Chapter 20

30.8K 1.2K 8
                                    

"Tapi dia tidak sering menghubungi ku, aku selalu yang menghubunginya," ucap Fira nada suaranya sangat kentara jadi sekarang sangat sedih perihal Hito yang jarang menghubunginya saat Fira ajak video call juga Hito menolak.

"Itu karena dia tau kamu sibuk, ia tidak ingin membuatmu kesulitan di sana. Kamu taukan Hito orang yang sangat memikirkan orang lain." Inda tidak mau Fira terlalu berpikir buruk karena semua itu harus terlebih dahulu terpikir secara positif.

Fira mengangguk benar Hito terlihat sangat baik, dia terlalu dewasa menurut Fira. Pria itu tidak pernah menuntut apa pun darinya apa pun yang dilakukan oleh Fira tidak dilarang. Saat berbicara pun Hito tidak terlalu banyak menggombal, jadi Fira sangat suka dengan pria yang memiliki sifat seperti itu.

"Jadi apa kamu akan segera ke rumah Hito?" tanya Inda.

"Tentu saja, aku akan lebih dulu menghubungi Hito. Aku ingin jalan-jalan dulu dengannya," ucap Fira sambil tersenyum lebar tidak sabar rasanya untuk berbicara banyak hal dengan Hito begitu pun dengan bisa berjalan-jalan sesukanya dengan pria itu.

"Bentar ya sayang, Mama ada sesuatu yang bisa membuatmu kesenangan banget." Inda beranjak duduk dari sofa menuju meja ujung dan mengambil sebuah undangan. Setelahnya ia langsung memberikan undangan itu ke tangan Fira.

"Apa ini?" tanya Fira sambil membuka undangan ini.

"Itu rekan bisnis kita sedang melangsungkan pernikahan anaknya. Nah, kamu ajak saja Hito kalian pergi berdua. Pasti kalian bakalan serasi banget, di sana akan sangat banyak rekan bisnis ayah di sana. Jadi kamu harus berpenampilan yang bagus begitupun dengan Hito kalian harus pakai baju serasi. Tunjukan kepada mereka bahwa kalian itu adalah pasangan."

Ini adalah rencana yang bagus menurut Inda, dengan semua orang tahu hubungan mereka semuanya akan semakin bagus karena mereka pasti akan beranggapan keluarganya akan menjadi bagian keluarga Alva juga.

"Ide yang bagus, aku jadi tidak sabar untuk pergi. Jadi yang menikah Marco dan Kia? Setauku bukannya Marco sempat menduda?" Fira masih ingat dulu Marco yang datang hanya dengan anaknya saja tanpa istri.

"Ya sekarang mereka kembali rujuk, Mama kira awalnya mereka ada pasangan baru karena Mama tidak pernah melihat istri Marco sebelumnya. Ternyata mereka malah rujuk, siapa coba yang tidak terkejut? Sudah bercerai lalu rujuk dengan membuat pesta semegah itu.

"Oh begitu, aneh juga mereka tidak melakukan pernikahan dengan mewah saat pernikahan pertama mereka."

Inda mengangguk saja, melihat istri Marco saja Inda sering ia juga tidak terlalu hafal wajahnya sangking seringnya Marco mengajak istrinya untuk datang ke acara bisnis.

"Fira mau telepon Hito sekarang aja deh, nanti saat bertemu baru akan Fira bicarakan masalah undangan ini."

"Iya, jangan terlalu lama juga telepon nya kamu juga harus istirahat setelah pulang jauh."

"Iya Mama sayang." Fira mencium pipi Inda sayang tidak lupa juga memeluknya sekilas.

"Mau pergi jalan-jalan tapi," lanjut Fira.

"Jangan, kamu baru pulang yang ada capek aja. Mending kamu tidur dulu istirahat baru besok pergi sama Hito." Sangat berbahaya sebenarnya jika berpergian jauh lalu malah langsung pergian, tidak baik bagi jantung.

"Ni kamu belum bilang sama Hito kalau kamu udah balik?" tanya Inda."

"Udah tapi larang dia buat jemput sih, tapi pas aku bilang jangan jemput dia tidak maksa buat jemput." Fira memang tidak ingin merepotkan tapi membayangkan Hito tetap pergi menjemput dan menunggu di bandara adalah hal yang sangat membahagiakan.

Inda menggeleng tidak mengerti dengan jalan pikiran Fira yang lucu, padahal Fira sendiri yang bilang kalau tidak usah jemput tapi saat tidak jemput malah pengen dijemput.

Hidden MarriageDonde viven las historias. Descúbrelo ahora