Bab 5

3.4K 163 0
                                    


Seperti biasa, Briana bangun pukul lima pagi, pergi mandi kemudian membantu ibunya untuk memasak sarapan serta membuat bekal untuk makan siangnya.

Hari ini Briana berangkat lebih pagi, karena seperti biasa sang mama tidak bisa mengantarkannya ke sekolah dan sialnya lagi cuaca sangat dingin, maka dari itu Briana memakai hoodie kesayangannya.

Dua puluh menit telah berlalu sejak pukul enam pagi, ia menunggu bus yang biasa ia tumpangi, menghela napas, agak panik karena bus itu belum juga terlihat.

Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di depannya, sang pemilik mobil membuka kaca jendelanya, dan ternyata itu mobil Nico.

"Hei, mau berangkat bersama?" tawarnya pada Briana.

"Ngrepotin nggak nih?" tanya Briana yang dibalas gelengan oleh Nico.

"Enggak kok," setelah itu Briana membuka pintu mobil dan duduk disebelah Nico di kursi penumpang.

"Lo nggak bawa mobil sendiri?" tanya Briana pada Nico.

"Biasanya nyetir sendiri sih, tapi lagi males bawa sendiri soalnya gue juga harus nyicil nih materi," jawab Nico sambil menujukkan sebendel materi kimia.

"Lah lo rajin banget, biasanya cowok kalo disuruh belajar males," heran Briana.

"Gue seneng kimia sih, jadi ya enjoy aja," jawab Nico santai.

"Well, kalo gue sih paling nggak mood tuh sama ilmu eksak, pusing yang ada," keluh Briana.

"Oh gitu, harusnya lo berusaha buat suka pelajarannya meskipun pelajaran itu susah, kalau lo suka maka semuanya akan terasa lebih mudah" jelas Nico pada Briana.

"Oh iya, biasanya gue kalo belajar eksak gini, sambil dengerin tuh musik klasik, meningkatkan konsentrasi belajar," tambah Nico.

"Oke gue coba deh kapan-kapan," balas Briana.

"Mau belajar sama gue nggak?" tanya Nico.

Briana mengerjapkan mata sesaat, tidak percaya dengan apa yang ia dengar, "Eh, beneran lo mau belajar sama gue?" tanya Briana  tidak percaya.

"Hem, kalau lo mau sih, sekalian ikut gue bimbingan, gurunya enak kok yang ngajarin," jelas Nico.

"Lain kali aja deh, takut ganggu lo," tolak Briana.

"Oh, oke deh," balas Nico singkat.

Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka, Nico sibuk membolak-balikkan kertas materi sedangkan Briana mendengarkan musik melalui earphone yang tersambung pada ponselnya, sambil memejamkan mata.

Setelah kurang lebih dua puluh lima menit mereka sampai juga di sekolah.

"Tuan Muda, kita sudah sampai," kata supir Nico.

"Eh, terima kasih Pak sudah mengantar saya," jawab Nico sopan, lalu membangunkan Briana yang ketiduran.

"Eh, Brie, kita udah nyampe nih," kata Nico sambil mengguncangkan lengan Briana, hingga gadis itu terbangun.

"Eh, sorry gue ketiduran,  omong-omong makasih ya tumpangannya," balas Briana sambil tersenyum lima jari.

Setelah itu mereka turun dari mobil dan segera menuju kelas masing-masing.

***

Bel pelajaran jam pertama berbunyi, Bu Rika sang guru biologi memasuki kelas Briana sambil menenteng tas kain berisi buku tugas para siswanya.

"Anak-anak buka modul halaman 127 tentang  Fotosintesis." titah sang guru.

"Baik Bu," semua murid tak terkecuali Briana membuka halaman yang dimaksud, lalu menyimak apa yang mulai ditulis oleh Bu Rika di papan tulis.

Between Love and Dream (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum