40. Tidak Pulang

64.8K 7.9K 5.1K
                                    

Pokoknya semoga kalian suka CHAPTER ini

Ramaikan yah

Happy reading ❤️

🧛‍♂️🧛‍♂️🧛‍♂️

Alora merasa gelisah, entah mengapa hatinya sangat sesak. Seolah sesuatu sedang terjadi tanpa sepengetahuannya.

"Kenapa perasaan gue nyesek?" gumam Alora.

Alora mondar-mandir di dalam kamarnya. Bahkan perasaannya saat ini seperti ingin menangis. Karena tidak tahan, dia keluar dari kamar dan menuju kamar Ana dan Andre.

"Gue kenapa sih!"

Perasaan yang Alora rasakan saat ini pasti pernah terjadi pada orang-orang, sedih tanpa alasan dan gelisah hingga ingin menangis. Dia merasa butuh pelukan dari orang tuanya, masa bodoh jika Ana menolaknya. Dia mengetuk pintu kamar orang tuanya.

"Kenapa Alora?" tanya Andre saat membuka pintu.

"Mama mana pa?"

"Tuh lagi tidur," jawab Andre membuka lebar pintu kamar. Di sana Ana sedang tidur.

"Alora boleh masuk gak?"

"Boleh."

Alora langsung bergegas masuk dan naik ke atas kasur lalu memeluk Ana erat. Ana tidak merasa terganggu sama sekali.

"Alora, kamu kenapa?" tanya Andre melihat putrinya menangis tanpa suara.

Alora menggeleng, "aku gak tau pah, rasanya pengen nangis aja sambil meluk mama," lirih Alora.

Beruntung Ana tidur sangat nyenyak, jika wanita itu bangun pasti dia langsung menolak pelukan Alora.

"Cerita sama papa, kamu kenapa? Agharna nyakitin kamu?" tanya Andre mengelus rambut putrinya.

Alora menggeleng, "gak tau pah, gak ada alasan, mau nangis aja."

Menangis tanpa sebab sering terjadi, dan itu lebih menyakitkan karena dada kita terasa sesak dan ingin melampiaskan.

"Kalau Agharna nyakitin kamu, bilang sama papa."

Alora terisak, dia mencoba mendapatkan kehangatan dari pelukan Ana meskipun wanita itu sedang tidur. Memeluk seorang ibu membuat Alora merasa tenang.

"Dari awal pernikahan ini udah nyakitin aku Pah, kalian alasan aku menerima pernikahan ini," ucap Alora dalam hati.

"Maafin Papa Alora," ucap Andre.

"Papa gak salah," balas Alora.

"Papa punya firasat gak enak Ra tiap kali liat Agharna."

Alora mengusap air matanya dan bangun.

"Mungkin itu cuma perasaan papa aja."

Andre menggeleng, "bukan, papa ngerasa ada yang aneh aja. Kamu ingat waktu kalian telat turun makan malam?"

"Ingat."

"Waktu itu ada yang aneh sama mertua kamu. Mereka berdebat dengan Lily lalu membawa gadis itu pergi dengan buru-buru. Papa curiga siapa sebenarnya gadis itu, dan papa gak suka sejak kejadian dia nyium suami kamu sembarangan."

Alora diam. Lily memang gadis misterius yang membuat Alora penasaran, siapa gadis itu sebenarnya.

"Agharna selalu bilang dia sahabatnya," kata Alora.

"Papa rasa mereka bukan cuma sahabat, perlakuan Agharna berbeda nak, ada sesuatu dengan keluarga ini tanpa kita ketahui."

Alora juga merasa demikian, namun dia tidak mampu mengatakan. Karena sejak awal, identitas Agharna sudah membuatnya syok.

AGHARNA (Sang Bulan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang