10. Keputusan Agharna

91.6K 8.9K 387
                                    

Kalau ada typo komen yah

Happy reading ❤️❤️❤️

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️


Alora menangis dan hanya memohon dilepaskan. Namun Agharna seolah tuli tidak mendengarkan rengekan Alora.

Cowok itu duduk tak jauh darinya sambil memegang kertas.

"Alora dan Alira, saudara kembar yang dibedakan orang tua mereka yang bernama Ana dan Andre. Alira mahasiswi kedokteran semester lima dan Alora mahasiswi administrasi publik. Alira yang cerdas sangat disayang oleh kedua orang tuanya, sedangkan Alora sangat bodoh."

Agharna tertawa membaca semua latar belakang keluarga Alora. Orang tua yang tidak tau diri dan kurang bersyukur dikaruniai anak namun yang satu disia-siakan.

"Lo emang bodoh, saking bodohnya lo terjebak di sini," ejek Agharna.

"Lepasin gue," isak Alora.

Tenaganya sudah terkuras habis. Berteriak mencaci maki Agharna, meminta pertolongan namun nihil. Tidak ada satupun usahanya berhasil.

"Gue bakalan lepasin lo kalau lo udah menentukan pilihan."

"Gue gak mau, lo biadab, gue gak bakalan korbanin orang-orang yang gak berdosa buat lo bunuh!"

"Berarti lo memilih keluarga lo yang dibunuh, atau sekaligus sahabat lo yang bernama Puput?"

Alora menggeleng, "lo gak boleh sentuh mereka, gue udah bilang sakitin gue aja."

"Nyawa lo ada di tangan gue, dan kalau lo mau selamat, lo harus menentukan pilihan."

"Gue gak mau, gue gak akan jadi manusia sakit kayak lo!"

"Lo melindungi keluarga lo tapi mereka sama sekali gak peduli. Bagus kan kalau gue bunuh mereka, lo bisa balas dendam tanpa menyentuh mereka."

"Keluarga gue berharga, meskipun mereka gak adil tetap aja mereka yang merawat dan membesarkan gue sampai sekarang!"

"Ternyata lo sangat baik. Tapi kebaikan lo gak dibutuhkan sama mereka Alora."

"Jangan sentuh mereka, gue mohon."

Agharna bosan melihat Alora yang hanya menangis. Padahal gadis itu terlihat sangat berani waktu di kampus yang tak segan menuduhnya sebagai pembunuh waktu itu.

Jay masuk ke ruangan itu sambil membawa nampan yang berisi makanan. Agharna melepaskan ikatan Alora lalu menyodorkan makanan itu.

"Habisin makanannya, bersyukur gue masih baik ngasih lo makan."

"Gue gak mau makan, gue mau pulang, gue mau keluar dari sini!"

Agharna berdecak, "gue udah bilang mulai sekarang lo milik gue, lo boleh keluar kecuali sama gue."

"Besok kita kuliah Agharna, orang tua gue pasti nyariin kalau gue belum pulang!"

"Makan. Kalau sampai satu jam lagi gue kembali dan lo belum makan, liat aja apa yang bakalan gue lakuin."

Agharna dan Jay keluar lalu mengunci pintu itu dari luar. Alora berjalan tertatih melihat ponselnya yang sudah hancur.

"Agharna gila. Andai aja dari awal gue gak penasaran pasti kejadiannya gak bakalan kayak gini," isak Alora.

Punggungnya sakit sekali dan berdenyut akibat ulah Agharna. Meskipun perutnya keroncongan dia tetap tidak mau menyentuh makanan pemberian Agharna sampai cowok itu membebaskannya.

AGHARNA (Sang Bulan)Where stories live. Discover now