the nerd boy | 24

2.5K 190 2
                                    

Hari ini Sheila berangkat sekolah lebih awal daripada biasanya, ia diantar oleh sopir pribadinya. Dengan langkah semangatnya ia berjalan menyusuri koridor setiap kelas yang masih sepi. Sheila berharap jika Adit masuk kelas hari ini, disaat Sheila memasuki kelas ada teman sekelasnya yang membawa sebuah surat.

"Pagi, Sheila." Sapa Rahma, seorang cewek yang tak segan menyapa Sheila. Mungkin hanyalah Rahma disini yang sedikit akrab dengan Sheila.

"Itu surat apaan?" tanya Sheila penasaran.

Rahma menatap surat yang dipeganginya. "Oh ini, suratnya Adit. Dia gak masuk hari ini."

Jujur Sheila yang mendengarnya agak sedikit kecewa. Kemarin saja Adit berkata dengannya jika Sheila harus segera masuk kelas. Tapi lihatlah, Sheila masuk sekolah namun Adit yang berganti tidak masuk sekolah. Sungguh sangat menyebalkan!

"Kalau boleh tahu, kenapa lo yang bawa suratnya?" selidik Sheila.

"Karena rumah gue gak jauh dari rumahnya Adit," jelasnya.

"Terus kenapa Adit gak masuk kelas?" tanya Sheila lagi yang membuat Rahma menjadi bingung. Memangnya Sheila belum tahu kalau sekarang acara pernikahan Bundanya Adit? Tapi jika Rahma pikir lagi, mungkin Adit sendiri yang menyembunyikan semua ini. Mengingat betapa lekatnya hubungan Rebecca dengan Sheila, dan betapa tidak sukanya Sheila terhadap Adit. Kini Rahma mulai mengerti akan keadaan ini.

"Gue gak tahu pasti sih, tapi kayaknya ada acara keluarga deh," cengir Rahma. Sheila ber'oh ria.

"Bagus deh. Muak gue lihat mukanya Adit," gumam Sheila masih terdengar oleh Rahma.

                                     
⋆⋆⋆

"Entar kalau Sheila tanya kenapa Rebecca gak masuk. Lo jawab aja dia sakit, ok?" komando Nessa memberitahu.

Jessica mengernyitkan dahinya bingung, "Lho kok gitu sih? Rebecca kan baik-baik aja, dia juga gak sakit. Bukannya Rebecca gak masuk gara-gara ada acara pernikahan ya?"

Nessa menggeram, ia mencubit lengan Jessica lumayan keras. Hal itu membuat  Jessica kesakitan dan meringis. "Ihh sakit, Ness."

"Makanya kalau bicara itu dijaga, bego." Tutur Nessa melototi Jessica yang membuatnya takut.

"Iya iya, maaf deh memang nih mulut minta di sumpel," rutuknya.

Nessa memutar mata malasnya, ia lelah meladeni Jessica yang kelewat tolol. "Intinya lo entar jaga tuh mulut. Kalau perlu gak usah bicara sekalian," ingat Nessa.

Jessica mengerucutkan bibirnya tak terima, "Gak bisa gitu dong. Gunanya mulut tuh buat bicara, Ness."

"Hai, girls!" cengir Sheila menghampiri Nessa dan Jessica di kantin. Sekarang adalah jam istirahat.

Tanpa sepengetahuan Sheila, Nessa menginjak kaki Jessica. Lalu melototi Jessica seakan memperintahkan untuk tetap diam. Jessica meneguk salivanya dalam-dalam, kali ini ia tidak mau keceplosan seperti kemarin.

"Lho si Rere kok gak ada?" tanya Sheila.

"Oh itu ... Rebecca gak masuk." Jawab Nessa mencoba menjelaskan.

Sheila menggaruk rambutnya yang tidak gatal, mengapa Rebecca tidak masuk sekolah bisa sama dengan Adit?

"Memangnya Rebecca kemana?" tanyanya lagi.

"Sakit," timpal Nessa.

Sheila mengerutkan dahinya, "Kalau gitu nanti pulang sekolah. Kita jenguk yuk," ajaknya.

Nessa menggeleng tidak setuju, "Gak usah lah, Shel. Palingan tuh anak juga udah sembuh."

Sheila merasa jika ada hal yang disembunyikan. "Memangnya kenapa? Kemarin gue sakit juga kalian jenguk kan?"

The Nerd BoyWhere stories live. Discover now