Part 20 : Ayuningtyas

31K 1.7K 78
                                    

Di pinggiran kota jakarta tempo dulu.

Ada seorang anak perawan yang terkenal cantik di kampung nya. Anak gadis yang mempunyai paras elok rupawan.

Ia di sukai banyak pemuda, bukan hanya pemuda di kampung tapi juga pemuda dari luar kampung. Bukan hanya perjaka saja yang menginginkan nya.

Para tuan tanah yang mempunyai istri lebih dari tiga juga menginginkan gadis ini untuk di jadikan istri muda.

Di mulai dari orang pecinan pemilik rumah bordir dan toko klontong. Para centeng atau jawara, tukang pukul nya sang tuan tanah.

Petinggi kompeni hingga orang nipon. Semuanya menginginkan gadis tersebut untuk jadi milik mereka seutuh nya.

Kecantikan nya yang alami, membuat setiap mata ingin terus memandang nya. Serasa tak bosan, paras cantik milik gadis perawan ini selalu di jadikan objek khayal para kaum lelaki.

Senyumnya yang manis, cara jalan nya yang gemulai, bentuk badan yang menggoda syahwat hingga tutur kata yang lemah lembut. Mampu membuat nya jadi primadona. Setiap gadis banyak yang iri dengan nya.

°°°

Gadis ini bernama ayuningtyas. Anak dari sang tuan tanah yang lumayan terkenal di daerah periok. Gadis ayu yang biasa di panggil ning ini adalah gadis yang rajin. Selalu melakukan tugas rumah tangga tanpa disuruh orangtua.

"Ning !!" panggil sang ayah

"Iya beh.." ning yang kala itu tengah menyapu halaman depan rumah, langsung meletakkan sapu lidi ke samping tembok, lalu berjalan ke dalam rumah

Ia masuk dan mendapati sang ayah tengah duduk di ruang depan, sembari menyeruput kopi pahit kesukaan nya.

"Ada apa beh ?" tanya ning

"Babeh mau ngomong sama elu"
"Ngomong apa beh?"

"Elu kan udah gede, udah saatnya nikah dan punya keturunan. Babeh harap elu bisa cepet nikah, Babeh pengen nimang cucu"

Ning menunduk malu, setiap hari hanya topik seperti itulah yang sering ayahnya perbincangkan. Dalam hati ayuningtyas juga, ia ingin segera mendapatkan suami.

Namun sampai sekarang, belum ada seorang pemuda pun yang dapat menaklukkan hatinya.

"Iya beh, ning ngerti. Tapi ning juga butuh waktu buat nyari suami yang baik buat ning. Kasih ning waktu ya beh"

"Babeh udah tua ning, babeh pengen punya cucu sebelum babeh meninggal. Andai aja enyak lu masih hidup, babeh ga bakal kesepian kaya gini"

Ning juga mengerti tentang perasaan sang ayah. Tapi sampai sekarang pun, dia masih mencari sosok suami idaman untuk nya sendiri.

"Maafin ning ya beh, ning janji bakal nikah secepatnya. Biar babeh seneng"

Sang ayah mengangguk mengerti. Ada rasa kasihan dalam diri lelaki tua ini, anak satu-satunya yang dikenal sangat cantik ini harus rela menjaga dirinya di usia senja. Karena sang istri sudah berpulang ke hadapan tuhan.

Mau tidak mau, sang anak semata wayang lah yang mengurusi segala kebutuhan dirinya.

Waktu terus berganti, hari berganti hari, bulan berganti bulan. Akhirnya hati sang kembang desa mulai tertambat. Ia menyukai seorang pemuda dari kampung sebelah. Rojali namanya.

Indigo Stories - Telah TerbitWhere stories live. Discover now