XXX

1.4K 87 3
                                    

🥀 After Years 🥀

"Sudah di mulai Lunä," lapor informan muda itu sambil tersengal.

"Hmm."

Hanya desahan berat yang mampu Eunhye keluarkan saat ini. Diri-nya tengah dipikul banyak hal.

Bohong jika perkelahian mereka kemarin tidak membuat Eunhye kepikiran. Hanya karena ingin terlihat tegas, Eunhye terpaksa memberikan pelajaran pada adiknya.

"Dimana Nami?"

"Dia bilang mau mencari udara segar setelah Kiara mengobati-nya semalam. Mungkin sekarang masih berkeliling di sekitar sini."

"Oppa? Apa...jika aku memerintah untuk menolong mereka, apa itu salah?"

"Heol?! Sejak kapan kau membutuhkan opini ku? Lagi pula, jika kakek dan paman telah memilih mu menjadi pemimpin maka semua keputusan mu itu mutlak."

Jika dilihat dari kriteria yang lain, Seonho jauh lebih pantas menjadi Alpha untuk pack ini tapi status keturunan lebih unggul Eunhye dibanding Seonho yang hanya anak dari pelayan Alpha terdahulu.

"Kalau begitu, perintahkan seluruh Werewolf jantan untuk membantu mereka. Jika ada female yang ingin ikut, pastikan keseriusan dan konsekuensi-nya."

Saat Eunhye hendak melakukan persiapan, Seonho menarik lengannya-menghentikan sejenak Eunhye yang panik.

"Jika sesuatu terjadi pada mu atau keluarga kita yang lain, sumpah ku untuk mematuhi mu akan aku langgar. Aku tidak ingin kehilangan lagi."

🥀🥀🥀

"Tae, tolong katakan pada ku. Aku benar-benar tidak mengerti!"

Inaya menghempaskan tangan Taehyung untuk melepaskan genggaman itu, membuat pelarian mereka sempat berhenti.

"Dari tadi aku bertanya tapi kau tetap diam! Tolonglah jelaskan pada ku. Katakan sesuatu Kim Taehyung!"

Walau sudah menjadi monster abadi dan memiliki kekuatan listrik di tubuhnya, Taehyung masih merasa takut dan panik. Ia khawatir pada nasib semua orang yang disayangnya termasuk Inaya-tadikrnya.

"Kau ingat tentang Zakrarin, kan? Mereka disini....disana, Nay! Di depan sana melawan yang lain!"

Mata Inaya bergetar, perlahan ia paham dengan asumsi yang disatukannya sendiri.

"K-kalau begitu kita harus bantu mereka. K-kenapa kita malah berlari ke hutan?"

Aarrgghh...

Taehyung meraung! Dia benar-benar dilema saat ini. Setelah meneguk ludah guna menetralisir rasa cemas, Taehyung meraup wajah Inaya.

"Aku tak akan membiarkan mu terluka Naya-ah. Ayo kita pergi lagi. Katakan padaku jika kau lelah. Aku akan menggendong mu," kata Taehyung memberikan keyakinan penuh pada Inaya.

Namun, Inaya mencengkram kedua pergelangan tangan pria itu dan tersenyum lembut.

"Mereka membutuh kan mu Tae. Jika alasan Vampires itu untuk mengahabisi kalian maka aku bukan tujuan mereka. Aku masih bukan keturunan atau bagian keluarga Luzard."

Inaya tahu seberapa chaos keributan di gerbang depan kerajaan mereka. Teriakan J-Hope pun menusuk pendengaran Inaya.

"Tidak! Aku tidak mau kau terluka."

"Di banding aku, anugerah yang kau punya jauh lebih berguna untuk mereka. Jungkook pernah bilang kalau kau memliki kekuatan besar itu. Aku bisa berlari dengan cepat."

"Tapi-"

Inaya langsung memotong ucapan Taehyung, "Katakan saja pada ku arah mana aku harus pergi?

Taehyung diam lebih memusatkan perhatiannya pada satu titik di tanah. Kemudian, ia menggeleng cepat dan menarik tangan Inaya untuk lanjut berlari.

"Kau tanggung jawab ku sekarang jadi percepatlah langkah mu dan jangan berdebat!"

Harusnya kisah mereka memiliki alur romantis jadi Inaya bisa merasa berbunga-bunga saat ini karena perhatian Taehyung pada-nya.

"Halsueobseo,* Kim Taehyung-ssi." *(Aku tidak bisa melakukannya).

Berhasil menghentikan ajakan Taehyung, pria itu menerima tatapan intens dari manik Inaya.

"Aku senang kau mengkhawatirkan ku tapi aku tau kau tidak akan senang jika sesuatu terjadi pada keluarga mu. Aku akan terus berlari, kalau aku lelah aku akan bersenyembunyi, aku akan mencari tumbuhan atau buah-buahan di dalam hutan yang aromanya menyengat sehingga bisa sedikit menutupi aroma darah ku."

Hening.

"Tae, We're running of the time!"

"Geurae. Masuklah ke dalam hutan, lurus saja sampai kau lihat ada perbukitan kecil naik ke situ, dibelakangnya ada goa. Tempat teraman bagi kami untuk bersembunyi."

Inaya mengangguk paham.

Saat suara dentuman lagi terdengar di dalam kerajaan, Inaya dan Taehyung saling pandang untuk waktu yang sebentar tanpa sadar Inaya memeluk pria di depannya dengan erat.

"Aku tau kau tidak menyukai di awal kita bertemu tapi janji mu untuk menjemput ku lagi harus kau tepati. Dorawayo.*"
*(Kembalilah).

Taehyung membalas pelukan itu dan dapat Inaya rasakan bahwa kepala Taehyung mengangguk disamping atas kepala-nya.

Setelahnya, mereka berlalu ke lawan arah. Tapi belum sampai dilangkah ke lima, kedua makhluk berbeda itu berbalik badan. Entah siapa yang lebih dulu atau memang kedua-nya saling tertarik layaknya magnet untuk menyatukan dua benda kenyal di wajah mereka.

Tautan bibir pink dan ranum itu menjadi saksi bahwa Taehyung telah sepenuhnya mengklaim Inaya. Mengantarkan rasa nyeri di dada mereka masing-masing tepat dimana tanda matte itu berada.

Bayangan akan mereka berdua terlintas di pikiran Inaya ketika menutup matanya. Ia mengingat ucapan Jin tentang ciuman ini dan ia pun melingkarkan tangannya di leher Taehyung mengisyaratkan untuk lebih memperdalam ciuman mereka.

Dan waktu seakan berhenti berputar.

Ciuman itu tak berlangsung lama, mereka berdua paham jika sekarang bukan waktunya beradu romansa.

"Ku rasa, aku telah mencintai mu lebih dari seorang idol."

Taehyung tertawa kecil, "Jangan berhenti berlari, aku akan menjemput mu disana."

Disisi lain, senyum Zakrarin mengembang. Mengetahui bahwa Inaya sudah menjadi satu garis keturunan Luzard.

*******************🥀🥀🥀*******************

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******************🥀🥀🥀*******************

Asap I'm back heheeh
Tiga chapt dulu yaa

Maacih xoxo.

October 28th, 2019.
(Revisi pertama. August 14th, 2022)

After Years || KTH BTS ✔️Where stories live. Discover now