48 - IN THE CAR (PART II) ⚠️21+⚠️

16.3K 304 10
                                    

Includes mature content
Readers discretion is advised

.
.
.

**PART II**

.
.

Selama di dalam mobil, Adrian dan Elia tampak canggung. Keduanya saling diam dan sama sekali tak bersuara. Elia duduk membatu di kursi penumpang sambil melihat ponsel. Sesekali ia melihat keluar jendela untuk mengalihkan rasa gelisahnya.

Sedangkan Adrian terus coba berfokus pada jalan raya yang padat merayap.

"Dulu Elia beli baju ini sewaktu kita mau menikah" Elia memberitahu Adrian tanpa ditanya. Entah mengapa ia tak ingin Adrian mengira ia senang tampil terbuka.

Adrian menanggapi hanya dengan mengerling Elia singkat lalu memasang ekspresi datar. Saat itu, ia sebenarnya justru sedang menyesali keputusannya tak membelikan Elia baju agar lebih layak dipakai.

Bagaimana Adrian tidak menyesal kalau kini setelah terduduk di dalam mobil, rok Elia justru terangkat naik. Dan gilanya, hampir seluruh paha ramping Elia terlihat dan bahkan area intim gadis itu hanya berjarak dua-tiga senti untuk dapat terpamerkan.

Elia memang kelihatan cantik, feminin tapi juga ada aura sangat sensual yang memancar kuat. Bagian dada baju Elia yang berbentuk segitiga hanya mampu menutupi setengah payudara besar Elia yang berukuran double D. Sangat kontras dengan lengan Elia yang kurus serta pinggang yang kecil.  Dan haruskah Adrian mengumpat karena Elia memakai seatbelt dan membuat sembulan payudara gadis itu seakan ingin tumpah.

Fuck!
Adrian merutuk lirih.

Di perjalanan yang terasa begitu menyiksanya, Adrian bolak-balik mendengus kasar. Kadang ia mengusap-usapkan jari pada bibir tipisnya dan berkali-kali membetulkan posisi duduk di belakang kemudi ketika mobil berhenti di lampu merah. 

Entah Elia sadari atau tidak, tapi saat itu ia sudah sangat tegang. Dan hubungan mereka yang tengah membeku seolah ingin segera ia cairkan dengan kobaran api gairahnya. Kejantanannya bahkan sudah menggeliat dan menggembung besar di balik celana.

Iya. Tidak. Iya. Tidak....
Adrian mengalami pertentangan batin.

Jangan, jangan berbuat bodoh. Atau semua berakhir.
Adrian ingin sekali cepat-cepat menyentuh Elia tapi gadis itu pasti akan salah paham dan semakin membencinya.

*

Ciiit

Sesampai di basement Axton Palace, Adrian memakirkan mobilnya dengan terburu.

Elia yang tengah duduk melamun sontak terhuyung ke depan. Ia kemudian perlahan mundur dan menatap Adrian heran.

Sementara itu, Adrian yang sudah tak sabar mendadak melepaskan seatbelt-nya. Dan hanya dalam satu kedipan mata ia tiba-tiba maju dan meraup kedua pipi Elia. Malam itu ia akhirnya membuat keputusan final. Ia memilih akan menebarkan cinta dan hasratnya di sekujur tubuh Elia tak peduli apapun resikonya.

Selama beberapa detik Adrian sanggup membuat Elia balik menatapnya. Namun karena sudah tak bisa menahan lebih lama, ia kemudian menunduk untuk menyambar bibir Elia lalu benar-benar menciumnya. 

Saat mendapati Adrian tau-tau mencium bibirnya, Elia refleks memejamkan mata. Ia sedikit tersentak dan setelahnya hanya diam. Ia tak berontak tapi juga tak menyambut kecupan Adrian. Benar-benar hanya mematung, memasrahkan  bibirnya di lumat-lumat oleh Adrian dengan begitu cepat dan kasar.

Adrian yang sadar Elia tak memberi perlawanan, seketika diserbu perasaan gembira. Dengan amat mahir ia lalu melepas seatbelt Elia. Ia menarik Elia masuk lebih dekat pada tubuhnya sambil terus memagut bibir gadis itu tanpa jeda.

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant