Part 36 : Teman Kelas ku Bermimpi Hantu.

21.4K 1.4K 95
                                    

Awalnya saat masuk sekolah dasar aku termasuk murid yang periang, suka bergaul dan senang mengobrol dengan teman sekelas. Aku hobi bermain basket dan membaca buku.

Semuanya terlihat menyenangkan, aku bisa berkembang seperti kebanyakan anak pada umumnya.

Namun setelah menempuh bangku sekolah menengah pertama. Perilaku dan kebiasaan ku lama-lama berubah. Aku lebih suka berdiam diri di dalam kelas, tak pandai bergaul dengan teman yang lain. Makin lama, aku menjadi pribadi yang pendiam.

Karena aku mempunyai satu perbedaan, di antara anak-anak yang lain. Aku bisa melihat makhluk halus. Dan menurut teman-teman yang lain, aku ini hanyalah seorang gadis dengan imajinasi yang aneh. Terkadang suka bicara sendiri, suka merasa takut ataupun kaget secara tiba-tiba dan tanpa sebab.

Terlebih lagi, aku memiliki bentuk badan yang berbeda di antara siswi perempuan kebanyakan. Aku mempunyai postur tubuh yang tinggi dan lumayan besar. Aku menjadi murid perempuan tertinggi di kelas. Mereka lebih sering menyebut ku sebagai raksasa, ataupun julukan yang kurang mengenakan lainnya.

Mereka bilang aku ini pembohong, mereka selalu berucap kalau aku ini hanyalah pencari sensasi karena aku tak mempunyai teman.

Seorang gadis berkacamata, melihat sosok makhluk halus. Ini mungkin terdengar konyol bagi mereka. Teman-teman yang lain selalu beranggapan kalau mataku memang bermasalah. Meledek ku, bahwa aku ini hanya salah lihat. Bahkan kata mereka, sosok manusia bisa saja aku katakan sebagai makhluk halus.

Aku adalah minoritas di sekolah. Mereka, teman sekelas ku selalu menjauhi ku. Menganggap aku bukanlah bagian dari mereka. Selalu menganggap ku sebagai seseorang payah yang kerjaannya hanya membaca, berdiam diri di dalam perpustakaan.

Mereka semua akan baik padaku, ketika ada mata pelajaran yang sulit. Di saat ada pekerjaan kelompok pun, saat itulah mereka mengakui keberadaan ku. Dan setelah itu, mereka kembali mengucilkan diriku.

Dari sinilah sifat Introvert ku muncul. Terlalu malas menanggapi mereka, namun di satu sisi juga merasa sedih kenapa harus aku yang di kucilkan oleh mereka.

Membuat ku menjadi pribadi yang tak begitu perduli dengan pendapat orang lain. Dan lebih suka menarik diri dari keramaian yang membuat ku stress.

Aku jadi lebih suka berteman dengan sosok tak kasat mata yang tak bisa dilihat oleh mata normal. Dari masa inilah, aku lebih mengerti bagaimana perasaan makhluk dunia lain meratapi nasibnya di dunia sana. Perasaan takut ku, sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Masa sekolah menengah pertama, merupakan masa kelam yang pernah kurasakan. Titik balik dari perubahan sifat diriku sendiri. Yang awalnya aku adalah gadis periang dan senang berteman. Akhirnya berubah menjadi sosok Introvert yang lebih suka menarik diri dari lingkungan seperti sekarang ini.

Menjadi berbeda itu tidaklah enak. Apalagi kalau sampai jadi bahan pembullyan di sekolah. Menjadi berbeda bukanlah pilihan ku sejak lahir, tapi takdir yang mau tak mau harus aku jalani.

°°°

Aku sering duduk sendirian, entah itu di areal belakang sekolah, perpustakaan, kantin sekolah sampai di dalam kelas pun lebih suka menyendiri.

Sebenarnya aku punya teman. Itupun bisa dihitung jari. Aku mempunyai dua teman, mereka tak pernah menganggap ku sebagai orang yang aneh. Mereka juga tak pernah memanfaatkan ku, untuk mengerjakan suatu hal.

Tapi namanya juga masa sekolah, bersosialisasi adalah hal wajib yang harus di lakukan. Kedua teman ku ini jarang menemani ku. Mereka juga punya teman lain, bukan hanya aku saja. Dan mungkin, temannya itu lebih menyenangkan daripada diriku.

Indigo Stories - Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang