Bab 28

9.2K 239 5
                                    


Nara berteriak, namun tak ada suara yang bisa keluar, mulut gadis itu disumpal kain dan plester. Tubuhnya diikat di sebuah kursi kayu.

Ingin rasanya ia mencakar wajah cantik di hadapannya yang sedang memamerkan seringai menakutkannya, ditangan gadis itu terdapat sebuah pistol jenis Glock. Nara menelan ludah dengan susah payah, membayangkan peluru senjata itu melesat ke bagian tubuhnya, apalagi jika sampai menembus jantung atau tengkoraknya. Ia bergidik ngeri membayangkan akan ada banyak darah yang tertumpah begitu saja.

"Kenapa? Kau takut?" tanya wanita yang kini mengayun-ayunkan pistolnya, sambil tersenyum lebar.

Nara hanya mendelik dengan ekspresi takut, ia belum siap mati.

***

Joshua baru saja kembali dari Seoul saat mendengar berita adiknya menghilang, menurut dugaan, adiknya itu diculik oleh orang suruhan Chelsea Winston. Joshua menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya, wanita itu selalu saja merusak kebahagiaan adiknya.

"Awas saja kau Winston, kali ini aku tak akan segan menjebloskanmu ke penjara," gumam lelaki itu sambil mengepalkan tinjunya.

Setelah itu, ia mencari berita apapun tentang Chelsea Winston yang ternyata kini berprofesi sebagai model kelas B di Amerika, namanya terkenal akibat skandal yang sering dibuatnya, bukan melalui prestasinya. Tak susah mencari informasi tentang wanita satu itu, terutama laman media sosialnya bahkan beberapa jam yang lalu wanita itu mengunggah foto pistol Glock 17  yang disertai share lokasi. Wanita itu terlalu berani ambil risiko, karena mengunggah foto  disertai share location dengan sangat santai, tak sadar jika dirinya akan jadi incaran polisi setelah ini.

"Setelah aku melenyapkannya, kita bisa bersama, Sweetheart" begitulah caption pada gambar yang diunggah pada laman jejaring media sosial miliknya.

"Sudah kubilang dari dulu kau itu pejahat amatir," cibir Joshua sambil mengulas senyum tipis.

Setelah itu ia menghubungi ke departemen kepolisian kota New York untuk langsung menuju lokasi penyekapan adiknya.

***

Nico baru saja sampai di sebuah rumah mewah bergerbang tinggi yang ada di deretan Travis Ave, New Springville. Ia mengendap-endap masuk saat melihat dua penjaga yang bertugas di halaman depan rumah itu.

Belum sempat mencapai pintu masuk ia jatuh tersandung, dan jatuh berdebum keras di halaman yang sialnya dua penjaga itu mendengarnya, lalu mau tak mau ia harus bertarung melawan dua penjaga itu hingga membuat mukanya sedikit lebam, hidung berdarah dan sudut bibirnya yang robek, meskipun terluka ia berhasil menang dan membuat lawannya mengerang kesakitan.

"Untung gue nggak pernah mau pake 'stuntman' saat adegan laga," ujarnya bangga.

Dengan segera ia menelusuri satu per satu ruangan yang ada di dalam rumah itu. Setelah memutari rumah yang lumayan luas itu, Nico akhirnya menemukan Nara dalam keadaan terikat, disana ada Chelsea Winston yang bertindak brutal sedang menampar dan meninju pipi Nara berulang kali. Matanya melotot tak terima atas perlakuan kasar gadis itu terhadap gadisnya.

"Hentikan Chels, kau bisa membunuhnya," hardik Nico sambil menarik tubuh Chelsea menjauhi Nara yang kesadarannya mulai menipis.

"Kau tak usah ikut campur Nico," balas wanita itu tak kalah tajam.

"Kau jangan macam-macam padanya Chels," kata Nico sambil melepaskan ikatan yang ada di tubuh Nara.

"Kau mau bawa kemana dia Nic, dia masih tawananku," Nico tak memerdulikan ucapan Chelsea dan terus melangkah sambil menuntun Nara untuk keluar dari rumah itu.

Between Love and Dream (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant