Chapter 38

29.1K 1.4K 33
                                    


"Talak aku sekarang juga! Aku memaafkanmu, kamu tidak mencintaiku jadi wajar saja rasa percayamu padaku tidak adakan? Lebih baik kita pisah saja, ini demi kebaikan bersama. Rian saat sudah besar pasti akan mengerti kondisi orang tuanya."

Suasana menjadi diam beberapa saat, Lia yang melihat Hito diam jadi kesal. Apa susahnya untuk menuruti permintaannya yang sebenarnya mudah bukan bagi Hito.

Sekarang akibat semua rasa percaya hilang ia hampir kehilangan ibu dari anaknya itu. Ia seharusnya memberikan uang itu, kalau saja diberi pasti Lia tidak akan terluka parah seperti saat ini.

"Aku tidak akan pernah menceraikanmu, aku akan membatalkan pernikahan dengan wanita itu." Tidak menunggu balasan dari Lia, Hito langsung pergi dari ruangan yang menyesakkan. Ia sendiri tidak tahu apa tujuannya bersikap seperti ini. Yang pasti ia tidak mau lagi Lia lari atau hilang dari pandangannya dalam waktu yang lama.

***

Sudah satu hari sejak kejadian Lia meminta cerai, Hito bahkan tidak berani untuk masuk keruangan itu. Palingan ia hanya akan mengintip, Hito tidak berani masuk keruangan karena ia takut Lia minta cerai lagi.

"Hito!"

Teriakan itu membuat Hito melihat ke arah wanita yang berlari ke arahnya. Itu Fira kenapa wanita itu ke sini. Hito berdiri di belakang tubuh Adam saat Fira hendak memeluknya, otomatis Fira tidak bisa memeluknya.

"Hito kenapa tidak kunjung membalas pesanku? Pembatalan perjodohan itu tidak benarkan?" Hito kembali untuk berdiri di samping Adam yang kebetulan hari ini datang bersama Dellia.

"Aku pergi dulu." Adam meninggalkan Fira dan Hito berdua.

"Kenapa ke sini?"

"Kenapa kamu nggak suka? Aku itu kangen." Fira mengambil tangan Hito lalu menggenggamnya dan Hito menghempaskan tangan Fira. "Aku rasa orang tuamu berbohongkan perihal kamu sudah memiliki anak?"

"Kenapa sih sejak kita berhubungan kamu nggak mau pegang tangan ku. Kita mau nikah kalau macam-macam apa salahnya sih." Lia sudah memutuskan untuk tidak percaya dengan apa yang orang tua Hito katakan, ia rasa orang tua Hito mungkin tidak merestui mereka karena ada suatu hal yang akan Fira cari tau.

Hito sejak awal tidak memegang Fira karena ia merasa selalu terbayang wajah Lia, ia seperti tidak nyaman saja pegang wanita lain. Perihal pembatalan perjodohan itu memang sudah diberitahu oleh Sarah dan Alva.

"Aku mau putus! Batalkan pernikahan ini. Apa yang dikatakan oleh orang tuaku benar bahwa aku sudah mempunyai anak. Faktanya aku juga bukan anak kandung, jadi aku rasa aku akan miskin karena menolak perjodohan ini." Hito ini terlambat, tapi ia setidaknya ia melakukan ini. Hito tidak akan lagi mengedepankan rasa tidak enaknya pada keluarga angkatnya. Hito sadar bahwa pemikiran membalas jasa mereka sudah terlalu berlebihan ia seharusnya bisa menahannya walaupun sangat sulit. Hito harus bisa bersikap dewasa.

Fira menatap kesal ke arah Hito, lalu langsung pergi dari hadapannya dengan wajah yang terlihat tegang. Hito tersenyum miring, baru dengar kata miskin saja Fira tampak sudah tidak mau lagi dengannya. Ia memegang bibirnya yang perih, ternyata sampai sekarang belum sembuh juga. Gigitan Lia tidak main-main, ia kembali mengintip ke dalam dan terlihat Lia yang sedang makan buah jeruk. Karena melamun ia tidak sadar Lia memergokinya dan menatap tajam.

Hito langsung memalingkan wajahnya sambil tersenyum pelan. Walaupun marah-marah setidaknya ia lega karena kondisi Lia membaik.

***

Tidak menemukan jawaban yang pasti dari Hito, membuat Alva sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi dan Alva sedikit terkejut saat Adam mengetahui semuanya sedangkan ia tidak tau apa-apa.

"Papa tulus menjaganya tidak mengharapkan hal lebih." Alva tidak habis pikir apa yang ada di dalam pikiran Hito, ia tidak akan hancur hanya saat Hito membatalkan pernikahannya dengan Fira. "Dia tinggal mengatakan bahwa tidak mau menikah dengan Fira."

"Itulah Pa dia merasa tidak enak dengan orangtua yang sudah membesarkan."

"Apa dia pikir menolak pernikahan adalah hal yang terburuk? Yang terburuk adalah saat dia menikah kami tidak ada di sana!" Alva geram, jika tidak ada kejadian begini apa sampai mati ia tidak tau apa-apa.

Adam dan Alva sekarang berada di meja kantin rumah sakit. "Ini semua salah ku."

Alva menghela napas gusar kenapa banyak sekali orang yang membuat sedih dan marah. "Apa lagi?" tanya Alva lagi, ia yakin akan ada kabar yang buruk lagi.

"Saat dulu masa sekolah perilaku Adam kurang baik sama dia, dan juga sering ngatain dia anak angkat. Mungkin karena itu ia selalu tertekan dengan istilah anak angkat itu."

Alva hanya diam ia menatap taman rumah sakit dengan pandangan kosong. Sungguh semua kabar yang mengejutkan, ia bahkan tidak tau jika selama ini Hito di bully oleh Adam.

"Sudah minta maaf?" tanya Alva.

"Sudah," jawab Adam.

"Kenapa tidak memberitahu Papa sejak awal tentang Hito yang sudah menikah?"

"Istrinya yang melarang, karena Lia bahkan meminta tolong untuk membantu proses perceraian mereka." Adam rasa masalah ini harus segera diselesaikan maka dari itu Adam tidak berniat untuk menyembunyikannya.

"Pasti karena Hito yang akan menikah lagi kan?" Alva sadar semua wanita ingin menjadi satu-satunya, pantas saja Lia tidak bisa bertahan dengan Hito. Ia semakin merasa bersalah dengan semua ini.

"Sekarang Papa akan mengatakan pada pihak keluarga Fira perjodohan dibatalkan. Untuk hubungan selanjutnya antara Hito dan Lia, Papa harap bisa dilanjutkan. Tapi Papa tidak punya hal yang bisa memaksa Lia agar tetap bersama Hito." Alva sangat kecewa dengan sikap Hito apalagi dengan Lia yang mengalami semua ini.

***

"Bawa Rian ke sini," teriak Lia sudah sangat merindukan bayinya. Sejak awal ia yang baru sadar juga masih lemas makanya ia memilih untuk menahan diri dulu.

Hito merasa ia lah yang dipanggil dengan mengumpulkan keberanian masuk ke dalam ruangan Lia.  Sampai di dalam Lia hanya diam sambil menatapnya tajam, dari tatapannya seperti menunggu jawaban darinya. "Nanti siang akan ke sini," ucap Hito lalu duduk di samping brankar Lia.

"Siapa yang suruh duduk?" tanya Lia tidak suka dengan Hito yang jaraknya sangat dekat dengannya. Mendengar protes dari Lia, Hito kembali berdiri.

"Siapa yang merawat Rian saat aku sakit?" tanya Lia yang sekarang khawatir,
membayangkan ada orang yang akan membuat jahat pada bayinya membuat Lia takut.

"Tentu saja aku yang jaga." Hito tidak mungkin tidak peduli pada anaknya itu.

"Udah keluar aja." Lia menatap benci ke arah Hito yang sekarang menatapnya dengan tatapan yang sangat sendu.

"Maafin aku."

"Apa sih? Kamu ini kenapa? Sekarang pulang istri kamu nunggu kamu." Lia menghela nafas gusar, ia tidak suka diposisi seperti ini.

"Istri aku itu kamu."

"Istri kamu itu Fira, sekarang pulang. Kita juga sudah mau bercerai, jika orang melihat kita mereka akan berpikir buruk tentang aku."

"Cerai? Aku tidak pernah menceraikanmu!"

Lia hanya bisa memutar bola matanya, sungguh memang belum resmi cerai dan Hito juga belum memberikan talak padanya.

"Aku tidak jadi menikah."

***

•Kira-kira Lia bisa langsung luluh ga ya pas Hito bilang tidak jadi nikah? 😼
•Yang udah selesai baca, langsung aja vote dan komen ya.
•Siapa ni yang nunggu kelanjutannya?
•Kalian Tim Lia nggak maafin Hito atau dimaafin tapi perlu proses?

Mungkin ada yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya bisa wa di nomor ini 
‪+62 838‑6394‑7842‬.

- Bab 39 sampai  bab 50 harga 20k (paket hemat)

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now