugas yang belum selesai ataupun melaksanakan jadwal piket.

Sheila yang bosan, memilih untuk duduk di kursi panjang di pinggir lapangan basket. Biasanya kursi ini digunakan untuk tempat menonton pertandingan basket. Dengan tampang lesu Sheila duduk sembari melamun.

Tiba-tiba saja Sheila merasakan tetesan air mengenai rambut panjangnya. Setelah mengecek, ternyata benar. Itu adalah tetesan air yang berasal dari kelas atas. Kalau tidak salah, itu adalah kelas yang akan menjadi kelasnya nanti. Kelas XI A IPA, atau lebih dikenal dengan kelas unggulan. Tempat dimana siswa-siswa pintar berada. Mendengar itu saja, Sheila sudah bergidik ngeri.

Tak berpikir dua kali. Sheila segera beranjak dan membawa tasnya menuju asal tetesan air itu. Setelah sampai ke tempat tujuannya. Mata Sheila langsung menangkap sosok laki-laki dengan gaya rambut rapi. Bukan hanya itu, laki-laki itu menggunakan kacamata. Serta tangannya yang membawa gembor untuk menyirami bunga yang ada di pot dekat tembok pembatas.

Sheila mendekati laki-laki itu, lalu menarik dasi yang telah rapi menggantung di kerah baju laki-laki itu. Sontak laki-laki yang bernama Aditya Pramuja itu kaget. Mata sipit Adit menginterogasi Sheila, yang tengah memandangnya juga dengan tatapan marah.

"Kembalikan dasiku!" pinta Adit. Sheila tersenyum tipis, lantas mengorek telinganya sendiri. Takut salah mendengar kalimat laki-laki di hadapannya.

"Apa lo bilang?" tanya Sheila meremehkan.

"Kembalikan dasiku!" ulang Adit sebal. Sheila tersenyum tipis. Baru kali ini ia bertemu dengan laki-laki semacam Adit. Terlihat sangat kuno memang. Dari penampilannya saja, terlihat cupu.

"Kalau gue nggak mau gimana?" Tanya Sheila sambil melayang-layang kan dasi Adit.

"Itu punyaku. Apa hak kamu untuk mengambilnya?"

Sheila berdecih. "Gue sebenernya males berurusan sama cowok cupu kayak lo!"

Adit menatap Sheila spontan. Ia agak familiar dengan wajah Sheila. Adit berpikir keras, lalu ia berhasil mengingatnya. Kalau tidak salah, Adit pernah melihat Sheila sebelumnya. Ah iya, kalau tidak salah Adit sering melihat Sheila di ruang BK.

"Cih, lo punya mata nggak sih!" bentak Sheila. Adit yang diam langsung kaget.

"Pu ... punya kok. Maksud kamu apa sih?" timpal Adit. Sheila menggertak dan mengepalkan tangannya marah.

"Lo lihat rambut gue!" titah Sheila. Adit menurut, lantas melihat rambut panjang Sheila yang tergerai tapi sedikit basah.

"Rambut gue basah. Gara-gara air sialan lo tau gak!" sebal Sheila.

Adit menundukkan pandangannya sejenak. Lalu menatap Sheila penuh arti. "Aku minta maaf ya." Sheila mengukir senyum smirk  nya sembari melipat tangannya angkuh.

The Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang