Chapter 40

29.6K 1.3K 72
                                    

"Syukur kamu masih ingat dengan aku." Zian mendekat dan meletakkan buah di atas meja brankas. Lalu Zian malah memeluk lembut Lia, ia sudah lama tidak bertemu dengan wanita yang menolaknya secara kasar. Tapi entah kenapa sulit bagi Zian untuk membenci wanita ini.

Hito yang sejak awal berada di ruangan ini terkejut dengan pertunjukkan saling peluk di depannya. Ia tidak terima Lia dipeluk pria tidak jelas siapa, ia mendorong bahu pria itu hingga pelukkan mereka terlepas. Lia menatap tajam Hito, bisa-bisanya mendorong orang sekeras itu.

"Lia, siapa pria in?" tanya Zian kesal, jika tidak ingat di rumah sakit sudah ia balas lebih keras.

"Dia anak tukang kebun rumahku." Lia emang berbohong ia mengucapkan asal saja, dulu juga Hito pernah berbohong dengan mengatakan bahwa ia adalah pembantu pada orang yang jualan nasi goreng. Bahkan dengan orang tidak kenal dekat saja Hito suka berbohong tentang status mereka. Lagi pula sekarang Lia sudah tidak merasa sakit hati, dan yang ia inginkan sudah sama seperti yang diinginkan oleh Hito untuk tidak memberitahu siapapun hubungan mereka.

Hito terdiam terkejut, rasanya sakit saat tidak diakui. Ternyata ini rasa yang selama ini dirasa oleh Lia.

"Siapa dia?" tanya Hito sambil menunjuk Zian yang tidak terima menghempas telunjuk Hito yang mengarah ke wajahnya.

"Perkenalkan saya Zian, saya dulu pernah dijodohkan dengan Lia." Zian berusaha untuk terlihat dewasa dan mengulurkan tangannya.

Hito tidak menyambut uluran tangan itu, memilih untuk menatap ke arah Lia yanga hanya diam pertanda apa yang dikatakan Zian benar.

"Anda ke luar sana, anak tukang kebun nggak usah sibuk dengan urusan majikannya."

Hito menutup mata beberapa detik agar tenang dan tidak membuat keributan, lalu memilih untuk duduk saja di sofa. Tidak akan ia biarkan pria itu berdua dengan Lia, ia akan memantau mereka dari sini.

"Kamu kok tau aku di sini?" tanya Lia penasaran, ia tidak memperdulikan Hito lagi,  terserah pria itu mau apa.

"Dari berita di televisi, lalu aku nanya sama tante kamu apa benar itu kamu."

"Ouh." Lia emang sadar ia ditembak pasti akan masuk berita, karena setaunya sebelum pingsan saat itu ia melihat banyak polisi.

"Tante kamu minta maaf, dia tidak berani kesini. Dia nyuruh aku bilang sama kamu kalau dia nyesal udah sakitin kamu selama  ini."

"Oh oke," balas Lia. Semua orang sama saja mau dia mati dulu baru banyak meminta maaf, saat ia dalam kesedihan tidak dipedulikan. Lia mau menutup lembaran hidup lamanya, tidak perduli orang lama yang tiba-tiba berubah dalam sekejap. Apalagi dengan tantenya yang sejak dulu sangat keras terhadapnya dan kejam.

Setelahnya hanya pembicaraan yang santai dan membahas tentang awal pertemuan mereka, di mana saat itu Lia melempar air ke wajah Zian saat berkunjung ke rumahnya.

"Kamu lucu, nyesel aku tidak jadi menikah dengan kamu," ucap Lia ngasal sambil tertawa kecil, ia tidak menyangka Zian masih mengingat kejadian yang membuat Lia malu.

Hito yang emang menguping, tubuhnya terasa panas semua. Ia menendang meja di depannya dengan keras. Wajahnya juga pasti memerah sekarang karena menahan kesal.

"Dia suamimu kan? Bukan anak tukang kebun?" Zian bertanya pelan, bukan apa tampilan Hito tidak mirip anak tukang kebun apalagi dengan pakaian Hito yang ia tau harganya pasti mahal. "Tante bilang kamu sudah menikah."

