61 - BRING AROUND

6.2K 294 10
                                    

Hari H pesta telah tiba. Acara perayaan ulang tahun sang ultra rich dari Indonesia - Tommy Axman yang ke enam puluh tahun, beberapa jam lagi akan diselenggarakan di Adorné Manor.

Elia kini sedang bersiap untuk menghadiri perhelatan eksklusif tersebut. Ia tengah berdandan di salah satu vanity room yang ada di dalam manor.

Saat ia sedang duduk di depan meja rias dengan disertai tangan terampil seorang MUA yang tengah memoles kulit wajahnya, Elia melihat kakak perempuannya - Tiara, datang masuk ke dalam ruangan dan kemudian berjalan menghampirinya.

"Apa aku boleh duduk disini?" Tiara meminta ijin pada Elia setelah sampai di hadapan sang adik. Ia bertanya sembari mengerling sebuah stool yang terdapat di sisi kiri kursi yang Elia tempati.

"Iya. Boleh" Elia membalas tak mempersulit niat Tiara.

Seolah tau ada yang ingin disampaikan sang kakak, Elia beralih meminta ijin pada sang MUA untuk menjeda sejenak kegiatan mereka.

"Apa kau bisa memberikan kami beberapa menit untuk bicara?" ucap Elia sopan pada sang MUA.

"Ya, tentu" jawab sang MUA lalu benar memberikan waktu pada Elia dan Tiara dengan menyingkir ke sisi lain ruangan.

"Ada apa?" Elia lekas mengganti fokus pada Tiara dan menanyakan maksud sang kakak menemuinya.

Tiara tersenyum.
"Aku cuma ingin kembali menyampaikan beberapa hal sama kamu. Aku tau dulu kita sudah saling bicara tapi... aku masih ingin mengatakan ini-" Tiara mendesis memberitahu.

Elia tampak tenang dan mendengarkan dengan seksama.

"El, aku minta maaf. Karena kelalaian aku dulu hubungan persaudaraan kita jadi renggang" Tiara menyinggung kesalahannya beberapa tahun silam.

"Kita enggak bisa saling terbuka dan membuat - well, khususnya aku, menyimpan banyak rahasia dari kamu. I'm sorry" Tiara menyampaikan penyesalannya tanpa paksaan.

Elia menarik sudut bibir kirinya diikuti mereluh singkat. "Elia sudah maafkan" katanya seperti begitu mudah namun sesungguhnya memang jujur dan langsung disambut Tiara dengan kerlingan terkejut.

"You do?" Tiara melirih setengah percaya.

Elia mengangguk. "Mm-hm" ia menggumam guna menegaskan perkataannya.

"Kalau boleh terus terang, dulu Elia sebenarnya berharap punya saudara yang dekat seperti teman Elia yang lain. Kakak tau kan, seperti Nadia sama kakaknya. Mereka bisa saling cerita, pergi sama-sama, bercanda, tapi - enggak dengan kita karena dunia kita jauh berbeda. Waktu Elia kecil, kakak sudah dewasa dan sangat sibuk dengan kegiatan kakak-" Elia menyambung menceritakan sudut pandangnya akan hubungan ia dan Tiara selama ini .

"Tapi sekarang Elia mengerti. Mungkin hubungan persaudaraan kita memang ditakdirkan seperti itu. Dulu Elia sering memikirkan keinginan Elia sendiri. Elia ingin kakak begini, kakak begitu. Tapi sekarang Elia paham. Kakak juga punya dunia kakak yang harus kakak perhatikan. Dan di dunia kakak, pastinya... semua enggak melulu tentang Elia"

"El-"

"Kakak enggak usah khawatir. Elia sudah menerima keadaan ini" Elia berkata menunjukkan ia sudah mengikhlaskan segala problema yang pernah terjadi padanya dan Tiara.

Tiara menatap Elia tersisip haru. "Kamu tau? Ini semua lebih dari yang ingin aku dengar dari kamu" ia mendesis mengungkapkan rasa syukur. "I'm so glad... so relief, terima kasih kamu sudah mau mengerti" tambah Tiara.

Elia diam tak memberi tanggapan berlebihan.

"Aku akan menunggu kabar baik dari kamu, El." Tiara tiba-tiba mengutarakan harapannya. "You don't have to worry about me. Aku sedang sangat bahagia. Dan aku harap kamu juga akan kembali menemukan bahagia kamu" Tiara mendoakan hal baik untuk Elia.

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now