IV

3.1K 221 4
                                    

🥀 After Years 🥀

Malam mencekam dengan aura dingin yang menusuk dan bau khas dari hujan yang turun, membasahi rerumputan hijau dengan seksama. Saat ini, Inaya tengah menatap lurus keluar jendela, menyaksikan bulir-bulir langit itu menari-nari di udara bebas.

Walau tatapannya terlihat kosong, wajahnya terlihat datar, namun tidak dengan fikirannya. Inaya terus-menerus memikirkan perkataan Namjoon dan kejadian malam itu.

Yap, sudah lebih dari 3 hari Inaya berdiam diri di kamar, mengunci diri tak sudi dikunjungi. Sesaat setelah Namjoon mengucapkan kalimat telak waktu itu dengan tiba-tiba angin kencang menghancurkan tembok ruang makan mereka.

Angin yang sangat kencang dan besar itu tak tau berasal dari mana. Semua makhluk terkejut terutama Inaya, bukan kaget lantaran tembok yang hancur melainkan karena ia melihat mereka berubah menjadi sosok buas menyeramkan.

Warna mata yang merah menyala, taring yang terlihat lebih tajam, dan dengkusan yang menakutkan. Mungkin para makhluk immortal itu berubah karna refleks dari pertahan diri atau siaga perlawanan tapi tanpa mereka sadari, wujud asli Vampire menakuti Inaya.

Flashback on

"Siapa yang berani melakukan itu?!" tanya Namjoon dengan mata-nya yang tajam waspada.

"Harus segera di lacak!" timpal suara dingin namun tenang milik Suga.

Kedua belas makhluk abadi itu membalik saat sudah dipastikan tak ada penyerangan dari musuh. Mereka melihat Inaya yang diam bak patung, beku layaknya sudah lama tersimpan dilemari pendingin.

Gerakan kecil dari mata Inaya bertemu tatap dengan mata nyalang Taehyung. Tatapan tajam mematikan miliknya semakin membuat Inaya meringis ketakutan.

Menyadari sudah membuat Inaya tak nyaman, mereka pun mengatur dan menstabilkan diri guna perlahan kembali menjadi sosok manusia yang tenang.

Inaya dengan tertatih membersihkan tenggorokannya yang kering, "Pe-pe-er-misi"

Kegugupan yang Inaya tunjukkan membuat mereka semua diam. Rasa bersalah karena sudah membuat Inaya takut pun mereka rasakan.

Inaya berjalan mundur dengan pelan lalu perlahan menghilang dari ruang makan. Inaya kembali ke kamar tidurnya yang syukur dia ingat.

Lepas kepergiaan Inaya, Namjoon menggeram. "Lakukanlah pelacakan mengenai peneror itu. Aku yakin dia suruhan Zakrarin."

"Biarkan Jimin dan Hobie yang melakukannya," imbuh Jin dan disetujui oleh Jimin dan Hobie.

"Aku akan ke perpustakaan," pamit Suga berlalu dengan santai.

"Dan yang lain maksud ku kalian kembalilah ke kamar," ucap Namjoon memberikan arahan kepada para matte disana.

"Tidak, aku akan menyusul Inaya."

"Jangan Soora-ah, biarkan saja Inaya menenangkan diri dulu." Jin menghentikan langkah Soora, kekasihnya.

"Tapi-"

Dari gelengan kepala Jin dan tatapannya, Soora terpaksa menuruti. Perlahan ruang makan itu kosong ditinggali semua penghuni. Dan Jin sempat bertelephaty dengan tiga pelayan untuk memperbaiki dinding tembok yang telah hancur.

Flashback off

Mengingat semua kenangan yang baru-baru ini menganggu Inaya bukanlah perkara yang mudah. Sebenarnya Inaya bosan terkunci sendirian di dalam kamar tapi ia terlalu muak untuk keluar.

Setelah melewati empat malam disana, Inaya seolah dipaksa sadar bahwa semua yang terjadi bukanlah mimpi semata.

Kenyataan.

Terlalu menyedihkan jika terus-menerus mengutuk takdir, Inaya merasa perlu menghirup udara segar. Ia beranjak dengan berat hati dari kasurnya dan memilih membuka pintu kamar, melangkah menjajaki tiap lorong panjang yang sedikit gelap hanya sinar matahari sebagai penerang.

Langkahnya membawa Inaya ke balkon bangunan dimana manik hazelnya bisa menyaksikan lukisan-lukisan alami dari Tuhan.

Hujan sekarang agaknya mulai reda memberikan semilir angin yang sejuk dan dari atas balkon, Inaya bisa melihat sekelompok orang yang ia kenali sedang berkumpul di taman yang besar nan luas.

Inaya merekam menggunakan matanya beberapa sepasang kekasih tengah bemesraan, sedikit membuat Inaya jengah karena jujur saja ia tidak memiliki kekasih saat ini, di tempat ini maupun di tempat asalnya sana.

Di sisi lain terdapat dua orang pemuda yang tengah berlatih kekuatan mereka. Saling pukul, saling banting, saling tendang, mereka lakukan dengan ditemani tawa lucu penuh canda yang terlontar.

"Haruskah aku mendekati mereka?"

Ketika Inaya bergumam, semua mata yang berada di bawah mengalihkan pandangan ke atas. Mungkin para Vampire itu bisa merasakan bau manusia yang masih sangat melekat di badan Inaya.

 Mungkin para Vampire itu bisa merasakan bau manusia yang masih sangat melekat di badan Inaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******************🥀🥀🥀*******************

Walau cerita ini udah end
tapi gak papa yaa buat di vote
Hehe, terima kasih 🥰

Augustus 8th, 2019.
(Revisi pertama. March 10th, 2022)

After Years || KTH BTS ✔️Where stories live. Discover now