the nerd boy | 27

2.5K 193 1
                                    

Mereka berdua— Adit dan Sheila berada di dalam mobil. Setelah dari pemakaman umum tadi, Sheila mengajak Adit untuk mampir ke restaurant, katanya perutnya itu sudah lapar meronta untuk diisi.

Adit yang fokus menyetir, sangat canggung dengan suasana yang sunyi ini. Melihat Sheila yang terdiam sedari tadi, tidak segera bersuara.

"Shel, kita mau ke restaurant mana?" tanya Adit kepada Sheila.

Sheila mengedikkan bahunya, ia sendiri bingung tak tahu kemana. "Terserah," ujar Sheila datar. Adit menghembuskan napasnya, ia harus sabar. Cewek memang sulit untuk dipengerti.

"Oh iya Shel." Suara Adit lagi, Sheila hanya diam ia memilih menunggu perkataan Adit selanjutnya.

"Kalau boleh tahu, waktu aku jenguk kamu di rumah. Kamu kan sakit waktu itu," jeda sejenak, "Apa kamu ada masalah?"

Perkataan Adit itu langsung membuat Sheila menengok menghadap Adit. Ia mengerti maksud perkataan itu. Lalu, mengapa Adit ingin tahu soal masalahnya?

"Gak ada." Singkat Sheila menyembunyikan, dirinya tidak mau dikasihani. Sungguh, Sheila tidak mau mencari simpati orang lain.

"Gak apa-apa kamu cerita sama aku," kata Adit, "Mungkin nanti aku bisa bantu."

Sheila masih membeku, kesannya disini Adit lah yang membuat Sheila lebih sensitif. Ia tidak suka jika ada orang yang ikut mencampuri masalah pribadinya.

Mendapati Sheila yang terdiam, Adit bersuara kembali. "Kamu ada masalah dengan keluarga mu?"

Mungkin langkah Adit untuk menyelesaikan perselisihan antara Maya dan Sheila ini salah. Tapi, Adit juga tidak mau menunda waktu untuk permasalahan ini. Ia sendiri sudah berjanji kepada Maya.

"Shel," panggilnya.

Setelah detik kelima, mata menusuk Sheila menatap Adit dingin. Sheila sangat tidak suka saat Adit menebak-nebak seperti itu.

"Gak usah sok tahu!" tegas Sheila.

"Aku tahu," timpal Adit. Sheila tertawa remeh, memangnya apa yang Adit ketahui tentang dirinya?

"Aku tahu masalah kamu dengan Mama kamu." Lanjut Adit terpaksa, Sheila yang mendengarnya terkejut bukan main. Setelah mengucapkan itu, Adit meminggirkan mobilnya di tepi jalan. Tempat yang dilewati ini lumayan sepi.

"Mungkin kamu gak suka kalau aku ikut campur dengan masalah ini. Tapi ini penting Shel, kamu gak boleh terus-terusan bersikap buruk kepada Tante Maya." Adit mengatakannya sembari menatap Sheila sendu.

Mata Sheila memanas, jadi Adit sudah tahu semua ini? Apa ini ada hubungannya dengan Mamanya? Sheila tidak habis pikir soal itu, ia pikir jika Adit adalah orang baik yang pernah ia temui. Namun sekarang Adit tidak jauh berbeda dengan sosok Maya. Sheila tidak suka kepada orang yang berpihak pada Maya itu. Ia hanya tidak mampu, untuk menerima kenyataan ini.

"Aku saranin, kamu sesegera mungkin baikkan sama Mama kamu." Mimik wajah Adit mendadak serius, Sheila melihatnya tersenyum remeh.

"Gue gak akan pernah ngelakuin hal itu!" katanya penuh penakanan.

Adit menaik turunkan dahinya bingung, tentunya ia terkejut mendapati reaksi Sheila yang ternyata tidak seperti ekspetasinya. Sebenci itukah Sheila kepada Maya? Adit harus sabar, ia percaya pasti ada saat Sheila dan Maya berbaikan.

"Kasihan Mama kamu, Shel."

"Oh iya? Bahkan lo gak tahu gimana menderitanya gue saat ini, Dit! Lo gak tahu perasaan gue! Mama gue udah jahat sama gue. Gu— gue kecewa sama lo!" Ujar Sheila seraya menunduk. Perlahan namun pasti, air matanya yang sudah ia tahan dari tadi, berhasil keluar begitu saja.

The Nerd BoyWhere stories live. Discover now