Bab 6

3.1K 162 0
                                    


Tak terasa hampir tiga bulan ini Briana selalu berlatih soal dengan seorang Nicholas, begitu pula dengan hubungan mereka yang semakin dekat. Briana akui seorang Nico mampu membuat tawanya kembali saat ia lagi-lagi dibuat kesal. Alasan itu pula yang membuatnya jatuh hati pada seorang Nico hanya dalam waktu tiga bulan.

Bahkan rumor jika Chelsea yang akan melabrak siapa saja yang ingin merebut Nico, lama tak pernah terdengar, dan jika itu benar Briana tidak mendapatkannya atau mungkin setidaknya belum.

Hari ini, setelah pulang sekolah, ia dan Nico akan berkencan. Apa bisa menonton film  berdua di bioskop disebut kencan, bahkan keduanya belum tau bagaimana perasaan masing-masing.

***

"Terima kasih Nic, udah mau nganterin gue pulang," kata Briana sambil tersenyum.

"Sama-sama," balas Nico dengan senyum tak kalah manis.

Briana melepas seatbelt, lalu bergegas membuka pintu mobil Nico, tapi sebelah tangannya dicegah oleh Nico, sehingga ia menoleh dan terduduk kembali di kursi penumpang. Tiba-tiba saja Nico mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi Briana dingkat,  membuat gadis itu membeku ditempatnya.

"Ehm, Briana sepertinya gue suka sama lo," ucap Nico cepat.

"A-apa lo bilang?" tanya Briana yang masih belum sadar dari kebekuannya.

"Kapan-kapan, gue boleh main ke rumah lo ya," ucap Nico mengalihkan pembicaraan.

"Oh O-oke," jawab Briana gugup sambil menormalkan debaran jantungnya. Demi Tuhan bagaimana tidak gugup, Nico baru saja mencium pipinya, dan ia jelas remaja normal.

Setelah ia turun dari mobil Nico, ia buru-buru masuk ke rumah dan langsung berjingkrak-jingkrak kesenangan di dalam kamarnya.

***

Keesokan harinya ia berangkat sekolah dengan perasaan yang sangat senang. Sesampainya di kelas, bahkan teman-temannya menanyakan kewarasannya. Pasalnya Briana senyam-senyum tidak jelas, mengusap pipinya sendiri, lalu merona. Briana sudah gila! itulah yang ada di otak teman sekelasnya.

"Eh Brie, lo masih waras kan, dari tadi senyam-senyum," ledek Alexa, namun yang diledek bukannya marah malah tambah senyum lebar sambil mengusap pipi kanannya yang kemarin dicium oleh Nico.

"Bener-bener edan nih bocah," ujar Alexa sambil menggelengkan kepalanya, bingung dengan sikap sahabatnya hari ini.

Bahkan saat pelajaran Matematika pun Briana menjadi semangat untuk menjawab soal, efek jatuh cinta yang positif, lanjutkan!

Sedangkan teman-teman Briana hanya heran dengan tingkahnya hari ini. Biasanya Briana paling malas dengan ilmu eksak, tapi sekarang dia malah jadi yang paling rajin, efek seorang Nico memang besar pada otak Briana.

Bel istirahat pertama, Briana  menggambar wajah Nico pada sketchbooknya. Ia sangat bahagia, namun ada sedikit keraguan apakah perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, ia baru mengenal Nico tiga bulan ini.

Tiba-tiba ada yang merebut sketchbooknya, "Lo yang namanya Briana," tanya cewek super cantik di depannya.

"Iya gue," jawab Briana, bingung dengan siapa cewek cantik di depannya.

Cewek itu melirik gambar Briana sekilas, "Ini gambar Nico?" tanya cewek itu. Sedangkan Briana hanya menunduk malu.

"Ups," kata cewek cantik itu merobek hasil karyanya lalu dengan cepat menarik tangan Briana secara kasar, "Ikut gue!" paksa cewek itu menyeret Briana ke belakang sekolah.

"Lo mau ngapain sih, lepasin, sakit tangan gue," bentak Briana.

"Jauhi Nico," perintah cewek itu, "Nico itu pacar gue,"

Between Love and Dream (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang