Chapter 30

31.6K 1.5K 89
                                    

Hito semakin heran saja, Adam itu bahkan setiap hari makan siang dengan istrinya jadi untuk apa mengajaknya. "Tidak, kasian Dellia kan. Nanti ketemu aja di tempat biasa." Tidak menunggu balasan dari Adam, Hito langsung pergi. Usaha Adam tampak gagal menahan Hito, mungkin Hito peduli dengan Lia. Ia mengetahui kabar kepergian Lia dari istrinya, makanya ia langsung ke rumah sakit karena penasaran dengan reaksi Hito

Langkah Hito kembali harus tertunda saat petinggi tenaga kesehatan berdiri di depannya. Setelah berbasa-basi sebentar Hito langsung berjalan pulang ke rumah. Nada dering membuat Hito menghentikan mobilnya dan mengangkat telpon yang ternyata dari Fira.

"Ada apa?"

"Hito, kamu tahukan kita ada janjian makan siang."

Hito sampai melupakan hari ini ia ada janji dengan Fira, wanita itulah yang mengajaknya kemarin.

"Besok saja."

"Tidak bisa, aku sudah ada di tempat ini, kamu mau bikin aku malu dengan makan sendirian."

Hito terdiam, ia berpikir mungkin emang Lia sedang sibuk hingga tidak sempat memegang ponsel dan masak untuknya.

"Oke," balas Hito, setelahnya langsung memutar arah jalan.

***

"Maaf agak lama," ucap Hito ia duduk di depan Fira.

"Iya gapapa, walaupun aku udah nunggu tiga puluh menit disini," lanjut Fira lagi sambil bersiap untuk makan, menunggu
Hito emang membuatnya jadi kelaparan.

"Kamu udah pesan untuk aku juga?"

"Iya, kamu suka itu kan."

Hito hanya mengangguk sekilas, padahal ia tidak terlalu suka dengan makanan ini. Ia hanya suka ayam kecap yang dimasak oleh Lia. Tidak tahu kenapa ia merasa seperti dilihat oleh seseorang, ia melihat ke arah kiri ternyata di sana Lia.

Sangking tidak menyangka, Hito sampai tidak jadi menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"Kenapa tidak di makan?"

"Tidak ada." Hito berusaha bersikap senormal mungkin, lalu kembali memandang ke arah Lia yang hanya menatapnya dengan pandangan datar lalu ke arah anaknya yang tersenyum dengan tangan direntangkan seperti minta digendong.

Lia juga terlihat mengubah tangan Rian seperti semula kembali, tapi Rian tampak merengek. Lia menatap Hito lagi, ia memaksakan senyum lalu membuat tangan Rian seolah menyuruh agar Hito menghampiri mereka.

"Kamu kenapa sih lihat ke wanita itu?" tanya Fira dengan nada tidak suka, kenapa juga Hito melihat wanita yang sudah punya anak itu.

"Tidak ada." Hito bahkan tidak memperdulikan dengan suara Rian yang terdengar menangis. Tidak lama ia melihat Lia dengan Rian yang meninggalkan restoran dengan dua kotak makan.

"Untuk siapa dia beli itu." Hito curiga, apa Lia punya pria lain hingga pergi tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

Tiba di luar ia melihat Lia berbicara dengan wanita berhijab tapi Hito tidak bisa dengan jelas melihat siapa itu. Lalu mereka masuk sebuah taksi. Bisa bisa ia selalu berpikiran buruk pada istrinya itu.

Anehnya tidak biasa Lia membeli makanan di tempat seperti ini, wanita itu lebih suka makan masakan sendiri. Kenapa jadi seperti ini, Hito seperti merasa ada yang tidak beres.

"Hito, kamu kenapa sih. Ayo kita makan lagi. Kamu ngeliat wanita itu ya? Kenapa dengan dia? Kamu kenal ya." Fira kesal tampak dicuekin padahal ia sudah menyiapkan diri agar tampil cantik saat ini. Tapi untuk melihatnya saja Hito tampak enggan.

Hito tidak menjawab ia kembali ke  memakan makanannya dengan cepat agar bisa kembali ke rumah sakit karena untuk pulang juga tidak sempat karena sudah habis jam istirahat. Tidak tahu kenapa ia jadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun, bahkan tidak berniat untuk memperdulikan Fira yang sangat banyak bercerita. Ia ingin memarahi Lia nanti karena tidak meminta izinnya untuk pergi bersama temannya itu dan malah memilih bersenang-senang dari pada membuatkannya makanan.

***

"Kenapa ngelamun Lia?" tanya Dellia saat melihat wajah Lia yang terlihat sangat terlihat sedih. Lia tersenyum canggung ke arah wanita yang mengaku sebagai kakak ipar dari Hito. Ia sangat terkejut tadi saat ada orang yang mengetuk pintunya, ia kira Icha ternyata bukan.

"Kakak tidak bilang sama Hitokan kalau kita sering bertemu?" Sejak kejadian di Mall dan seterusnya Lia agak cemas karena Dellia sangat memperhatikannya. Ia takut Hito akan marah bahwa kejadian di Mall beberapa saat lalu diketahui oleh Dellia dan Adam.

"Kakak nggak tau bagaimana kedepannya, kakak tidak terima kamu diginiin. Mau bagaimana pun cara kalian hingga bisa menikah tetap saja Hito harus bertanggung jawab."

Lia menunduk sambil menahan air matanya, pembahasan ini membuat Lia sangat terganggu. Ia akan berusaha melupakan Hito setelah ini.

"Tadi aku ketemu Hito sama Fira di sana." Lia tidak bisa menahan diri untuk mengatakan apa yang ia lihat tadi yang begitu menyakitkan.

"Ya ampun maafkan kakak ya, kalau tau ada mereka kita tidak perlu memesan makanan di sana. Syukurnya tadi kakak juga tidak masuk ke restoran itu." Memang itulah kenyataannya karena Dellia menunggu di depan restoran yang terkenal sangat mahal di kota, ia memilih ini juga karena tempat tadi milik Adam. Dellia sendiri pasti tidak akan bisa menahan diri jika melihat Hito yang sudah beristri tapi berhubungan dengan wanita lain.

"Tidak apa-apa." Lia tidak akan memperpanjang masalah ini lagi, ia menatap Rian dengan rasa bersalah. Karena kesalahannya ia tidak bisa membuat Rian terus bersama dengan ayahnya, tapi tadi Hito juga tidak peduli dengan Rian. Biarlah Lia tidak peduli, terserah ia akan fokus pada anak saja sekarang.

Dellia berusaha menahan dirinya untuk tidak memperpanjang pembahasan yang membuat Dellia semakin sedih. Tidak lama mereka sampai di rumah yang akan ditepati Lia.

"Kamu suka?" tanya Dellia sambil menunjukkan semua perabotan yang ia beli tadi.

"Suka kak," balas Lia, walaupun bukan rumahnya tapi setidaknya Lia bisa tinggal sebentara di sini hingga bisa mendapatkan pekerjaan.

"Kalau gitu rumah ini untuk kamu."

Lia tampak terkejut, ia menatap Dellia terkejut. Apa memang semudah ini orang kaya memberi bantuan, rumah ini tidak kecil walaupun tidak bertingkat dua tapi sangat luas.

"Tidak perlu kak, seperti apa yang kita sepakati saja kak. Lia akan tinggal setahun di sini."

"Tidak mau kamu tinggali atau tidak rumah ini tetap milikmu, suami kakak bilang ini adalah hadiah pernikahan kalian." Dellia yang merencanakan ini dengan teman Lia. Sebenarnya Dellia lah yang memilih rumah ini, ia segera bergerak cepat membelinya. Awalnya yang punya rumah tidak mau menjual tapi dengan kenaikkan harga akhirnya rumah ini mau dijual.

"Lia akan bercerai, jadi hadiahnya tidak perlu kak." Lia jujur tidak ingin menolak karena ini rejekinya kan? Tapi Lia sebentar lagi bukan istri Hito, dan lagi ia tidak mau merepotkan dan akan semakin dianggap gila harta oleh Hito.

"Kakak tidak mau penolakan!" Tidak peduli dengan balasan Lia lagi.

***

Kalian greget ya? 😭😭😭 sabar ☺️😭 part selanjutnya Hito bakalan tau kalau Lia pergi.

Jika memenuhi target ini = 390 vote + 150 komen aku bakalan double update. Follow aku ya 😊

Mungkin ada yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya bisa wa di nomor ini ‪+62 838‑6394‑7842‬.

Bab 31 ampai bab 35, harga 10k
Bab 31 sampai bab 43, harga 20k ( paket hemat)

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now