08 - A WAVERING YES

8.9K 294 9
                                    

"So, to Miss-"

"Roselia Ariadinata, would you join me to the stage?" Suara bariton Adrian menggema di dalam megahnya ballroom.

Sebagian besar tamu undangan tampak terkejut terlebih Elia yang namanya disebut.

Vivian - Mama Elia, refleks dari menatap lekat Tiara lalu berpaling ke arah Elia. Vivian bahkan sama sekali tak menduga nama yang disebutkan Adrian justru berakhir pada putri bungsunya. Walaupun tau Elia sudah menyukai Adrian sejak kecil, tapi secara realita, Vivian berpikir Tiara-lah yang lebih berpeluang bersanding dengan Adrian. Sementara Tiara jelas tak kalah syok. Di kursinya ia terpaku antara percaya dan tidak.

.

Elia mengerjapkan mata perlahan dengan bibir sedikit membuka. Ia masih berusaha meyakinkan diri bahwa sedang tak salah dengar ataupun mengalami halusinasi. Sementara perhatian seluruh tamu terus tertuju padanya dan membuat Elia tak kunjung tenang. Banyak yang menanti reaksi gadis itu kini. Tak terkecuali sang ayah, kakak, juga deretan anggota keluarga Axman dan segenap tamu undangan lain.

"Elia..." Vivian memajukan tubuh lalu berbisik pelan di depan telinga Elia yang kebetulan duduk tepat di samping kirinya. Ia berusaha menyadarkan Elia yang masih termangu.

"Elia, would you come up here, please?" dari kejauhan Adrian terdengar mengulangi permohonannya. Pria itu kembali meminta Elia untuk segera naik ke atas panggung. Adrian lalu berjalan menjauhi podium sembari menggengam sebuah hand mic dan menuju ke tengah panggung yang lapang.

"Elia, ayo maju. Adrian sudah tunggu kamu" bisik Vivian lagi diikuti mengusap lembut bahu Elia. Elia menoleh pelan menatap sang mama yang balas mengulas senyum lembut namun terkesan dipaksakan.

Dahi Elia sempat mengerut seolah ada yang janggal. Namun desakan di sekitarnya, juga Adrian yang sudah menanti membuat Elia akhirnya bergeming. Sebelum berdiri, Elia sempat melirik ke arah Bara - sang kakak, yang memasang ekspresi datar. Ia lalu berganti memindai Tiara yang menatap heran, lalu sang ayah, Johan Ariadinata yang tersenyum begitu sumringah penuh kebanggaan.

Dengan jantung yang masih berdegup kencang, Elia pun mengatur nafas. Ia lalu mendengus perlahan. Walau masih setengah percaya namun ia berangsur menggerakkan tubuh. Hingga Elia pun akhirnya bangkit berdiri dari kursi. Elia lalu berjalan memutari meja dan melangkah di antara meja-meja lain untuk menuju panggung.

Elia mengangkat gaun panjangnya yang berwarna pink lembut agar lebih mudah melangkah. Dijejakkan kakinya yang mengenakan heels tinggi lambat-lambat di atas karpet merah yang terhampar lurus menuju panggung. Adrian menunggunya di ujung, sementara berpasang mata di kanan-kirinya memindai intens.

Di beberapa sudut meja terlihat tamu-tamu pesta yang membicarakan Elia ketika gadis itu melintas membelah ballroom.

"Jadi itu ya calonnya Adrian? memang cantik sekali, cocok banget" kata salah satu diantara para tamu.

"Tapi kelihatan masih muda banget ya, jeng? Padahal Adrian sudah kepala tiga kan?" beberapa menimpali.

"Dia itu bungsunya Johan Ariadinata, direktur Aria Corp. Baru aja graduate dari Yale loh Elia itu. Sepertinya mereka ada kerjasama. Mungkin ini perjodohan berlatar belakang bisnis?"

"Jadi kemarin gosipnya Adrian punya pacar ternyata si Elia ini?"

Bisik-bisik di belakang tersebut tak berhenti. Bahkan mereka yang berusia muda juga tak kalah antusias memperbincangkan sosok Elia.

"Bukannya yang baru ada proyek sama Adrian itu Tiara? Tadi bilang deket waktu ada proyek bareng kan?"

"Bukan cuma Tiara, Elia semenjak lulus juga udah masuk direksi Aria. Axton juga ada kerjasama sama Aria. Jadi mereka sering ketemu, mungkin itu maksud Adrian tadi"

Hold Me With Your Lies [COMPLETE]Where stories live. Discover now