63 - FEEZE

5.8K 201 1
                                    

Andre memindai bergantian sosok-sosok di depannya dengan memasang raut prihatin. Tak sedikit dari mereka yang menampakkan wajah pias dan tampak terpukul.

Andre tak ingin membuat perasaan begitu banyak orang kian terombang-ambing. Ia pun melanjutkan menerangkan informasi yang ia ketahui usai dihubungi pihak berwajib.

"Adrian dia - dia menghilang" Andre menyampaikan hasil temuannya sesuai dengan apa yang diinformasikan Sheriff Treutlen County.

"Menghilang?" satu desis keterkejutan menggaung.

"Menghilang bagaimana maksud kamu, Andre?" Linda menyela dengan tersisip harapan bahwa bukan berita terburuk yang akan ia dengar.

"Iya, Tante. Adrian enggak ditemukan di lokasi kecelakaan" Andre menjawab pertanyaan Linda.

"Ada kemungkinan seseorang bawa Adrian ke rumah sakit. Atau dia dapat pertolongan dari orang lewat atau penduduk setempat. Polisi masih selidiki" jelas Andre menjabarkan.

"Kalau begitu terus cari tau" Tommy buru-buru menyela.

"Kita sudah telfon setiap rumah sakit di Treutlen, Om. Bahkan mengerahkan polisi dan hubungi semua tempat paling dekat dengan lokasi mobil Adrian terbalik. Rumah, fasilitas umum, atau apapun. Tapi kendala badai dan komunikasi membuat pencarian terhambat, dan sampai saat ini kita belum dapat kepastian"

Andre memberitahukan rintangan macam apa yang harus mereka hadapi dalam upaya mencari Adrian.

"Astaga..."

"Kita bahkan enggak tau harus bertanya kemana lagi. Polisi juga sudah bantu cari di sekitar hutan di Interstate 16. Tapi karena angin bertiup kencang sekali bahkan ada beberapa pohon tumbang dan tiang listrik ambruk, mereka enggak bisa cari dengan maksimal. Enggak ada cctv juga di jalan. We're blind and clueless"

.

.

***

.

.

"Adrian akan baik-baik aja. Dia pria yang kuat. Dia enggak akan mudah menyerah"
Vivian mendampingi Elia yang duduk termangu pada kursi. Usapan lembut tangannya mencoba menenangkan Elia.

"Dia pasti bertahan"
Vivian tak lelah meyakinkan hal positif akan terjadi pada Adrian. Namun Elia masih saja diam.

Sebagai orang tua, Vivian tentu bisa menerka betapa cemas dan bergejolak jiwa putrinya yang sedang menunggu kabar dari sang suami. Carut-marut dada Elia tentu bergemuruh khawatir kala mengetahui Adrian mengalami musibah.

"He's going to be fine" Tiara ikut menghibur sambil menepuk bahu Elia. Ia tak ketinggalan memberikan dorongan harapan pada adiknya itu.

"Kita semua berdoa untuk suami kamu" katanya menambahkan bahwa Elia mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

"Kak Bara dan yang lainnya sedang berjuang keras untuk mencari Adrian" ujar Tiara.

Elia mengangguk menanggapi ucapan Tiara. Namun ia tetap mempertahankan bibirnya yang merapat. Susah payah ia memerangi genangan air agar tak menyelimuti mata jernihnya. Apa yang tampak dari luar dengan apa yang terjadi di dalam kalbunya sungguh sangat berlainan. Sekilas ia terlihat tenang. Tapi sesungguhnya dadanya sesak tak karuan dan ia kesusahan bernafas.

Elia tak ingin membuat semua orang makin khawatir dengan menunjukkan sisi rapuh. Ia pun berusaha tegar sekuat tenaga diiringi tak putus merapal doa dalam hati.

Tiara lalu berdiri dan bergerak menghampiri Raka, Andre, juga Bara yang tampak sesekali berunding dan sibuk berkomunikasi dengan banyak pihak.

Tiara kemudian tampak menanyakan sesuatu pada Raka namun Raka hanya balas memberikan ekspresi datar. Raka lantas menggeleng menandakan belum mendapat kabar yang diharapkan oleh semua orang. Raka dan Tiara pun kompak menilik simpati pada Elia yang setia duduk terpaku dengan pandangan hampa.

.
.
.

*****
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

.

Part selanjutnya sudah up di KaryaKarsa (sampai part 66)

.
.
.
.

See you next part

xoxo
Rosesseries

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now