9. Mencoba kabur

89.1K 8.7K 462
                                    

Update lagi!

Spam komen, vote dan share cerita ini

Happy reading ❤️

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Alora membenturkan kepalanya dan mengenai hidung Agharna hingga berdarah.

"Lo udah ambil first kiss gue!" teriak Alora.

Agharna meringis tak disangka gadis di depannya ini marah.

"Bagus dong," ucap Agharna tanpa rasa bersalah.

Alora ingin memaki Agharna lagi namun tertahan karena bunyi pintu. Di sana dia melihat seorang pria yang juga mirip dengan Agharna, wajahnya yang blasteran.

"Anda tidak membunuh perempuan ini?" tanya Jay.

Alora sedikit menjauh, aura pria di sampingnya sama-sama menakutkan, sama seperti Agharna namun Jay sedikit dominan.

Jay terkejut karena baru kali ini majikannya itu melepaskan seseorang dan tidak dibunuh.

Agharna menarik lengannya dan membawanya duduk di sofa.

"Tidak karena dia akan menjadi anjing ku mulai sekarang."

"Maksud lo apa?" tanya Alora.

"Berikan itu padaku Jay." Agharna mengabaikan pertanyaan Alora.

"Lo mau apain gue?"

"Berbalik."

Alora menuruti perkataan Agharna begitu saja, namun matanya tertuju pada pintu apartemen yang terbuka.

"Aww!"

Agharna mengobati luka yang dia berikan pada Alora. Membersihkan sisa-sisa darah lalu menutupinya dengan perban.

Alora melihat Jay yang berdiri diam, ini kesempatannya untuk kabur. Pintu apartemen masih terbuka di sana. Dengan gerakan cepat, Alora lari menuju pintu dan berhasil.

"Kejar dia!" teriak Agharna.

Jay dan Agharna mengejar Alora yang sudah jauh. Dia lari sejauh mungkin, dia sangat takut dan tidak percaya dengan Agharna.

Cowok itu pasti akan membunuhnya jika tidak pergi dari apartemennya. Alora merasa kehabisan nafas karena berlari secepat mungkin apalagi lukanya masih terasa sakit.

"Huft, mereka udah gak ada," gumam Alora saat menoleh ke belakang dan tidak melihat mereka.

Alora segera mencari taksi namun tidak ada yang lewat, dia baru sadar ternyata masih jam 3 pagi.

"Please angkat telfon gue, gue harus ke mana ini!" Alora gemetar, Puput tidak mengangkat telfonnya.

Dia terus berlari hingga akhirnya menemukan sebuah taksi, Alora segera menghentikan taksi itu.

"Pak, antar saya ke alamat ini sekarang, saya dalam bahaya!"

Saat masuk ke dalam taksi dan ingin menutup pintu, Agharna sudah berdiri dengan tatapan marahnya dan menahan pintu tersebut.

"Keluar!"

"Gak mau!"

"Keluar sayang." Agharna mencoba lembut agar sopir itu tidak curiga.

"Pak tolong saya pak, orang ini mau membunuh saya pak," rengek Alora meminta tolong pada sopir taksi tersebut.

Sopir itu hanya menatap mereka berdua gantian. Agharna telah menyita perhatian sopir itu, sebisa mungkin dia tersenyum manis lalu sekali tarik Alora sudah keluar.

AGHARNA (Sang Bulan)Where stories live. Discover now