Chapter 28

25.2K 1.4K 82
                                    

Bukan hanya Lia, Hito pun bingung kenapa bisa marah berlebihan seperti ini. Tapi pertanyaan seperti apa mungkin Lia sudah memiliki pria lain? Hingga terkesan acuh sekarang?

"Kamu punya cowok lain?" tanya Hito yang membuat Lia terkejut. "Kamu ketemu sama cowok yang lebih kaya lagi dari aku? Iya!" Hito yang berdiri di depan Lia menatap tajam wajah wanita itu yang kembali kaku karena terkejut dengan Hito yang mengeraskan suaranya.

Lia menahan nafas di setiap bait dari pertanyaan yang keluar dari mulut Hito. "Kamu jangan asal nuduh aku tanpa alasan yang jelas. Aku bahkan seharian hanya di rumah dan tidak bertemu siapa pun." Lia mau mengungkit jika Hito lah yang selingkuh tapi Lia tidak ingin Hito semakin marah. Lagi pula bagaimana ia bisa selingkuh karena selama ini ia jarang keluar rumah.

"Sekarang kasih alasan kenapa nuduh? Lagi pula kamu tidak boleh tuduh gini tanpa kasih alasan."

"Alasannya? Aku yakin banget, apalagi kamu gila uang.

Lia lebih mendekat ke arah Hito lalu mendorong bahu Hito agar terduduk di atas kasur. Ia ikut duduk di samping pria itu.

"Kamu masih nuduh aku cinta sama kamu karena uang ya? Kamu tau nggak aku minta uang sama kamu pas sebelum nikah itu buat nikah?" Lia menatap ke arah depan tepatnya ke arah cermin yang memperlihatkan tubuhnya.

"Kamu beli tas atau apa pun itu kan? Lagi pula aku nyesel kasih. Aku terlalu muak saja mendengar tangisanmu kalau tidak mungkin aku berikan dengan jumlah besar seperti itu." Hito memang tidak kekurangan uang hanya saja ia sangat malas untuk memberikan secara cuma-cuma pada Lia.

Lia kembali tersenyum lembut, dan Hito semakin heran. Biasanya Lia akan marah jika menuduh wanita itu.

"Betul banget ada unsur kebohongan, tapi apa pernah kamu lihat aku pakai tas mewah, atau barang mewah yang lainnya?"

Pertanyaan Lia membuat Hito membisu untuk beberapa waktu, ia baru sadar bahwa emang selama ini ia tidak melihat barang mewah seperti itu. Ia melihat memutar ke semua arah kamar mencari barang seperti tas atau sepatu dan yang terlihat hanya satu tas biasa yang sudah lama Lia gunakan sejak kuliah.

"Tidak adakan? Bahkan uang bulanan yang kamu kasih itu lebih banyak untuk keperluan makan dan Rian. Kadang kamu nggak pernah kasih lebih buat aku dalam uang bulanan itu. Tapi aku emang tidak ngeluh." Lia menghela nafasnya gusar.

Terkadang tantenya meminta uang dengan jumlah yang besar hingga dengan terpaksa ia harus meminta uang pada Hito. Dengan alasan bahwa sedang sakit hingga perlu uang untuk berobat dan saat itu Lia percaya hanya saja ia sadar bahwa ternyata ia ditipu.

"Ada hal yang ingin aku bicarakan lagi."
Lia yang ingin membuka mulutnya lagi untuk berbicara kembali menutup mulut. Ia melihat ke arah jam sekarang sudah waktunya Hito berangkat dan Hito juga pasti tidak akan percaya dengan apa yang ia katakan. "Kalau sempat nanti kita bicarakan, sekarang kamu ke rumah sakit aja."

"Tidak aku akan dengar apa yang kamu bicarakan." Hito kembali teringat hal semalam, hal yang katanya penting tapi tidak kunjung dikatakan

"Emang kamu bakalan percaya?" tanya Lia lagi, ia duduk di samping Hito lalu merapatkan dirinya. "Tidak percayakan? Kalau begitu pergilah bekerja," lanjut Lia tepat di samping telinga Hito.

"Percaya? Tidak tau, sekarang cepat bicara agar aku tidak penasaran lagi."

"Aku minta uang kamu itu untuk biaya rumah sakit tanteku, eh ternyata tanteku tidak sakit. Uang itu untuk suaminya yang kalah judi dan untuk barang-barang mahal itu. Dia yang membesarkan aku hingga rasanya sangat susah menolak permintaannya, sudah lama juga kan aku tidak minta uang lebih karena semenjak itu aku tidak percaya lagi dengan tanteku."

Hito hanya diam tidak banyak berkomentar, ia sendiri tidak tau harus percaya atau tidak. Walaupun setelah fakta yang diucapkan Lia membuatnya sedikit goyah untuk percaya.

"Kamu tau kenapa aku mau bunuh diri? Karena baru sadar kalau tante tidak sayang aku dia cuman mau uang. Eh kamu malah datang, makanya aku bilang kalau kamu mau nikah sama aku, aku tidak akan bunuh diri. Rencananya sih biar punya teman hidup gitu, karena tante ku jahat. Karena saat masa itu aku juga tidak kerja, tanteku memaksa supaya menikah dengan pria yang tidak aku kenal."

Lia menatap wajah Hito yang hanya diam saja. Sedangkan Hito sendiri mengingat kejadian itu, saat ia tidak sengaja melihat Lia yang siap untuk menggantung dirinya di belakang kampus.

"Tapi aku sekarang udah tidak bodoh lagi kok, aku bakalan tetap hidup walaupun tidak punya teman hidup. Aku bakalan berusaha untuk hidup mandiri, apalagi aku udah ada Rian jadi ya makin semangat."

"Jadi itu yang mau kamu ceritakan?"

Respon Hito yang terkesan meremehkan membuat Lia menutup matanya sejenak untuk tidak menangis.  "Hm, yaudah kamu berangkat terus ya." Ia berusaha untuk terlihat tenang dan ada juga sedikit rasa lega hinggap di hatinya yang semakin membuat Lia yakin dengan keputusannya.

"Ayo aku antar ke depan."

Hito beranjak bangun dan mengambil perlengakapan kerja dan jas dokter lalu duluan untuk keluar dari kamar. Setiba di depan ia langsung menuju mobil tapi langkahnya terhenti sata Lia memanggil.

"Mas! Sebentar."

"Kenapa?" tanya Hito.

Tidak banyak kata Lia langsung memeluk Hito dengan erat. Hingga Hito terdorong ke belakang dan mengenai mobil, pelukkan Lia terlalu erat.

"Kenapa sih?" tanya Hito berusaha melepaskan pelukan yang terlalu erat..

"Tidak ada, kamu mau cium aku tidak? Di sini?" Lia menunjuk bibirnya dengan berani, ia tau ini memalukan tapi apa tidak salahnya mencoba.

"Sekarang sudah telat, kamu jangan ganggu aku." Hito malah langsung masuk ke dalam mobil setelah mendorong Lia agar tidak terlalu dekat dengan tubuhnya.

Tapi Lia lebih dahulu menahan tangan Hito. "Ih cium dulu."

"Kenapa jadi murahan sih?" balas Hito sambil menghempaskan tangan Lia.

"Eh," jawab Lia terkejut, matanya berkaca-kaca. Kata murahan sering didengar dari siapapun termasuk Hito. Tapi kenapa masih sakit rasanya. Ia menahan tangis sekuat tenaga. Bukannya mereka suami istri, ia tidak sedang menjual diri kenapa ucapan Hito sangat kejam.

Hito malah jadi tidak tega sendiri, kenapa Lia jadi lemah seperti ini apalagi dengan nada bicaranya yang terlalu lemah tidak seperti dulu yang akan marah saat dikatakan murahan. Hito hendak mendekat untuk mencium Lia karena sedikit ada perasaan bersalah, tapi wanita itu lebih duluan mundur.

***

Jika memenuhi target ini = 150 vote + 60 komen aku bakalan langsung update

Mungkin ada yang tidak sabar menunggu bab selanjutnya bisa wa di nomor ini  ‪+62 838‑6394‑7842‬.

Bab 29 ampai bab 31, harga  5k
Bab 29 sampai bab 43, harga 20k (Paket hemat)
Bab 40 sampai bab 43, harga 8k

Hidden MarriageWhere stories live. Discover now