07 - THE PROPOSAL

9K 332 20
                                    

"Itu bukannya kak Tiara ya? Itu sama kak Adrian bukan sih, El? Kenapa gandengan begitu buru-buru pergi?"

Nadia, sahabat Elia menunjuk-nunjuk pada sepasang lelaki dan perempuan yang justru melawan arus menjauhi pintu masuk ballroom ketika para tamu pesta berdatangan. 

Tadi sewaktu Adrian mengajak Tiara bicara empat mata ternyata ada dua pasang gadis muda yang diam-diam mengawasi kepergian mereka. 

"Mau kemana ya?" Nadia bermonolog. 

Nadia menekan-nekan dagunya menggunakan jari telunjuk lalu memandang Elia. Ia meletakkan jemari di bahu Elia dan berbisik di depan telinga gadis yang sebaya dirinya itu. "Jadi bener gosipnya kalau pacar Adrian Axman itu kakak lo? kak Tiara?" Nadia berkata pelan sembari menyipit curiga ke arah depan.  

Elia menatap sedih punggung Adrian dan Tiara yang semakin menjauh. Melihat sang pujaan hati sempat menarik pergelangan tangan sang kakak lalu pergi berdua beriringan membuat hati Elia sakit seakan tertusuk jarum. 

"Enggak, itu cuma gosip. Kak Tiara sendiri yang bilang sama gue kalau dia gak ada hubungan apa-apa sama kak Adrian. Mereka dekat cuma karena ada proyek bareng. Mungkin mereka pergi juga mau bahas masalah kerjaan" gadis itu menunjukkan sikap denial

"Kakak lo boong kali-" Nadia justru memprovokasi Elia. 

Elia menatap Nadia sengit. "Kak Tiara gak mungkin boong sama gue. Udah deh, lo gak usah bikin hoax" ia terdengar semakin kesal. 

"Nah nah , takut kalah saing kan sama kakak sendiri... Kayaknya berat deh El kalau cinta monyet lo - si Adrian Axman itu bakal lebih pilih lo. Secara dia juga lebih deket and seumuran sama kakak lo"

Nadia tak puas berceletuk yang membuat Elia merasa jengah. Sekarang sahabat perempuannya itu yang justru meremehkannya seperti kala hari ia diceramahi panjang lebar oleh Kevin. Ia mempertanyakan kenapa semua orang meragukan dirinya dan lebih memilih Tiara yang pantas bersanding dengan Adrian.

Elia masih berusaha berpikiran positif dan tak ingin merasa down walaupun mood-nya kali ini berangsur memburuk. 

"Mereka gak pacaran... gue yakin itu" Kata Elia yang diikuti cebikan kecil Nadia. 

.

.

**

.

.

Seusai melihat Adrian pergi bersama sang kakak, Elia berubah pikiran dan tak mau langsung masuk ke dalam ballroom. Sementara, Nadia sahabatnya, telah ia paksa masuk mengikuti jalannya prosesi pesta terlebih dahulu.

Acara pembukaan beberapa menit lagi akan dimulai namun Elia masih setia menunggu di depan pintu besar ballroom. Siapa lagi kalau bukan menunggui Adrian. Elia berpikir, tak mungkin Adrian tak kembali karena itu adalah acara perusahaannya dan setau Elia, Adrian juga akan memberikan pidato. 

Elia menunggu Adrian dengan resah. Ia tak ingin membayangkan yang tidak-tidak pada apa yang sedang terjadi antara pujaan hatinya dengan sang kakak.

Hingga penantian Elia akhirnya berakhir kala ia melihat sosok familiar yang tinggi, tegap berjalan cepat ke arah tempatnya berdiri.  Dan yang lebih membahagiakan bagi Elia, pria itu datang seorang diri. 

Elia pun melangkahkan kakinya yang telah mengenakan sepatu pesta nan cantik di atas lantai marmer hotel. Ia menghadang Adrian ketika ingin memasuki ballrom.

"Kak Adrian" Panggil Elia menyambut kedatangan Adrian yang walau dengan raut garang namun sedari tadi juga mengawasi keberadaan gadis itu. 

Adrian berhenti. 

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now