Part 12 : Museum Kota Tua.

60.5K 3.1K 226
                                    

Aku, Deas dan Dista tengah mencari SMK favorit yang berada di wilayah jakarta barat.

Kami kesana untuk mendaftarkan diri dan juga sekedar melihat-lihat sekolah negeri yang sebentar lagi akan kami tempati.

Kami naik kendaraan umum untuk menuju ketempat tersebut. Jaraknya yang lumayan jauh dari letak SMP kami, membuat perjalanan memakan waktu yang cukup lama.
Untungnya tujuan kami bertiga itu sama.

Ingin masuk kejurusan Akuntansi atau paling tidak Administrasi Perkantoran. Mengingat nilai UN kami yang lumayan bagus dan dapat dijadikan tiket masuk menuju SMK Favorit di wilayah tersebut.

"Habis daftar dan ngeliat sekolah, kita main-main dulu yuk ke daerah Kota Tua !" ajak deas

Dista mengangguk. "Ikut yah agni" pinta nya

"Memang disana ada apa saja?" tanyaku

"Ada museum, bangunan-bangunan tua peninggalan belanda" ujar dista

Aku mengangguk. Aku belum pernah berkunjung kesana sebelumnya.

Sebab aku itu jarang sekali pergi berjalan-jalan keluar rumah, kalau sering pun. Paling cuma berjalan-jalan ke mall saja. Bukan ke museum.

"Katanya di dalam museum itu sangat menyeramkan, kamu tidak takut jika nanti kamu bertemu dengan sosok hantu disana?" tanya deas

Aku menggeleng. "Tidak usah takut lah, kita kan punya Tuhan"

"Untung saja aku tidak bisa melihat hantu. Seandainya aku bisa melihat mereka, aku langsung berubah menjadi orang gila sepertinya..!" seru dista.

Deas nampak menyikut dista.

Matanya seolah mengisyaratkan dista untuk diam, deas merasa ucapan dista itu bisa menyinggung perasaan ku.

"Maaf yah agni" ucap dista

Aku mengangguk. "Makanya, kamu harus bersyukur karena kamu tidak bisa melihat sosok hantu. Coba kalau bisa, sudah bunuh diri kali kamu dis" ejek ku

"Itu kamu tahu" sahut dista

"Yakin mau bunuh diri? Nanti kamu bakal jadi hantu loh dista, jadi salah satu bagian dari mereka" deas mengucapkan nya dengan suara yang diseram-seramkan

"Ish, si deas mah nakutin saja"
Deas nampak terkikik. "Memang bener sih, coba tanya agni kalau kamu tidak percaya"

Aku mengeluarkan senyum jahil nan misterius pada dista. Sambil mengangguk-anggukan kepala, menyetujui ucapan yang dilontarkan deas tadi. Membuat wajah dista pucat pasi, kami yang melihat raut mukanya itu malah tertawa geli.

"Arghh, kalian berdua memang sialan.." makinya

Aku dan deas malah tertawa melihat reaksi dista yang terlihat kesal. Sepanjang perjalanan kami berdua terus saja menakuti dista hingga dia mencubit lenganku.

Suara tertawa selalu terdengar di dalam angkutan umum yang nampak sepi, karena hanya ada kami bertiga penumpang didalamnya.

Sedari tadi kami bertiga terus bercanda, tak terasa kami sudah sampai di tempat tujuan. Setelah membayar ongkos, kami mulai masuk kedalam sebuah jalan kecil.

Indigo Stories - Telah TerbitWhere stories live. Discover now