the nerd boy | 09

3.2K 238 7
                                    

"Kenapa gue dipanggil kesini?" ketus Sheila tak suka. Bagaimana ia tak kesal? Sheila yang tadi makan bersama temannya, kini harus berada di ruangan BK. Pamannya, Ridho membawanya ke ruangan ini.

"Bahkan setelah kamu melakukan kesalahan masih bertanya apa kesalahan kamu?" Tanya Ridho dengan suara keras, membuat Sheila agak tersentak. Sheila menghembus napas, mencoba mengingat kesalahan apa yang dibuatnya.

"Nggak tuh. Emang Sheila buat kesalahan apa?" tanya Sheila tak suka. Seketika itu Adara memasuki ruangan BK. Sheila melihat Adara dengan tatapan sinisnya, ia agak risih melihat cewek itu.

"Sini Adara." Titah Ridho menyuruh Adara duduk di depannya. Hal itu sukses membuat Sheila melototkan matanya, ia adalah keponakannya yang sedari tadi disini. Tapi Pamannya itu lebih menyuruh Adara agar duduk. Sheila benar-benar benci semua ini.

"Makasih Pak," ucap Adara.

"Tadi Adara lapor ke saya, kalau kamu membuat onar lagi." Sheila mendelik, memangnya ia berbuat apa?

"Kamu yang menyelakai Adit kan? Dan kamu yang naruh paku di sepatunya?" selidik Ridho. Sheila terpaku mendengar nya, jadi ia dipanggil kesini hanya untuk perbuatannya itu saja? Cih, dasar memang.

"Iya Sheila ngelakuin itu. Toh Adit juga gak papa," ujar Sheila santai.

"Gak papa kamu bilang?! Kakinya terluka dan itu semua gara-gara kamu!" sahut Adara kesal. Sheila menatap cewek itu, berani-beraninya ia berbicara seperti itu.

"Eh lo gak usah ikut campur deh!" ketus Sheila.

"Tapi kamu udah keterlaluan!" balas Adara.

"Dasar lo. Emang lo siapa hah? Berani ya lo bicara gitu sama gue!" ujar Sheila marah.

"Adit sakit gara-gara kamu. Ya aku gak bisa diem aja lah," timpal Adara kesal.

"Emang lo siapanya Adit, hm?" remeh Sheila.

"Aku temannya, wajar dong aku khawatir. Trus kamu siapanya coba? Enak banget jahatin orang," sindir Adara pedas. Sheila membisu, andai cewek di depannya itu tahu alasan Sheila melakukan semuanya.

"Udah diam kalian!" Bentak Ridho memijat pelipisnya. Sheila dan Adara langsung diam.

"Kamu Sheila, minta maaf sama Adit. Adara kamu kembali ke kelas!" perintah Ridho. Adara meninggalkan ruangan, menyisakan Sheila dan Ridho. Sheila yang kesal duduk di depan Pamannya. Kepalanya rasanya ingin meledak.

"Ngapain kamu disini? Sana minta maaf ke Adit!" suruh Ridho jengkel, melihat Sheila masih berada disini.

Sheila tersenyum kecut, "Gak. Sheila gak mau minta maaf."

"Kamu salah Sheila. Tolong jangan ulangi perbuatan ini lagi. Sekali aja buat Om bangga sama kamu," tutur Ridho. Sheila diam, ia memilih mendengarkan.

"Untung kamu itu anak dari Kakak saya."

"Sekali aja jangan buat Papa kamu kecewa denganmu, Sheila."

Sheila menatap Ridho penuh amarah. "Bisa gak Om gak usah bawa-bawa Papa?"

Ridho diam, ia tidak bermaksud membahas soal itu. Tapi sabarnya sudah melampaui batas, Sheila sudah kelewatan. "Maaf, saya gak bermaksud seperti itu."

Perasaan Sheila berkecamuk, hatinya kosong. Ia tidak terima jika perlakuannya selalu disangkut pautkan Papanya. Sheila juga tidak mau membuat Papanya disana menjadi sedih karena nya . Dengan langkah berat, Sheila meninggalkan ruangan itu. Ia ingin sekali menangis, merindukan sosok Papa yang selalu sayang dengannya. Tapi Sheila tidak bisa melakukannya. Hatinya terlalu beku untuk mencair.

