the nerd boy | 10

3.5K 256 3
                                    

Senyap. Keadaan kelas XI A IPA saat ini, sekarang jadwal Pak Madja mengajar, seorang guru yang killer. Bahkan Sheila yang biasanya membuat rusuh ikut diam, karena cewek itu tengah tertidur. Awalnya Adit ingin membangunkan Sheila, tapi niatnya itu ia urungkan dengan memperhatikan Pak Madja yang tengah menjelaskan materi.

"Jadi, Bapak mau kalian buat tugas ini menjadi kelompok."

"Saya akan menentukan kelompoknya. Dan Senin depan harus sudah dikumpulkan!" Tegas Pak Madja, para siswa hanya dapat mengiyakan.

"Sekar kamu tulis ini di papan tulis, ya! Bapak mau keluar sebentar." Kata Pak Madja selesai menulis beberapa kelompok. Sekar selaku sekretaris kelas, menulis lembaran yang diberikannya itu di papan tulis.

Sheila yang sayup-sayup mendengarkan suara orang sekitarnya cukup berisik, membuatnya membuka mata. Sheila bangun dari tidurnya, ia meregangkan otot-ototnya. Lalu melihat Adit yang duduk di sampingnya tengah mencatat. Mata Sheila menuju ke depan, tidak ada Pak Madja disana. Bagus kalau begitu, pikir Sheila.

"Pak Madja kemana?" tanya Sheila pada Adit.

Adit yang mendengar suara Sheila menghentikan kegiatannya sejenak. "Mau keluar sebentar."

Sheila mangguk-mangguk, tatapannya menuju papan tulis. Di sana ada beberapa pembagian kelompok. "Itu apaan?"

Adit menghela napas, lalu menghentikan kegiatannya lagi. Menatap Sheila dengan wajah bantalnya itu.

"Apanya?" Dengan malas Sheila menunjuk ke arah papan tulis.

"Makanya jangan tidur saat jam pelajaran," sindir Adit. Sheila memutar mata malasnya.

"Itu pembagian kelompok, Shel. Oh iya kita juga satu kelompok loh. Ada Chika, Rizal sama Rahma." Jelas Adit panjang lebar.

"Gak tanya gue. Emang penting banget ya?"

"Kan tadi kamu tanya, ya udah aku jawab. Kalau kamu tanya itu penting apa gak. Menurut aku itu penting banget. Kan itu tugas." Sheila menatap Adit dengan tatapan kesalnya. Percuma, ia berbicara dengan Adit. Mood nya yang buruk bertambah jadi buruk.

"Nah berhubung tadi Pak Madja bilang kalau tugasnya harus dikumpulin besok Senin. Jadi mau gak mau kita harus kerjain secepatnya. Kita cuma ada waktu dua hari loh, hari ini sama besok Minggu," jelas Adit.

"Udah nge-bacot nya?" elak Sheila.

Adit menghela napas lagi. Padahal ia tidak berniat untuk mendumel, niatnya kan baik. Menjelaskan kepada Sheila yang tidak tahu apa-apa.

"Gue pusing. Mau ke kantin," ujar Sheila. Tapi ia malas, tubuhnya berat ingin beranjak ke sana.

"Jangan!" cegah Adit.

"Nanti kalau ada Pak Madja gimana? Udah di kelas aja. Bentar lagi juga bakalan istirahat kan?" ucap Adit. Sheila hanya diam tak merespon, ia juga malas ke sana.

"Jadi kamu bisa gak ikut kerja kelompok?" tanya Adit.

"Emangnya harus banget ya gue ikut?" ketus Sheila.

"Kamu gak mau dapet nilai? Nanti kalau nilai kamu jelek, gak naik kelas, kan aku jadi kasihan." Celoteh Adit terkekeh. Sheila yang sudah kesal dengan dumelan Adit yang unfaedah baginya itu, langsung memukul Adit tepat punggungnya. Alhasil Adit meringis kesakitan.

"Sakit, Shel. Emang nya aku salah apa sih sama kamu? Galak bener."

"Salah lo? Banyakk."

"Yaudah, maaf ya." Sheila hanya diam.

Adit menatap Sheila lagi, wajah cewek itu sangat lesu. Adit jadi iba melihatnya. "Kalo kamu mau ikut, besok kan hari Minggu. Ke rumah aku jam sepuluh, kita ngerjain sama-sama."

The Nerd BoyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora