37. Lupa

73 10 3
                                    

Ola menatap Daffa yang melangkah gontai ketika keluar dari ruang ICU. Rambutnya berantakan dan wajahnya juga kusut karena sejak tadi pagi telah disibukkan oleh banyak hal.

"Gimana keadaan Sabira, Kak?" tanya Ola cemas.

"Seperti yang perawat tadi bilang, keadaan fisiknya sudah cukup stabil, kok. Hanya saja ... hmm ... kayaknya dia masih marah sama aku," jawab Daffa sambil mengusap wajah pelan.

Kedua alis Ola terangkat dan mulutnya melongo."Loh kok gitu?"

"Dia sedang putus asa, La. Aku ngerti, sih, ini memang nggak mudah buat dia. Kita harus terus berikan motivasi supaya semangatnya tumbuh lagi," ucap Daffa sambil berjalan pelan menuju kursi yang tersedia di ruang tunggu.

Ola ikut duduk di sampingnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Aamiin. Makasih, Kak, udah menyelamatkan Sabira. Kalau saja tadi Kak Daffa nggak datang mungkin dia sudah ..." Tiba-tiba tangis Ola tertumpah sehingga tak mampu melanjutkan kalimatnya. Gadis betawi yang biasanya tegar itu, kali ini tak mampu menahan laju air matanya. Bagaimana tidak, kejadian itu terjadi karena kelalaiannya dan jika ada apa-apa pada Sabira Ola akan menyesal seumur hidup.

"Sabira selamat bukan karena aku, tetapi memang sudah menjadi kehendakNya, La," jawab Daffa bijak.

"Iya, tapi setidaknya, Kak Daffa sudah menjadi perantara Tuhan untuk menyelamatkan Sabira. Sekali lagi terima kasih banyak," ucap Ola sambil menghapus air mata dengan tangannya. "Oh iya, bukannya Kak Daffa sekarang tuh lagi koas, ya?" lanjut Ola lagi.

Mendengar itu, Daffa langsung berdiri dan menepuk dahi. "Ya ampun! Sudah jam berapa sekarang? Mati aku!" pekik Daffa ketika melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Apa yang terjadi dengan Sabira membuatnya benar-benar lupa akan kewajiban hari ini.

"La, tolong temani Sabira, ya! Plis jangan sampai lengah sedikit pun. Oke? Nanti sore aku akan kembali lagi!" ucap Daffa sambil terburu-buru pergi menuju ruangan koas di lantai dasar. Agar teman-teman lain tidak curiga, tentu saja ia menyempatkan diri berganti baju dan celana yang telah basah oleh keringat dan darah terlebih dahulu sebelum menuju ke sana.

***

BERSAMBUNG..

===
Bisa-bisanya ya, Daf, lupa kalau lagi koas.. 🙈
Kalian pernah nggak sih lupa sesuatu yang penting kayak Daffa? Wkwk

Jangan lupa vote dan komen, yaaa... Insya allah menjadi amal kebaikan karena sudah membuat saya senang hihihi..
Makasiih
Luvluvv

💓💓
-DIA

MY SEOUL-MATEOù les histoires vivent. Découvrez maintenant