Momen Bahagia

2 0 0
                                    

Malam itu, kami benar-benar menikmati malam pertama yang tertunda. Nggak bisa aku menuliskan betapa bahagianya diriku.

“Dik, boleh tidak kamu kurangi kerjaanmu? Mas merasa kamu terlalu sibuk setelah menikah. Sampai-sampai, kita tidak punya waktu untuk bersama dan bicara.”

“Bukan hanya aku yang sibuk, Mas. Kau juga sibuk, kan? Aku baru saja gagal menjalankan satu proyek yang seharusnya menjadi tanggung jawabku. Nah, aku ingin memperbaiki semua itu, Mas. Ini juga demi masa depan kita juga, kan?”

“Entah mengapa, Mas ingin kamu hanya ada di rumah.”

“Ai, apa yang bisa kuperbuat di kos ini? Main game? Melamun? Nggak ada gunanya itu, kan? Lebih baik aku bekerja dan menghasilkan uang.” Langsung saja kupotong omongan suamiku.

“Coba dengarkan dulu, Sayang!” Dia memalingkan wajahku ke depan mukanya. “Coba jangan dibiasakan memotong omongan orang lain. Biarkan orang lain terlebih dahulu menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Baru setelah itu, kita menyampaikan pendapat kita.”

“Kita?”

“Nah, motong lagi, kan? Maksud Mas, kamu.”

“Ai, sudah kebiasaan ini, Mas.”

“Gini, sekarang Mas sudah dapat rumah kontrakan yang lebih besar dari kos ini. Kamu setuju pindah?”

Tentulah aku langsung mengangguk cepat. Sudah jenuh kali aku tinggal di kontrakan yang sempit ini.

“Namun, Mas ingin kamu berhenti bekerja. Sebagai gantinya, kamu buka usaha dari rumah saja. Kebetulan rumah kontrakan yang Mas dapat ini agak jauh dari kantormu. Jadi, agak riskan kalau kamu pulang malam.”

“Oke. Setuju aku. Namun, izinkan aku menyelesaikan semua tugas-tugasku terlebih dahulu. Aku juga mau menyelesaikan permasalahanku dengan Sasa.”

Berbicara sambil pelukan begini benar-benar bikin lega ternyata, ya? Dadaku rasanya benar-benar plong. Nggak ada lagi beban yang menghantam di bahuku.

Pagi-pagi sekali, sebelum berangkat ke kantor, kami juga sudah pamit sama Bu Kos. Nggak lupa juga kami memberikan uang ucapan terima kasih. Ini yang menurutku bikin Bu Kos makin tambah mewek.

Untuk barang-barang, nggak ada yang perlu kami angkut. Semuanya milik kosan ini. Hanya alat pemasak nasi dan pakaian kami saja yang dibawa Anubhawa langsung ke rumah kontrakanku. Rencananya, malam ini kami akan menata semuanya.

“Istirahat siang nanti, Mas jemput di kantor, ya? Kita sama-sama belanja peralatan buat di rumah.”

“Siap, Mas.”

Di kantor, fokus kali aku mengerjakan tugas-tugasku. Nggak ingin aku meninggalkan jejak buruk di sini.

Setelah merapikan semua file-file dan mengantarkan pada Pak Adit, selesai sudah tugas utamaku.

“Pak, Maaf sebelum. Ini semua pekerjaanku. Apakah masih ada yang kurang?”

“Bagus,” jawab Pak Adit singkat.
Tahu aku kalau Pak Adit ini masih marah padaku. Namun, nggak papalah. Ini semua memang salahku.

“Setelah ini, ingin mengundurkan diri aku, Pak.”

“Apa?” Pak Adit tampak terkejut. Bola matanya membesar. Dia benar-benar menatapku.

“Suamiku minta aku resign, Pak.”

“Untuk masalah kemarin jangan kamu ambil hati, Ra. Aku juga sebenarnya harus minta maaf. Kamu nggak pernah melakukan kesalah. Kamu salah satu karyawan terbaik di perusahaanku ini.”

“Bukan masalah itu, Pak. Memang diminta suamiku untuk berhenti bekerja aku, Pak.”

“Baiklah. Kalau begitu, Bapak minta tolong kamu selesaikan dulu satu tugas ini. Setelah itu, kamu bisa berpamitan dengan semua karyawan di sini. Aku mau kamu keluar dari kantor ini dalam keadaan terhormat.”

Mengangguk sajalah aku.
Melihat pekerjaan ini agak banyak. Jadi, kukirim pesan pada Anubhawa untuk membatalkan acara belanja kami siang ini.

Setelah tugas ini selesai, aku bisa langsung pamit di kantor. Habis itu, bebaslah aku berbelanja dan menata rumah dengan suamiku.

Untuk masalah bisnis lewat rumah, sudah kupikirkan ribuan usaha yang bisa kukerjakan.

Sekarang, aku harus menyelesaikan masalahku juga dengan Sasa. Namun, bagaimana caranya? Apa aku bisa ketemu langsung sama Sasa? Macam malu pula aku rasanya.

Eh, tapi seharian ini, nggak kulihat dia di kantor. Apa dia sakit? Apa dia juga keluar dari kantor ini?

Ai, kalau macam begini, bagaimana pula caraku menyelesaikan masalah dengan Sasa?

Cinta Beda Suku #IWZPamer2023Where stories live. Discover now