Chapter 19

26K 1K 3
                                    

Selama berada jauh dari kehidupan negara aslinya Fira terus berusaha berpikir positif. Karena sering sekali bayangan menyesal memenuhi perasaan hatinya. Kadang ia sendiri tidak tenang bahkan ingin pulang saja, hanya saja mamanya terus mendukungnya dan menyemangatinya saat di saja. Saat itulah Fira berusaha belajar dengan tekun hingga ia bisa lulus tepat waktu.

Banyak hal yang ia korbankan saat memilih pergi terutama saat ia harus membatalkan pernikahan yang tidak lama lagi akan terlaksanakan. Fira emang akan terlihat sangat jahat sebenarnya ia sadar seharusnya sejak awal ia tidak mengiyakan pengusulan pernikahan yang secepatnya. Hanya saja saat itu Fira hanya iseng dan beranggapan tidak akan lulus pada perguruan tinggi terkenal itu.

Fira merasa sangat merasa bersalah pada Hito dan lebih merasa bersalah lagi Hito tidak memarahinya atau menunjukkan dirinya kecewa. Hito lebih memilih untuk mendukungnya agar tetap bisa mengejar impiannya.

Tibalah saat ia sudah pergi saat itulah Fira merasa jika Hito marah padanya karena pria itu tidak pernah memberikan kabar padanya. Hanya Firalah yang lebih aktif memberikan kabar, Hito sangat jarang bahkan terkadang hanya menjawab seperlunya saja. Fira menangis sambil meminta maaf karena tidak sanggup dicuekki oleh Hito dan respon pria itu hanya sekedar menenangkannya dari jarak jauh. Tidak lupa juga Hito menuruti permintaannya untuk sekedar memberi kabar saja.

Bukannya pria tidak bisa tahan saat ada wanita cantik atau menarik? Kadang pemikiran dikhianati juga merupakan salah satu beban pikiran Fira. Ia tidak tau bagaimana kegiatan Hito di sana apa sedang bersama wanita lain atau tidak. Tapi pada intinya untuk kesehatan tubuhnya juga Fira memilih untuk tidak berpikiran buruk.

Setelah lama meninggalkan Hito di sini, Fira kembali mengecewakan Hito karena ia mengundur kepulangannya. Bukan tanpa alasan tapi Fira sangat banyak mengurus berkas di sana hingga tidak bisa memaksakan diri untuk pulang secepatnya.

Tapi ia merasa bersalah karena terus mengundur kepulangan yang awalnya hanya tiga hari lalu dua minggu dan sebulan barulah Fira benar-benar pulang. Fira sudah mengabari Hito kalau ia sudah sampai ke bandara, hanya saja Fira melarang Hito untuk menjemputnya karena tidak ingin merepotkan Hito.

Dan rencananya Fira emang ingin pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Ia ke rumah orang tua dulu karena sudah sangat merindukan mereka.

Pelukan rindu dengan sayang Fira memeluk orang yang paling ia sayangin di dunia ini, orangtuanya. Pertama ia memeluk mamanya dan mamanya membalas dengan cukup erat juga berbeda dengan papanya yang tidak membalas pelukannya.

"Baru pulang setelah sekian lama?" tanya Yanto tidak bersahabat.

Fira jadi murung saat Yanto tidak suka dengan kepulangannya atau dengan keputusannya yang berpamitan untuk pergi ke luar negeri. Tentu hanya Yanto yang menentang kepergiannya, lalu atas bujukan Inda akhirnya Yanto mau mengizinkannya untuk pergi tapi tetap dengan ketidak ikhlasan.

"Maaf," ucap Fira, hanya itu yang bisa ia ucapkan. Mau bagaimana pun Yanto adalah orangtuanya jadi ia akan mengalah.

Yanto menatap kesal ke arah Fira, sudah sejak Fira memilih pergi ia jadi kesal walaupun hanya melihat wajah Fira saja. Wanita itu bisa-bisanya memilih pergi saat Yanto berusaha sekuat tenaga agar membuat keluarga Hito bisa yakin dengan keputusannya untuk menjodohkan anaknya dengan Hito.

Tapi setelah semua persiapan saat pernikahan itu akan tiba sebuah kenyataan bahwa Fira akan pergi membuat Yanto sangat kesal dan melarang habis-habisan agar Fira tidak pergi. Tapi berkat keluarga Hito yang tidak mempermasalahkan ini begitu pun dengan Inda yang membujuknya dengan sangat terpaksa Yanto mengizinkan.

"Jangan menginjakan kakimu di sini lagi jika sampai pernikahan ini kembali gagal," ucap Yanto lalu langsung masuk ke dalam rumahnya. Tidak tau dengan jelas kapan anaknya akan menikah dengan Hito tapi ketidak jelasan kapan pernikahan itu membuat Yanto berpikir bahwa sangat besar kemungkinan jika pernikahan ini kembali gagal.

"Tidak usah dipikirkan ya," ucap Inda sambil mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang. Inda sebenarnya tidak ingin memaksa jika saja Fira tidak mau dengan Hito. Karena Fira berhak menikah dengan pilihannya sendiri.

"Iya Ma, maafin Fira ya udah buat papa jadi sedih kayak gitu." Tentu saja Fira sedih ia padahal berharap dengan pendidikannya yang tinggi bisa membuat kedua orangtuanya bahagia ternyata tidak sepenuhnya masih ada Yanto yang tidak suka.

"Tidak perlu minta maaf ini bukan kesalahanmu, lagi pula semua perjalanan hidupmu selagi baik harus kamu lakukan."

Fira mengangguk ia tersenyum tulus memang pada kenyataannya Inda sangatlah sayang dengannya. Ia sangat bersyukur memiliki ibu seperti Inda, rasanya ia tidak sanggup menghadapi dunia yang keras ini tanpa Linda.

"Ayo masuk." Inda membantu membawa barang Fira yang sangat banyak. Padahal terakhir kali Inda lihat barang bawaan Fira tidak sebanyak ini.

"Kenapa ayah terlalu memaksaku untuk menikahi Hito?" tanya Fira lagi, ia tahu sebenarnya jawabannya hanya saja Fira masih bingung dengan Yanto yang terlalu berlebihan. Perusahaan Yanto termasuk besar walaupun tidak sebesar milik keluarga Yanto tapi apa harus menyerahkan anaknya pada orang lain. "Rumah sudah besar, mobil sudah banyak apalagi yang papa mau?"

"Iya kamu tau sendiri keluarga Hito sangat berpengaruh dalam bidang bisnis, lagi pula apa kamu tidak suka dengan Hito?" tanya Inda, ia terlalu sayang dengan anaknya sendiri makanya sebab itu Inda kadang tidak enak dengan Fira yang bisa saja tertekan dengan pemaksaan ini.

"Tentu saja kalau tidak suka dengan Hito, Fira tidak mungkin mau menikah dengan pria itu." Sejak diperkenalkan pertama kali rasa suka sudah ada di dalam hatinya, perasaan Fira jadi nyaman dan tenang. Ia suka dengan wajah Hito apalagi dengan cara bicara Hito yang terlalu keren. Setiap bait kata ucapannya sangat terlihat jika Hito adalah orang yang pintar.

"Baguslah, kalau begitu Mama tidak perlu khawatir sekali dengan perasaanmu." Inda sendiri pernah menentang hal ini pada Yanto karena tidak tega dengan Fira. Tapi mau bagaimana lagi kenyataannya Inda tidak banyak mengubah keputusan yang sudah Yanto buat.

"Aku sangat suka dengan Hito, tapi tidak tau dengan Hito. Apa ia menyayangiku seperti aku yang sudah terlalu sayang dengannya."

"Kalian itu dijodohkan dan melakukan kebersamaan juga belum sering jadi wajar belum ada pengungkapan perasaan masing-masing. Jadi kamu sama Hito harus sering bertemu agar tidak canggung dengan perasaan kalian sendiri."

Fira sangat setuju dengan perkataan Inda, bisa saja jika Hito memang menyukainya hanya saja karena masalah mereka yang belum sering bertemu bisa saja Hito jadi malu mengungkapkannya. "Tapi walaupun begitu apa Fira tidak terlalu percaya diri? Bisa sajakan jika Hito emang tidak suka dengan Fira sebenarnya."

"Kalau itu tidak perlu kamu bahas lagi, dengan Hito mau menunggu kamu hingga sekarang tentu dengan waktu yang tidak singkat, jadi bagaimana bisa dia tidak mencintaimu." Inda rasa jika Hito memang tidak suka dengan Fira pasti pria itu sudah menikah dengan wanita lain. Sampai sekarang saja Inda tidak pernah mendengar jika Hito memiliki pacar.

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now