Part 21 : Bermalam Di Rumah Sakit.

38.5K 1.8K 154
                                    

Rumah sakit.

Apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata rumah sakit. Tentunya kita akan memikirkan, bahwa rumah sakit adalah tempat berkumpul nya orang yang memiliki penyakit.

Entah itu penyakit ringan, hingga penyakit berat. Mereka kesana untuk mendapatkan sebuah pengobatan hingga mereka sembuh.

Bau infus, bau obat, hingga kamar mayat sudah melekat dengan kata  rumah sakit. Kesan angker pun tak luput dari sini. Kalian selalu berpikir bahwa rumah sakit identik dengan kata angker dan seram.

Aku akan menceritakan beberapa pengalaman ku saat berada di sana. Sekitar lima hari lamanya, aku bermalam atau menginap di rumah sakit.

Tempat yang mungkin, kalian hindari.  Karena tak semua orang menyukai tempat tersebut.
Bacalah cerita ku dengan seksama. Karena siapa tahu, dari kalian yang membaca cerita ku. Pernah merasakan apa yang aku rasakan juga.

Bagi kalian yang belum pernah merasakan nya. Aku harap kalian tidak memiliki pengalaman yang sama denganku.

°°°

Dari awal, saat mendengar rumah sakit. Pikiran ku tertuju pada kamar mayat. Karena sewaktu aku kecil, ketika aku berumur enam tahun. Saat menemani bapak menjenguk teman nya, aku malah tersasar hingga ke depan kamar mayat.

Awalnya aku melihat ada seorang anak kecil dengan wajah sangat pucat tengah tersenyum ke arahku. Ada noda darah di bajunya, ia melambaikan tangannya ke arahku, seolah memanggil ku untuk bermain dengannya.

Mungkin karena waktu itu, aku masih sangat kecil dan belum tahu apa-apa mengenai makhluk astral. Aku malah mengiyakan ajakan nya. Aku mengikuti nya hingga ke depan sebuah pintu besar.

Sang anak perempuan tadi langsung menghilang begitu saja. Itu membuat ku bingung. Kemana pergi nya anak tersebut. Bukankah tadi, ia ingin mengajak ku untuk main.

Saat aku sedang kebingungan, datang seorang pria tua. Ia menanyai apa yang tengah ku lakukan di sana. Sang pria tua tersebut berkata, bahwa seharusnya aku tidak bermain di tempat tersebut.

Karena itu bukanlah tempat bermain khusus untuk anak. Melainkan itu adalah kamar mayat. Tempat di mana, para jenazah orang yang sudah meninggal berkumpul.

Saat itu aku menjawab dengan polos nya. Bahwa, ada seorang anak kecil yang tadi mengajak ku bermain. Ia menuntun ku hingga ke ruangan yang di maksud dengan kamar mayat ini.

Aku tidak tahu, mengapa bocah tersebut hilang begitu saja.
Dari raut wajah sang pria tua yang menanyai ku tadi, terlihat bahwa ia tak mempercayai apa yang telah ku katakan barusan.

Pria tua itu melihat ku dengan tatapan tak percaya, anak sekecil ku bisa berjalan di lorong sepi dengan pencahayaan yang temaram ini sendirian. Mungkin, itu sangatlah tak lazim untuk nya.

Beruntung, pria tua itu mau menemani ku keluar dari area tersebut. Ia juga bersedia membantu mencari kedua orangtua ku.

Pria tua ini ternyata adalah seorang petugas kamar mayat. Ia bercerita pada bapak, bahwa ini adalah pertama kalinya ia melihat ada anak kecil yang berjalan sendirian di area lorong kamar mayat.

Karena kamar mayat berada di paling pojok rumah sakit. Tidak banyak pengunjung yang mengetahui area tersebut, termasuk anak kecil seperti ku.

Indigo Stories - Telah TerbitTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon