16. Lamaran diterima

77.3K 8K 895
                                    

Assalamu'alaikum, baru pulang tarwih nihhhhh

Selamat membaca cerita AGHARNA ❤️

Typo komen yah

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Semuanya duduk di ruang tamu dan memandang Alora bersama Agharna. Kedua orang tua Galang sudah pamit terlebih dahulu.

Tersisa Galang dan keluarga Alora.

Alira sangat iri melihat Alora mendapatkan calon suami yang ternyata lebih sempurna dari calonnya. Jujur saja, pertama kali melihat Agharna dia sangat terpana.

Cowok itu sangat tampan dan juga keren.

"Apa saja yang kalian lakukan selama tinggal bersama?" tanya Andre mencoba menginterogasi.

"Kami tidak melakukan hal-hal yang di luar batas Pak Andre," jawab Agharna.

Sesekali tangannya mengusap-usap tangan Alora. Gadis itu risih, namun dia tidak bisa protes karena nyawa menjadi taruhan jika dia melakukan hal itu.

"Kalian tidur bersama?"

"Iya, hanya sekedar tidur, saya tidak menyentuhnya."

"Kamu tidak bohong? mustahil tidak ada nafsu bagi seorang pria saat tinggal bersama perempuan di apartemen."

Agharna tersenyum, "kenyataannya memang begitu Pak Andre, saya tidak menyentuh seorang wanita sebelum sah menjadi istri saya."

"Jadi kamu belum menyentuh Alora kan?"

"Iya."

Alora menatap Agharna.

"Terus first kiss gue yang lo ambil dengan sengaja itu namanya apa bangsat, dan lo udah melukai punggung gue!" batin Alora merasa marah. Luka di punggungnya sudah pasti memiliki bekas seumur hidup.

Galang menatap Alora, sementara Alira menatap Agharna.

"Apa yang lo sukai dari Alora?" tanya Galang.

"Rasa suka gak bisa diungkapkan, intinya gue suka semua yang berhubungan dengan dia," jawab Agharna mengusap pipi Alora.

Perlakuan Agharna sekarang sangat berbeda jika di apartemen, tidak ada Agharna yang manis.

"Kalian bertiga bisa meninggalkan ruang tamu sebentar? Mama sama papa mau bicara sama Agharna," sela Ana.

"Mau bahas apa ma?" tanya Alira.

"Urusan orang tua, kalian ke taman belakang dulu sana."

"Saya tidak mau Alora meninggalkan saya, biarkan dia tetap di samping saya," pinta Agharna.

"Ini perintah yang berhubungan dengan keputusan lamaran kamu diterima atau tidak!" tegas Ana.

Mau tidak mau Galang, Alora dan Alira meninggalkan Agharna, Andre dan Ana.

"Awas aja kalau lo kabur, kedua orang tua lo bisa mati di tangan gue, gak peduli kalau ini rumah lo, ngerti?" bisik Agharna sebelum Alora pergi.

Setelah mereka bertiga pergi, Ana memasang wajah sombongnya.

"Jujur saja pada kami kalau sebenarnya kamu berpura-pura jadi orang kaya kan?" tanya Ana sedikit tertawa.

"Saya tidak berbohong."

"Sebenarnya saya tidak percaya sama kamu, anak saya Alora tidak pernah dekat dengan lelaki lain sebelumnya, dan malam ini dia datang bersama kamu dan berniat melamarnya secara tiba-tiba, tentu saja kami sebagai orang tua harus selektif," ujar Andre.

AGHARNA (Sang Bulan)Where stories live. Discover now