VIII

2.1K 160 0
                                    

🥀 After Years 🥀

Indahnya pemandangan yang menyejukkan mata dengan udara segar hasil dari pepohonan rindang yang memiliki hijau-nya dedaunan mampu meningkatkan serotin pada jiwa.

Kini, Inaya tengah memanjakan dirinya dengan duduk bersila di atas rumput di taman belakang bangunan kastil tua itu. Dia benar-benar kagum akan arsitektur tempatnya tinggal sekarang.

Inaya memang sangat menyukai sesuatu hal berbau sejarah bahkan ia sering menonton film bergenre history dan selalu bertanya apakah suatu saat ia bisa mengunjungi salah satu saja dari bangunan-bangunan bersejarah tersebut.

"Sudah cukup mengagumi rumah kami?"

Pertanyaan dengan nada dingin yang tiba-tiba datang membuat Inaya secara refleks menolehkan kepalanya tepat ke asal suara.

"Cukup indah," balas Inaya singkat.

To be honest, jantungnya saat ini tengah bergemuruh laksana hujan lebat diiringi angin badai akan datang. Sehebat itu atensi pria yang berada di dekatnya saat ini. Pria yang memang menarik afeksi Inaya jauh bahkan sebelum mereka bertemu secara langsung.

"Ingin menanyakan sesuatu?" tanya laki-laki itu kembali.

Percayalah bahwa kini Inaya sedang mencengkram pakaiannya. Sudah dari kemarin Inaya menggunakan pakaian yang diberikan oleh wanita lainnya di tempat itu. Sebuah gaun yang sedikit mengembang dibagian bawahnya tapi tidak terlalu mengembang juga.

Inaya terpaksa menggunakan pakaian tersebut karena ia tidak membawa pakaian ganti sama sekali kecuali kemeja putih dan celana jeans yang dipakainya sejak awal datang ke sana.

"Eemm...kenapa kalian bisa tinggal di sini?" tanya Inaya.

Laki-laki yang awalnya berdiri tadi pun ikut duduk di samping Inaya, menikmati nikmatnya udara dan pemandangan sekitar.

"Jangan berfikir aku akan berbicara banyak kepadamu," jawab orang itu dingin, mungkin cukup dingin jika dibandingkan dengan es batu.

Mendengar jawaban yang sedikit menyakitkan bagi Inaya membuatnya sedih karena ia tak menyangka bahwa laki-laki yang ia sukai ternyata tak begitu se-menyenang-kan yang terlihat.

"Jika tak mau bercerita jangan tawarkan!" ketus Inaya.

Kemudian laki-laki itu pun berdiri, melengos begitu saja meninggalkan Inaya yang bingung akan sikapnya yang tak mudah di tebak.

"Apa menjadi Vampire merubah sifatnya juga? Taehyung terlihat sangat ramah di media kemarin-kemarin."

🥀

Ditempat lain terdapat seorang pria yang berjalan santai di lorong kastil dengan senyum kecil terlukis di wajahnya.

"Eoh! Taehyung-ah?"

Yang dipanggil pun memberhentikan langkahnya.

"Eoh Hobie hyeong. Wae?"

"Ada apa dengan mu? Habis memburu?" tanya Hobie lagi, ia sedang memegang beberapa gulungan kertas mungkin baru keluar dari perpustakaan.

"Aahh...aniyo hyeong. Aku tidak memburu apapun," balas Taehyung sambil tersenyum kotak.

"Aeyyyyyy...Sepertinya kau sedang senang. Ada apa?" Agaknya Hobie tengah menggoda Taehyung.

"Ahh! Hyeong?...bukankah kau sedang terburu-buru?" elak Taehyung mencoba mengubah topik pembicaraan.

"Hahaha kau tak bisa membohongi ku Tae-ah. Baiklah aku akan pergi sekarang. Kau tau? Sejak penyerangan tiba-tiba di ruang makan itu aku harus melakukan banyak perkerjaan. Jalga," kata Hobie sedikit menggerutu namun masih dengan nada jenaka-nya.

"Ne."

*******************🥀🥀🥀*******************

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******************🥀🥀🥀*******************

Sangat pendek ya chapter ini?
Women juga gak tau kenapa pas buat chapt ini terlalu pendek kemarin, hahah.

Semoga tetap bisa menghibur 🙏

Augustus 18th, 2019.
(Revisi pertama. March 15th, 2022)

After Years || KTH BTS ✔️Where stories live. Discover now