26 - A MAN'S EGO

13.6K 574 18
                                    

"Elia ingin bercerai"
Elia mengatakannya dengan begitu berani. Tersirat pula keyakinan yang besar dari nada bicaranya.

Adrian seketika menengadahkan kepala untuk memandang Elia.

Keduanya pun saling diam selama beberapa saat.

Setelah selasai merenungi permohonan Elia, Adrian akhirnya berkata.
"Apa alasan kamu?" Tanyanya berusaha agar suaranya terdengar tak kalah tenang dari Elia. Ia masih berlagak tak tahu apa-apa, padahal sebenarnya ia sadar betul ia adalah dalang dibalik keputusan Elia.

Elia tersenyum. Ia yang tak berniat bertele-tele segera menjelaskan pada Adrian mengapa ia ingin berpisah.

"Sebetulnya kejadiannya sudah lebih dari seminggu yang lalu. Waktu itu ada seseorang yang kirim pesan untuk Elia supaya datang ke kamar presidential suites Royal Axton" Elia menjelaskan asal muasal keputusannya.

"Dan disana - " Elia berhenti untuk mengambil nafas.

"Elia melihat suami Elia sedang bermesraan dengan seorang wanita"
"Dan wanita itu tak lain adalah kakak Elia sendiri, kak Tiara" lanjut Elia.

"Jadi sudah cukup jelas. Sekalipun Elia tau kakak enggak mencintai Elia tapi perselingkuhan tetap gak bisa Elia tolerir. Terlebih kakak lakukan itu dengan saudara Elia" Elia berucap sembari menahan rasa nyeri di dadanya.

Kini terbayang di kepala Elia peristiwa beberapa malam lalu. Dan kemudian seolah ada sosok tak kasat mata yang mencabut seluruh tenaganya. Tapi Elia ingin menyelesaikan tujuannya sampai tuntas. Ia pun sebisa mungkin berusaha untuk kuat.

Adrian membersutkan bibir saat mendengar Elia menyampaikan alasannya. Ia tak bisa mengelak namun masih belum mau berkomentar.

"Perselingkuhan adalah alasan valid bagi seseorang untuk dapat mengajukan gugatan cerai" Elia kembali berkata.

"Sudah jelas bahwa kakak hanya bohongi Elia. Dan rumah tangga ini, sudah gak pantas lagi di pertahankan bukan?" kata Elia menyindir Adrian disertai melemparkan tatapan hampa.
Memang sudah tak ada lagi yang ia harapkan dari Adrian yang telah melukainya bahkan sejak awal pesta pernikahan mereka.

Adrian memainkan lidahnya di dalam mulut lalu mengangkat alis.

"Elia sudah bulatkan tekad untuk akhiri pernikahan ini" Elia berujar mantap. Ia akhirnya tersadar bahwa usahanya hanya akan berakhir sia-sia.

"Jadi kalau kakak ingin jujur, silahkan katakan pada Elia yang sesungguhnya"
Elia berucap ringan seolah Adrian tidak melakukan hal yang membawa dampak buruk padanya. Ia lakukan agar tampak tegar di hadapan Adrian. Ia tak ingin dipandang merana. Tak ingin Adrian meledeknya atau mengira hanya sekedar mengancam. Ketenangannya justru adalah bukti keseriusannya.

Adrian terdiam.

'Katakan apa yang kamu rasakan sekarang, sebelum terlambat' saat itu tanpa Elia ketahui, batin Adrian justru sedang berkecamuk.

'Dia enggak akan percaya. Enggak dengar apa yang baru aja dia bilang? Dia ingin mengakhiri semua ini. Aku enggak ingin memohon. Seorang Adrian enggak pernah mengemis'

Elia menunggu Adrian yang masih membisu. Ia berubah resah lalu mengedipkan matanya agar tak mengeluarkan air.

Saat Adrian tak kunjung berkata, Elia kembali mengatakan apa yang dianggapnya sebagai sebuah pengkhianatan.

"Malam itu Elia dengar dan saksikan sendiri..." Elia mengungkit kembali kejadian di kamar hotel milik suaminya.

"Jadi kakak mencintai kak Tiara? Kakak ingin bersama dia? Boleh kakak lakukan setelah kakak ceraikan Elia" tutur Elia tegas. Ia justru terkesan tak menahan Adrian jika ingin bersama Tiara. Karena ia memang sudah mati rasa.

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