48 - IN THE CAR (PART I)

8.3K 294 3
                                    


** PART I **

Cukup lama Adrian dan Elia perang dingin usai beberapa waktu lalu keduanya bertengkar.

Dan ketika hari minggu ini mereka diundang makan siang di kediaman orangtua Adrian, keduanya masih tampak bersitegang.

"Kamu enggak lagi sakit kan, sayang? Kenapa sedikit sekali makannya?" Linda bertanya cemas pada Elia yang hanya menyuapkan beberapa sendok nasi merah ke dalam mulut bahkan tanpa ditambah lauk apapun.

"Adrian kamu juga ogah-ogahan begitu? Memang pada kenapa sih? Masakan Mami enggak enak ya?" Linda melirih sedih saat menyaksikan putra dan menantunya terlihat tak lahap menyantap makan siang yang susah payah ia buat.

"Enggak begitu, Mi... Elia-"

"Aku baru gak nafsu makan" Adrian menyahut memotong ucapan Elia. Ia justru berkata jujur pada sang mama tanpa sedikitpun basa-basi.

"Aku nanti saja makannya. Silahkan kalian lanjutkan" Adrian bahkan dengan acuh berlanjut melemparkan alat makannya ke atas piring. Ia lalu berdiri diikuti mendorong kursinya ke belakang. Dan tanpa mengerling siapapun lagi, Adrian memutuskan berjalan menjauhi meja.

Linda sempat menatap terkejut kepergian sang putra dari meja makan kemudian menghela nafas lesu. Ia lantas melirik Tommy yang duduk di samping kirinya.

Tanpa banyak memberi tanggapan, Tommy hanya balas mengerling Linda. Ia pun membuka mulut tanpa bersuara.
' sepertinya baru berantem' bisik Tommy pada Linda. Ia lalu menilik Elia yang untung saja sedang tak memerhatikannya.

*

"Elia... ada masalah apa? Kamu sama Adrian berantem lagi?" Linda bercakap dengan Elia di ruang tengah sementara Adrian di taman belakang dan tengah merokok. Linda sudah tau, kalau putra sulungnya itu sampai menghisap batang rokok pasti sedang berada dalam situasi pelik.

"Enggak ada apa-apa, Mi" Elia berbohong agar tak menambah beban pikiran Linda.

"Adrian bikin salah lagi ya? Maaf ya sayang kalau Adrian suka seenaknya" Linda bermaksud mendinginkan hati Elia.

"Mami enggak usah minta maaf. Mungkin juga Elia yang salah" balas Elia. Waktu itu ia bukan hanya sekedar pura-pura di depan mertuanya. Ia memang tengah merenungi apakah ia telah bersikap keterlaluan hingga membuat Adrian diam seribu bahasa.

"Mami ingin sekali lihat rumah tangga kalian harmonis. Tapi mami juga gak bisa ikut campur terlalu jauh. Mami cuma bisa berdoa semoga kalian selalu rukun, saling support dan saling bisa mengerti satu sama lain" harap Linda pada Elia.

Elia tersenyum.
"Iya Mi, makasih sudah begitu perhatian sama Elia dan kak Adrian" ucap Elia. Ia bersyukur, di tengah masalahnya dengan sang suami, ia mempunyai mertua baik hati seperti Linda.

*

Dengan setengah menyembunyikan tubuh mungilnya di balik pilar, Elia memandangi Adrian dari kejauhan.

Adrian kala itu sedang duduk di bangku taman belakang sembari fokus menyesap sebatang rokok.

Elia terus saja menontoni Adrian yang sesekali tampak menerawang. Dulu Elia sering melakukan hal serupa seperti ini. Mengintai diam-diam Adrian muda yang tampan dan keren dengan tatapan kagum. Namun kali ini tatapannya berubah menjadi simpati kala menyaksikan aura awan mendung tengah menutupi wajah tampan suaminya tersebut. 

Elia mengambil nafas dalam diikuti mengerjap pelan. Sudah cukup lama ia dan Adrian tak saling berbicara. Elia lantas menunduk menatap lantai seraya merenungi perbuatannya. Ia merenungi perasaannya serta apa yang mungkin harus dilakukannya. 

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now