Sheila menuju UKS, entah mengapa ia melakukan semua ini. Yang jelas ini bukan karena permintaan Ridho. Di sana ada Adara yang sedang menemani Adit, Sheila menatap mereka dengan tatapan tak suka.

"Sheila? Ngapain kamu disitu?" Suara Adit membuat Sheila yang diam menjadi bergerak menuju Adit. Sheila melihat luka kaki Adit, ia agak iba melihat si cowok cupu itu seperti ini.

"Ngapain lo disini? Sana pergi!" usir Sheila kepada Adara. Adara hanya menghela napas, ia segera beranjak keluar.

"Jangan gitu, Shel. Gak baik main usir-usir orang," tutur Adit memberitahu. Sheila berdecih mendengarnya. Ia melihat kaki Adit, lalu dengan kejam memukul luka kaki itu. Adit meringis kesakitan mendapati perlakuan Sheila.

"Cemen!" ejek Sheila.

"Gak gentle banget sih jadi cowok. Gini aja udah sakit."

Adit menggigit bibir bawahnya, ada benarnya perkataan Sheila.

"Sheila kalau aku ada salah sama kamu, aku minta maaf ya!" ucap Adit. Sheila menatap Adit lamat, tatapan mereka bertemu untuk beberapa detik.

"Gue juga maaf," ujar Sheila keki. Ia tidak biasa mengucapkan kata maaf, ia terlalu gengsi tentunya.

Adit mengukir senyum manisnya. "Aku mah udah maafin kamu." Sheila tak menanggapi, ia meninggalkan Adit sendirian dalam UKS. Adit yang melihatnya, diam-diam menelan ludahnya kecewa.


"Darimana aja, bitch?" tanya Nessa yang mendapati Sheila entah darimana.

"Bisa gak lo diem?" Nessa hanya terkekeh mendengar perkataan Sheila.

"Lo keknya lagi kesel deh, napa nih?"

"Iya nih, masak Sheila yang cantik nya sejagad raya komuk nya lempeng banget." Ucap Jessica menanggapi Rebecca.

"Gue abis ke BK." Sontak ketiga temannya itu langsung melototkan matanya. Mereka merapatkan kursinya mendekati Sheila.

"Buat masalah apa lagi lo?" selidik Nessa.

"Udahlah Shel, jangan buat onar terus. Tobat napa," tutur Rebecca.

"Iya nih, gue jadi kasihan sama lo."

"Jadi lo buat masalah apa lagi?" tanya Nessa penasaran.

"Jangan bilang ini berhubungan sama cowok cupu itu," ucap Jessica.

"Hm."

"Mendingan lo cepet tobat deh, Shel. Napa sih gangguin tuh cowok," suruh Nessa. Rebecca mendadak tak ensk dengan topik yang dibicarakan ini.

"Ekhm, guys gue pergi dulu ya," pamit Rebecca.

"Mau kemana lo?"

"Toliet." Rebecca bergegas meninggalkan teman-temannya.

"Napa tuh sih Rere?" selidik Sheila, kedua temannya hanya mengedikkan bahunya tak tahu.

"Jadi lo kena hukuman apa tadi?" Tanya Nessa mengalihkan topik.

"Gak ada."

"Gue sih cuma sebel, gak lebih," lanjut Sheila.

"Udahlah, Shel. Jan terlalu sebel, ntar suka gue sukurin lo." Goda Jessica bercanda.

"Amit-amit deh gue suka sama cowok kek gitu. Inget ya gue itu terlalu subhanallah untuk dia yang astagfirullah," ucap Sheila dengan pede nya.

"Gak kebalik tuh?" ralat Nessa.

"Bukannya lo yang amit-amit Shel?" maki Jessica bergurau.

"Sorry, gue terlalu perfect untuk diamit-amitin." Jessica dan Nessa saling melirik mendengarnya. Ibarat angin berlalu jika ber bicara dengan Sheila.




tbc.

part pendek? awokawok \^^/

The Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang