XXXIII

1.4K 77 4
                                    

🥀 After Years 🥀

"Untuk apa kau kemari? Ini bukan wilayah mu," ketus seorang pria yang bermata emas tua.

"Kami harus bertemu dengan Aheim," balas Nami to the point.

"Kau siapa? Seorang Werewolf datang ke sini tiba-tiba. Apa kau lupa perjanjiannya?" ujar pria lainnya.

"Ini mendesak!" jawab Nami mulai jengkel.

"Ada apa ini?" tanya seorang pria yang tiba-tiba datang. Inaya melihat sesosok itu bertubuh gagah dengan otot yang kekar, tubuh tinggi dan kulit putih, dengan rambut brunette dan bibir tipis, sungguh perpaduan tajam dan tegas.

Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris sehingga Inaya bisa mengerti percakapan saat ini. Seperti-nya alasan mereka menggunakan bahasa internasional karena Aheim bukan orang Asia apalagi Korea. Itu tergambar dari warna mata yang sebiru laut.

"Zakrarin memulai penyerangan," balas Nami tanpa ragu. Dapat Inaya lihat respon tak suka dari dua pria yang tadi menghalangi mereka.

"Lalu?"

"Mereka menyerang Bangtan. Keturunan terakhir Luzard, Aaahhh! Kesal sekali aku harus menyebut nama itu!" keluh Nami melipat tangan ke depan badan.

"Apa perduli ku?" lagi, Aheim menjawab cuek.

"Ku mohon tolong bantulah kami," pinta Inaya lirih. Sakit yang ia tahan membuat kepala-nya berdenyut dan tubuhnya melemas. Untunglah ia bisa bertompang sedikit pada Nami.

"Kau?!! Kau siapa? Oh wait! Kau manusia?" tanya Aheim baru sadar keberadaan Inaya.

"Hahaha, tidak diragu-kan bangsa serigala memang memiliki bau yang sangat menyengat, hingga aku sempat tak terdeteksi darah segar ini," lanjut Aheim menyeringai.

"Iya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya. Dia masih menjadi manusia dan dia matte salah satu dari mereka." Nami memberikan penjelasan.

"How exciting. Tapi Ini bukan perdebatan ku," balas Aheim sambil berjalan memalui mereka.

Nami rolling eye, bisa dibilang Nami adalah sosok Werewolf yang pemberani. Berani masuk ke kandang lawan seorang diri bahkan memberi sedikit gesekan perkelahian.

"Kau mau bantu atau tidak?!"

"Hey, tenanglah gadis kecil. Ini wilayah ku. Apa kau tidak menyayangi hidup membosankan mu itu?" jawab Aheim terpana pada tekad Nami.

"Cih," desis Nami tak suka.

"Lagi pula, kau bangsa serigala kenapa mau ikut campur dalam penyerangan ini? Yang aku tahu pack Selatan sangat membenci Luzard."

"Karena kakak ku yang bodoh itu bersama mereka. Aku tidak mau dia terluka dan membuat ku semakin membenci Luzard beserta keturunannya."

"Apa untungnya bagi kami jika harus menolong? C'mon kau tau maksud ku, bukan?" tanya Aheim lagi.

"Kau bisa menguasai daerah Zakrarin. Kau tau kami tak membutuhkan itu. Jadi tolong bantu kami." Bukan Nami yang menjawab melainkan Inaya.

"Hemmm...bagaimana jika aku menginginkan darah mu?" tawar Aheim dengan penuh seringaian di wajahnya.

Nami menarik tubuh Inaya agar berada di belakang tubuhnya dan ia menatap nyalang Aheim. Sungguh gadis ini tak kenal takut!

"Baiklah. Tapi kau harus berjanji untuk melindungi mereka semua," jawab Inaya setuju tanpa tau maksud dari permintaan Aheim tersebut.

Nami sedikit tersentak, ia menatap Inaya heran sekaligus mengasihani kepolosan kaum manusia tentang kehidupan mereka sebagai dark side creatures. Tapi Nami berusaha menetralkan ekspresi-nya kembali agar tak terlihat sudah mulai perduli pada gadis biasa itu.

"Sungguh mengagumkan! Rasanya jàvu. Aku pernah menyaksikan cinta seperti ini. Baiklah, kalau begitu suruh anak buah kita bersiap dan segera menuju ke kastil Luzard," pinta Aheim kepada dua pria yang sedari tadi diam memperhatikan.

🥀🥀🥀

"Taehyung-ah bertahanlah," Jimin menopang kepala Taehyung di lengannya.

"Hoseok-ah! Bantu aku halau mereka!" Teriak Jin dan J-hope mencegat para musuh mendekati Jimin juga Taehyung. Soora berlari secepat kilat mendekati mereka.

"Mianhae. Aku tidak bisa melepaskan pedang ini. Ini timah perak," ujar Soora merasa bersalah.

"Tae bertahanlah, eoh." Tangan Jimin mengelus puncak kepala Taehyung yang sudah pucat pasi.

"Sayang sekali aku harus kehilangan musuh terfavorit ku itu," sindir Zakrarin penuh kemenangan.

Bughhh...

Zakrarin terpental namun bisa kembali keposisi semula. Jungkook baru saja memukulnya dengan kekuatan yang masih tersisa.

"Ji..jimin..ah tolong ka-kaau jemput Inaya nan-ti." Bahkan untuk bicara pun Taehyung sudah kehabisan tenaga.

"Ya! Apa yang kau bicarakan? Kau yang akan menjeputnya bukan aku jadi bertahanlah." Tanpa sadar, air mata Jimin jatuh dan ujung hidungnya memerah.

Banyak musuh yang mendekati Jimin dan Taehyung—mengambil kesempatan ini berusaha menghentikan Jimin agar tak membawa Taehyung menjauh dan menyelamatkan nyawa pria itu tapi para Werewolf dan Vampire wanita memberikan perlindungan dan pertahanan.

🥀🥀🥀

"Dimana mereka? Kenapa tidak ada di belakang kita?" tanya Inaya pada Nami ketika mereka tengah menuju ke kediaman Bangtan.

"Mereka sudah ada di depan kita. Siapa namamu?"

"Inaya."

"Mereka Vampire, lebih cepat dari ku.  Kaki ku sedang terluka jadi tidak bisa pergi dengan cepat," jelas Nami dan Inaya mengerti.

"Siapa nama mu dan siapa kakak mu itu?"

"Nami, itu nama ku. Eunhye, kakakku."

"Apa hubungan kalian dengan Bangtan?"

"Jangan banyak tanya. Kalau kau ingin istirahat, aku akan mengubah wujud ku dan kau bisa tiduran di punggung ku. Sakit di dada mu sepertinya sangat perih."

"Yeah begitulah?" cicit Inaya.

"Suara mu sungguh kecil dan pelan Naya-ah. Beruntung lah aku seekor serigala yang bisa mendengar dengan tajam. Bibir mu juga pucat." Nami kemudian mengubah wujud tubuhnya dan menyuruh Inaya untuk menunggangi-nya lagi.

Mereka berdua menuju ke tujuan secepat yang Nami bisa.

*******************🥀🥀🥀*******************

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******************🥀🥀🥀*******************

Sesakit itu ya Tae di tikam timah perak?

I'll Be right be as soon as possible 🥰

November 9th, 2019.
(Revisi pertama. September 27th, 2022)

After Years || KTH BTS ✔️Where stories live. Discover now