Part 13 : Perpisahan.

42.6K 2.4K 246
                                    

Kini aku tengah berdiri di lorong lantai tiga. Sambil menatap ke arah lapangan basket yang nampak sangat ramai.

Alunan musik pop yang di mainkan oleh para pemain band, membuat riuh suasana sekolah ku di sore hari.

Belum lagi panggung yang berada di tengah lapangan basket, nampak sangat padat karena hampir seluruh murid di sekolah ku.

Terlihat asyik menggoyangkan tubuh mereka, mengikuti alunan musik dari band tersebut. Band lokal yang beranggotakan murid sekolah ku sendiri.

Aku terus menatap ke bawah, memandangi kerumunan orang yang nampak bahagia. Hari ini sekolahku tengah mengadakan PENSI, sekaligus acara perpisahan untuk murid kelas sembilan yang sebentar lagi akan lulus. Seluruh kelas, harus berpartisipasi dalam acara PENSI.

Mereka menampilkan pertunjukkan yang berbeda-beda. Ada yang menyuguhkan pertunjukkan tari tradisional, modern dance, dance cover, paduan suara hingga pertunjukkan band.

Mereka menunjukkan penampilan yang paling terbaik. Demi mendapatkan hadiah jutaan rupiah, beserta trofi juara jika mereka mampu membuat para guru terpukau, dengan penampilan yang mereka buat.

Di saat semua murid tengah sibuk dengan kegiatan PENSI dan acara perpisahan. Aku malah berdiri sendirian di lorong ini. Sebab aku bukan penyuka keramaian, aku tipikal gadis yang menyukai tempat sepi.

Entah mengapa, aku selalu merasa pusing jika berada di antara kerumunan orang banyak. Belum lagi suara bising, dari sound system yang terdengar sangat nyaring, membuatku merasa tidak nyaman.

Beruntung semua guru terlihat tengah sibuk dengan acara tahunan tersebut. Jadi tidak ada orang, yang akan memakai ruangan di lantai tiga ini.

Deas dan dista. Mereka berdua ikut berpartisipasi dalam acara PENSI.

Mereka itu memang tipikal gadis yang mempunyai rasa percaya diri tinggi, dan mudah bergaul dengan orang lain, bahkan pada orang yang baru dia kenal sekalipun. Berbeda denganku, yang mempunyai kepribadian Introvert.

Aku tipikal gadis pendiam, yang lebih suka tenggelam dalam duniaku sendiri. Susah mendapatkan teman baru dalam waktu cepat. Aku lebih suka berbicara panjang lebar, hanya pada teman yang akrab denganku saja.

Aku menghembuskan nafas pelan. Mataku masih saja menatap ke bawah. Rasanya baru kemarin, aku menjadi murid baru di sekolah ini. Tak terasa tiga tahun telah berlalu dengan sangat cepat.

Meskipun tidak banyak kenangan manis, yang bisa aku ingat di sekolah ini. Tetapi, aku pasti akan sangat merindukan tempat ini.

Aku akan terus mengingat audy, pak tejo dan beberapa orang yang sudah mau mengakui, dan memaklumi kelebihanku.

Menatap terus kebawah, membuatku bosan. Ku lirik jam tangan di pergelangan tangan kanan ku, menunjukkan pukul tiga sore.

Acara PENSI akan berakhir sampai jam lima sore. Itu berarti masih ada sisa dua jam, yang bisa ku habiskan di tempat ini.

Setelah puas melihat acara PENSI di area lapangan. Aku melangkahkan kaki menunju ruang multimedia, yang berada tepat di samping tempatku berdiri.

Aku memasuki ruangan itu sendirian, ruang multimedia yang di pasangi AC tersebut, membuatku nyaman berada di dalam sana. Sembari menyalakan handphone, aku memutar lagu-lagu dari boyband korea kesayanganku.

Indigo Stories - Telah TerbitWhere stories live. Discover now