"Iya sudah menikah, tapi bukan sama dia. Bentar lagi juga cerai." Lia tidak mungkin mengaku Hito suaminya, mereka sudah berjanji untuk saling merahasiakan. Lagi pula Lia juga tidak perlu memberi tau siapa pun, sebentar lagi pun mereka akan berpisah.

Hito menggeram kesal, walaupun sedang memainkan ponsel sebenarnya ia hanya berputar putar di beranda saja karena kuping Hito sedang mendengar semua pembicaraan mereka. Hingga suara sekecil apapun dapat ia dengar.

Zian melongo apalagi dengan Lia yang tidak terlihat sedih.

"Udahlah tidak usah kita bahas pria itu. Tidak jelas suami aku itu, kami memang tidak cocok."

"Dan bayi itu anak kamu?" tanya Zian ke arah box bayi, di sana ada Rian yang tidur bahkan tidak bangun walaupun suara keras dari meja yang disepak oleh Hito.

"Iya anak aku dengan si brengsek itu." Lia menjawab sambil tertawa tapi tidak perduli dengan Hito yang semakin cemberut.

Zian penasaran dengan permasalah Lia hingga bisa sangat terlihat membenci suaminya, hanya saja agak aneh bukan baru pertama kali ketemu setelah sekian lama tapi sudah lancang bertanya hal pribadi.

"Kamu sudah boleh pulang." Tiba-tiba saja Hito malah menyuruh Zian untuk pulang. "Sudah habis waktu menjenguk."

"Tapi saya masih mau di sini." Zian heran kenapa pria ini terlalu sibuk dengan urusan Lia.

"Boleh ke luar sekarang!" Hito sudah tidak bisa bersabar lagi.

"Kamu siapa hah? Cuman tukang kebun Lia, bukan siapa-siapanya malah." Zian menatap berani ke arah Hito.

Lia jadi bingung dengan situasi ini, ia melihat ke samping ke arah Rian. Bayi kecilnya yang terlihat menggeliat pelan, ia menepuk pelan pantat anaknya agar bisa kembali melanjutkan tidurnya.

"Saya suaminya!"

Lia menatap Hito terkejut, ada apa dengan pria itu. Ia menggelengkan kepalanya keras agar Hito berhenti membuat suasana semakin kacau, ia tidak mau orang mengetahui siapa orang yang akan menjadi mantan suaminya.

"Kamu kira saya percaya?" Zian kembali menantang dengan menatap tajam Hito, sudah cukup ia berusaha sabar dengan orang yang sangat menyebalkan sejak pertemuan pertama.

Hito bersiap hendak memukul Zian, tapi Lia lebih dahulu menghentikan Hito yang akan membuat keributan.

"Sudah, sudah. Keluar kamu Hito!"

"Tidak akan!" balas Hito, ia tidak akan mau mengalah dengan pria ini.

"Zian, kamu besok datang lagi ya." Lia dengan terpaksa harus menyuruh Zian saja yang ke luar. Ia tidak mau Rian bangun atau lebih parahnya orang rumah sakit akan menegur mereka.

"Ya sudah kamu sehat-sehat ya." Zian mengelus rambut Lia dengan pelan, ia tidak berani bertanya tentang penyebab Lia bisa tertembak, karena takut membuat Lia tidak nyaman.

Hito yang kesal langsung mendorong Zian hingga pria itu terjatuh ke lantai. Ia tidak tahan melihat Zian yang bisa bebas menyentuh Lia. Tidak terima Zian juga ikut memukul Hito. Lia yang kondisinya juga belum pulih total memilih untuk memanggil pihak rumah sakit. Rian juga sudah nangis karena suara berisik.

Tidak lama satpam dan beberapa suster juga ikut masuk karena penasaran dengan apa yang terjadi.

Para petugas itu hanya memegang Zian saja, mereka tidak berani memegang salah satu dokter yang disegani di sini. Satpam itu mendorong tubuh Zian agar keluar dari ruangan.

***

Jika memenuhi target ini = 680 vote + 150 komen + 40 followers ak bkln double update hari ini.

Mungkin ada yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya bisa wa di nomor ini 
‪+62 838‑6394‑7842‬.

- Bab 41 sampai bab, 51 harga 20k (paket hemat)
- yg mau request sampai tamat bisa juga, lngsng wa aja.

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now