Chapter 17

28.3K 1.3K 12
                                    

"Kenapa lari?" tanya Hito sambil menatap tajam Lia, nafas Hito saja terasa masih sangat lelah. Bajunya juga sudah basah oleh keringat. "Kamu juga baru saja melahirkan, jika seperti ini terus emang mau membuat Rian kehilangan ibunya?" Kali ini Hito emang harus tega karena resikonya tidak ada yang tau karena kondisi ibu baru melahirkan itu tidak sekuat itu.

"Hm nanti kamu pasti marahin aku," jawab Lia. "Kamu pasti marahkan gara-gara aku kita malah ketemu sama kakak kamu di jalan tadi. Mereka juga sudah tau wajahku."

Hito terlihat tetap menatap Lia lalu mengusap rambut Lia yang basah. "Alasanmu aku terima, jadi tidak akan kumarahi. Intinya apapun itu tidak perlu berlari." Lia emang salah tapi jangan sampai karena Hito wanita ini malah sakit.

"Jadi betulan tidak marah ni?" tanya Lia lagi, ini hanya sekedar memastikan saja. Karena bisa sajakan Hito malah memarahinya saat di rumah nanti, karena Lia pikir Hito tidak memarahinya sekarang sebab sekarang di tempat umum.

"Pandai sekali kamu ya, benar aku rencana tadi mau marahin karena gara-gara kamu kita ketahuan. Walaupun tidak ketahuan secara suami istri tapi tetap saja bukan? Lalu untuk memarahi di rumah, akan kupikirkan."

"Kalau begitu aku tidak mau pulang hari ini," ujar Lia lagi.

"Yasudah tidak dimarahi, ayo pulang." Hito menggenggam tangan Lia, ia membawa wanita itu jalan. Tanpa sadar mereka tadi malah berbicara di tengah kerumunan orang.

Selama perjalanan Hito malah jadi penasaran dengan pria tadi. Ia mencoba menahan diri agar tidak terlalu penasaran dengan urusan Lia, tapi tidak bisa ia ingin bertanya sekarang juga terserah nanti Lia akan beranggapan bagaimana tentangnya yang menanyai perihal ini.

Jarak Lia dan Hito agak jauh walaupun tangan mereka tidak terlepas tapi Lia malah jalan agak berjauhan karena itu Hito menarik tangan Lia hingga sekarang posisi Lia dan Hito sudah lebih dekat. Sambil berjalan Hito bertanya tentang Gio.

"Gio itu sahabatmu?"

"Iya dia sahabatku."

"Udah itu saja?" tanya Hito yang malah kesal sekarang, kenapa Lia tidak menceritakan seja semua kenapa juga Hito harus kembali bertanya.

"Udah apanya?" tanya Lia tidak mengerti.

"Gimana bisa kamu bersahabat dengannya."

"Oh itu, aku sama dia itu kenal sejak SMA dulu kami sering ngomong bareng saat SMA. Dia baik tau tidak percaya dengan gosip orang-orang, kalau percaya tidak mungkin dia mau kembali berbicara denganku kan? Aku senang ternyata masih ada yang percaya, penilaianku selama sekolah tidak pernah salah ia itu teman yang baik."

Telinga Hito jadi panas rasanya, tidak bertanya penasaran saat sudah bertanya ia malah merasa tidak nyaman. Jujur Hito tidak suka saat Lia dengan mudahnya memuji pria itu. Untuk masalah Lia sendiri Hito tau hanya saja ia diam saja. Kadang Hito yang kesal dengan komen jahat akan memberikan pelajaran lewat belakang. Lia saja tidak tau, sudah sekitar sepuluh orang masuk penjara karena ia gugat sebagai pencemar nama baik.

"Tidak perlu dengan memberi nomormu, lagi pula kalian sudah lama berpisah jadi pertemuan seperti itu tidak perlu."

"Emangnya ada yang salah? Gio itu sahabat aku," lanjut Lia. "Kamu cemburu ya?" tanya Lia sambil tersenyum mengejek. Ia tahu bahwa menganggap Hito cemburu malah seperti ia sekarang sedang berhalusinasi pada nyatanya Hito tidak pernah suka dengannya.

"Hah cemburu? Ya kali? Aku cuman  tidak mau kamu nanti malah sering pergi dan melupakan Rian di rumah."

"Yasudah kalau begitu, mari pulang. Jangan berpikir yang tidak perlu, keluar diajak olehmu saja aku tidak tega meninggalkan Rian sendirian apalagi sampai pergi sering dengan Gio."

Hidden MarriageDove le storie prendono vita. Scoprilo ora