47 - MISERY

7.3K 282 15
                                    

Dengan kedua tangan terbenam di saku celana, Adrian berdiri sambil menerawang melewati dinding kaca.

Saat itu ia tengah berada di lorong menuju ruangan kantor istrinya, Elia.  Sebelumnya, ia dan Elia sudah membuat janji temu untuk makan siang bersama. Dan kini ia tengah menunggu kedatangan Elia selama sepuluh menit lamanya.

"Adrian" seruan suara feminin seorang wanita mengubah fokus Adrian. Ia pun menoleh dan bukannya mendapati Elia yang datang, ia justru melihat Tiara berdiri di tengah lorong kemudian berjalan mendekat.

"Hai" Tiara menyapa Adrian saat tiba di hadapan sang pria.

"Hai" balas Adrian dengan sapaan yang juga singkat.

"Sedang apa disini?" Tiara lanjut bertanya mengenai kepentingan Adrian di depan ruang kantor sang adik. 

"Aku baru tunggu Elia, kita mau makan siang bareng. Kamu?" Adrian menjelaskan dan balik bertanya.

Tiara membuka bibirnya membentuk huruf o kecil namun kemudian ia menutupnya. Ia pun mengungkapkan tujuan awalnya kesana.

"Sebenarnya tadi aku spontan mau ajak Elia lunch sambil ngobrol. Tapi ternyata dia udah ada janji sama kamu. Well, ya sudah, kalau gitu aku lain kali aja" ungkap Tiara setengah kecewa namun merelakan rencananya gagal.

Adrian mengangguk.
"Next time kalian harus janjian dulu. Elia juga baru sibuk bantu tante Nila buat persiapan audit" katanya memberitahu.

"Oh, iya" Tiara menimpali.
"Kenapa enggak tunggu di dalam?" Ia ganti menyoal Adrian yang memilih menanti dengan berdiri di lorong. 

"Sebentar lagi juga dia datang" kata Adrian sambil menengok ke ujung lorong.

"Elia baru di luar?"

"Iya. Tadi ikut meeting di gedung timur. Bilang baru otw kesini"

Tiara mengangguk paham.
"Pertanda baik ya udah mau di ajak makan siang. Jadi kalian udah baikan?" Tiara berubah membahas kondisi pernikahan adik dan iparnya tersebut.

Adrian menanggapi dengan menyeringai kikuk. "Sebenarnya dia masih belum mau sepenuhnya maafin aku" ia menyampaikan jujur kabar yang tidak terlalu baik.

"But at least, kalian enggak jadi pisah kan? Aku yakin Elia mau membuka hati dia lagi buat kamu" Tiara memberikan dukungannya.

"Itu juga yang aku mau" balas Adrian mengharapkan hal sama.

Kemudian Tiara manggut-manggut.

Sempat hening sesaat, sebelum Tiara membuka lagi perbincangan mereka.
"Adrian..." panggilnya.

Adrian berdiri menyimak dan menunggu Tiara yang seolah ingin menyampaikan sesuatu.

"Mm... sebenarnya hari ini aku mau ajak Elia ngobrol buat minta maaf dan jelaskan semuanya" Tiara berkata.

Adrian merespon niat baik Tiara dengan mengulas seringai tipis.

"Dan juga, mumpung kamu disini ... Aku ingin kasih tau kalau, aku dan Raka... we're together" ucap Tiara.

"Raka?" Adrian memastikan.

"Iya" kata Tiara.
"Jangan salah paham dulu. Aku kasih tau ini karena aku tau hubungan kamu sama Raka enggak begitu baik. Tapi sekarang kita sudah jadi saudara ipar. Dan pasti ke depan kalau ada acara keluarga kalian mungkin akan sering bertemu. Jadi aku harap kita bisa-"

"It's okay, Ti" Adrian buru-buru menyela dan menunjukkan kalau ia paham maksud Tiara.
"Itu adalah hak kamu untuk memilih pasangan. Terlepas dari apa yang terjadi antara aku sama Raka, aku pastikan enggak akan mengganggu hubungan kalian. Aku mungkin enggak suka dia. Tapi, kalau kalian akhirnya bersama... I'm totally fine" Adrian berucap. 

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now