Chapter 18

23.9K 1.1K 10
                                    

Perjalanan dari Mall ke rumah Sarah emang jauh, jadi mereka sampai saat sudah sore hari. Selama perjalanan tadi Lia tidak tenang karena memikirkan keadaan Rian disana, ia harap anaknya baik-baik saja. Syukurnya tadi Lia emang banyak menyiapkan stok asi untuk Rian jadi anaknya itu pasti tidak kehausan.

Saat sudah di rumah besar ini pun Lia tidak bisa masuk ia hanya menunggu di mobil. Ia melihat dari balik kaca mobil ke arah Hito yang terlihat sedang berbicara dengan pekerja. Entah kenapa Hito malah lama sekali ngomong dengan wanita yang terlihat sudah tua. Lalu tidak lama Hito malah langsung masuk ke dalam rumah.

Lia yang berada didalam hanya bisa duduk sambil memegang ponselnya. Ternyata tadi Gio emang langsung mengirimkannya pesan. Ia sendiri agak risih dengan Gio yang terlalu banyak basa-basi, mereka sudah sangat dewasa jadi untuk apa saling mengirimkan pesan yang tidak penting.

Dilain sisi Hito harus pasrah saat pekerja menyuruhnya masuk ke dalam rumah atas perintah dari Sarah. Sebenarnya rencana Hito saat sudah sampai di rumah ini ia akan langsung pulang dengan Rian.

Hito sudah tidak sabar langsung masuk saja ke kamar Sarah. Dan ternyata Sarah masih asik memakaikan baju untuk anaknya.

"Ma kenapa lama sekali? Aku bawa pulang Rian." Hito hendak mengambil Rian tapi tangan Hito malah dilarang untuk menyentuh Rian.

"Sudah cuci tangan?"

"Sudah Ma, aku mau bawa pulang Rian ya orangtuanya sudah nunggu." Hito yang mau mengambil Rian malah kembali ditahan oleh Sarah.

"Siapa yang bolehin kamu bawa pulang Rian?"

Pertanyaan Sarah membuat Hito jadi bengong, emang ada apa ini sampai enggan untuk menyerahkan Rian. Apa pilihan Hito untuk menitipkan Rian pada Sarah ada yang salah, sekarang Lia pasti khawatir karena Hito yang tidak datang ke mobil.

Kamar Sarah juga tumben sangat ramai karena sudah ada Aya, Ayi dan Dellia. Tumben saja mereka bisa berkumpul begini, apalagi dengan Aya yang sebenarnya orang yang sangat sibuk. Anak kecil juga sangat ramai mulai dari anak Dellia dan juga anaknya Aya dan Ayi.

"Kenapa Hito tidak boleh bawa pulang? Dia sudah ditunggu oleh mamanya," lanjut Hito lagi.

"Mana orangtua bayi ini?" tanya Sarah lagi.

"Di rumahnya sekarang Hito mau antar," jawab Hito lagi, ia menatap rindu ke arah Rian. Bayi mungil itu sejak tadi asik dengan dunianya sesekali, terlihat sangat lucu. Ingin menyentuhnya tapi sedari tadi Sarah malah menghalanginya.

"Mama heran aja emang dia percaya banget sama kamu sampai mau menitipkan bayi sekecil ini."

Hito menghela nafasnya gusar, kenapa sekarang Sarah sangat banyak bertanya. Padahal ia ingin segera pulang, pertanyaan Sarah juga terlihat sekarang sedang meragukan kebenaran tentang apa yang ia katakan.

"Dia percaya, aku emang bilang kalau mau titip sama Mama."

Dellia dan kedua adik iparnya hanya bisa menatap datar ke arah Hito. Mereka hanya tidak menyangka sekuat ini Hito untuk berbohong.

"Yaudah kapan-kapan titipkan lagi Rian di sini, bayi ini sangat lucu apalagi dia terlihat mirip kamu."

"Hah benarkah?" tanya Hito canggung, ia berusaha untuk tetap berperilaku santai tidak panik. Sekarang Hito panik saja, Sarah malah bertanya hal yang menurutnya terdengar akrab sebenarnya karena Lia sering mengatakan bahwa Rian mirip dengannya.

"Iya kebetulan, mungkin karena dia ganteng jadi mirip kamu. Hahaha Mama bingung tapi tidak mungkin juga ini anakmu, hati-hati ya kamu bawa pulang Rian kasian bentar lagi juga udah malam."

"Iya." Baru saja akan segera mengambil Rian tapi kembali gagal karena keponakannya malah bertanya yang membuat Hito mengurungkan niatnya yang ingin mengangkat Rian.

"Om, itu adik siapa? Kara tidak suka sih kalau bukan cewek tapi itu juga lucu," lanjut Sankara sambil menunjuk Rian dengan semangat.

"Ouh Kara sayang ya sama adik Rian," tanya Hito, Sankara mengangguk semangat.

"Itu kenapa kecil kali Om? Abi mau gendong tidak dikasih mama."

"Karena masih kecil," jawab Hito berusaha sabar padahal sekarang Hito ingin segera pulang.

"Udah mau pulang ya?" tanya Dellia yang sekarang sudah ikut duduk didekat Sankara.

"Iya."

"Mau ketemu Mamanya apa ada di luar?" Dellia ingin memancing saja padahal Dellia tau di luar pasti ada wanita yang ia ketemu di Mall tadi.

Hito mengeleng. "Tidak ada," jawa Hito.

"Ini bayinya masih terlalu kecil, emang orangtuanya ke mana?"

"Kerja."

Dellia tidak habis pikir dengan Hito yang sangat banyak berbohong. Apa enaknya berbohong seperti ini Dellia tidak habis pikir dengan Hito, ingin sekali sekarang Dellia berkata bahwa ia tau semuanya. Hanya saja Dellia harus bisa bersabar.

"Biar aku bantu bawa masuk mobil ya, ini bayinya ditaruh tempat khusus bayikan di mobil?" Mungkin Dellia memang sangat menjadi beban bagi Hito sekarang tampak dari wajah Hito yang terlihat tidak suka saat Dellia terlalu banyak bertanya.

"Tidak perlu di antar."

Setelahnya Hito emang langsung ke luar ia membawa Rian lalu menuju mobil ia memasukkan Rian terlebih dahulu. Setelah Hito menutup pintu barulah setelah itu Lia langsung mengambil anaknya, lalu memeluk pelan Rian.

Tidak lama Hito juga sudah keluar lagi dari kamar dengan membawa perlengkapan Rian yang tadi pria itu bawa.

"Pasti di dalam mobil itu ada Ibu Rian," ucap Dellia dari balik jendela atas. Ia hanya memandang mobil Hito dari atas agar mereka tidak tau.

Dellia tidak tau harus gimana, ia mengetahui semuanya tapi tidak tau harus gimana. Pilihan yang benar emang harus menunggu Adam pulang saja, takut salah langkah malah membuat hal semakin bermasalah.

***

Lia dan Hito masuk ke rumah sederhana mereka. Sejak tadi Rian tidak tertidur, bayi ganteng yang sejak tadi hanya sesekali tersenyum tanpa menangis.

"Benar ya mereka sangat bisa menjaga Rian," ucap Lia ia sedang melihat Rian yang terlihat baik-baik saja. Suasana hati Lia semakin membaik, ia emang selalu bahagia kalau melihat Rian yang senang. Ia juga akan ikut menangis sedih kalau Rian sakit.

"Anak Mama senyum terus ya sayang." Lia mengelus pipi Rian.

"Oh iya Fira besok ya sampai ke sini?" tanya Lia lagi, ia bertanya seolah semua baik-baik saja padahal Lia sedang menahan rasa sesaknya. Ia bisa menahan semuanya karena ada Rian disisinya, anaknya akan tetap bersama dengannya terus kan?

"Hm tidak jadi sepertinya kalau tidak bulan depan bulan depannya lagi." Hito emang sempat bertanya kemarin apa jadi pulang dan ternyata Fira kembali menunda karena katanya ada keperluan yang belum diurus di sana.

Kalau ditanya Hito menunggu kepulangan Fira atau tidak jawabannya Hito tidak tahu ia hanya melalui ini semua sesuai alur saja.

"Oh." Lia tidak tau harus senang atau gimana, tapi baiklah kalau Fira memang belum pulang besok karena setidaknya ada waktu dengan Hito bentar lagi.

Sejahat apapun pria itu tentu saja Lia masih ingin bersama walaupun hanya sebentar. Tapi saat Hito sudah menikah dengan Fira, untuk bertemu dengan Hito saja Lia tidak akan pernah mau lagi.

***

Fira sekarang bisa kembali menghirup udara negara tempatnya di mana dilahirkan. Ini sudah menjadi penantiannya sejak lama di mana ia bisa kembali ke sini. Karena ada beberapa kendala pada akhirnya Fira bisa kembali setelah menuntut ilmu di Inggris.

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now