Part 8 : Tuyul. bag 2

58K 3.2K 274
                                    


Kamarku berada dipaling pojok rumah, tepatnya disamping dapur.

Kedua adikku sangat takut tidur dikamar yang aku tempati, karena menurut mereka kamarku itu sangat angker dan menyeramkan.

Ya! Memang benar.

Disamping kamarku itu tumbuh sebuah pohon jambu yang lumayan besar.

Meskipun tidak ada lahan kosong disampingnya namun disana ada sesosok kuntilanak yang selalu menangis dan merintih saat malam menjelang.

Tapi aku tidak terganggu dengan kehadirannya, karena aku selalu pura-pura tidak melihat sosok menyeramkannya itu.

Belum lagi banyak sosok anak kecil yang berlarian dan menimbulkan suara berisik karena mereka terus tertawa ditengah malam.

Mereka bermain saat malam, saling mengejar satu sama lain tertawa dengan suara yang nyaring. Dan ini membuatku tak nyaman saat ingin beranjak tidur.

Hantu nenek-nenek juga kerap datang kekamarku, dia terus berdiri dipojokkan kamar, menatapku dengan tatapan menyeramkan. Nenek itu memakai kebaya khas orang jaman dulu.

Matanya berwarna hitam pekat, selalu melotot kearahku. Membuatku ketakutan hingga menyuruh bapak mengubah posisi ranjang tidurku, supaya aku tidak menatap wajah seramnya.

Entah apa yang ia inginkan, aku sudah berkali-kali membuka komunikasi dengannya. Karena kehadirannya itu sangat mengganggu aktivitas tidurku.

Namun hantu itu selalu diam dan tidak mau bicara.
Letaknya yang jauh dari ruang tamu dan kamar utama.

Membuat kamarku jadi terisolir, awalnya kedua orangtuaku memilih menempati kamar itu dihari pertama kami menempati rumah.

Tapi aku mengatakan pada bapak, kalau aku senang menempati kamarku ini.

Mereka akhirnya membiarkanku menempati kamar menyeramkan ini, karena kedua orangtuaku itu sangat tahu, kalau anaknya ini tidak takut dengan yang namanya makhluk halus.

Berbeda dengan kedua adikku yang sangat takut ketika nonton film horror, karena mereka takut pada makhluk halus.

Kedua adikku belum tahu, kalau kakaknya ini bisa melihat makhluk tak kasat mata.

Hanya kedua orangtuaku saja yang mengetahuinya.

Annisa masih kelas lima SD dan fatih masih duduk dikelas dua SD. Wajar saja jika mereka takut pada makhluk tak kasat mata.

Setelah selesai menjalankan aktivitas harian. Pergi dan pulang sekolah, makan, mandi, belajar mengaji, mengerjakan PR, menonton Tv, membereskan buku.

Aku bergegas menuju kamar tidur. Merehatkan tubuhku ini dari rasa lelah yang menjalar.

"Mbak, hati-hati. Nanti ditemenin sama hantu, kaya di film kemarin itu loh" ucap annisa

"Emangnya kamu nonton? Orang kamu langsung lari kekamar juga" ejekku

Wajahnya nampak bete. "Kamar mbak agni kan serem, mbak tidak takut tidur sendirian"

"Tidak takut tuh.."

"Mbak agni tidur sama nisa aja!" pintanya

Indigo Stories - Telah TerbitWhere stories live. Discover now